Berita Bulungan Terkini

Profil Syarwani, Putra Lurah Kini Menjadi Bupati Bulungan, Lulus Sarjana Jangan hanya Ingin Jadi ASN

Jalani hidup seperti air mengalir. Itulah ungkapan Syarwani, SPd, MSi, putra seorang Lurah di Tanjung Palas yang kini menjadi Bupati Bulungan.

Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Sumarsono
tribunkaltara.com
Bupati Bulungan Syarwani menerima cinderamata dari Pimpinan TribunKaltara.com Sumarsono usai disuksi santai di Kedai Leppa’ Komai, Tanjung Selor, Bulungan. 

TRIBUNKALTARA.COM - Jalani hidup seperti air mengalir. Itulah ungkapan Syarwani, SPd, MSi, putra seorang Lurah di Tanjung Palas yang kini menjadi Bupati Bulungan saat diskusi santai bersama Tribun Kaltim di Kedai Leppa’ Komai, Tanjung Selor, Bulungan.

Putera seorang Lurah di Tanjung Palas Hulu, Bulungan ini tak menyangka dirinya bisa menduduki jabatan seperti sekarang. Berikut wawancara eksklusif bersama Syarwani:

Bisa diceritakan perjalanan politik Anda, dari seorang lulusan Sarjana Pendidikan akhirnya sukses di Legislatif maupun Eksekutif di Kabupaten Bulungan?

Karier politik saya dimulai tahun 1999.

Lulus dari FKIP Unmul saya pulang ke Bulungan. Saat itu memang lagi ramainya era reformasi, dan pelaksanaan pemilu pertama pasca reformasi.

Saya sering diskusi dengan beberapa tokoh dan partai poltik di Bulungan. Dari situ saya tertarik masukan dan berkeinginan terjun ke politik.

Baca juga: Bupati Bulungan Terpilih Syarwani Beber Strategi Pembangunan, Jadikan Sektor Pertanian Fokus Utama

Baca juga: Berawal dari Guru PNS, Menjabat Ketua DPRD dan Kini Menjadi Bupati Bulungan, Inilah Karier Syarwani

Waktu itu kenapa Anda tertarik masuk Partai Golkar, sementara posisi Golkar saat itu sedang masa transisi?

Ya memang kalau kondisi di nasional memang transisi, tapi kalau di politik lokal (Bulungan)  posisi Partai Golkar saat itu masih sangat kuat.

Saya kemudian masuk dan belajar di Golkar hingga hari ini berkarier bersama Partai Golkar.  Saat itu saya ikut maju sebagai calon legislatif. Kebetulan menjabat sebagai Sekretaris Golkar Kecamatan.

Bupati Bulungan terpilih, Syarwani, saat ditemui oleh tim TribunKaltara.com , di Kedai Leppa' Komai, Tanjung Selor, Rabu (17/2/2021). (TRIBUNKALTARA.COM / MAULANA ILHAMI FAWDI)
Bupati Bulungan terpilih, Syarwani, saat ditemui oleh tim TribunKaltara.com , di Kedai Leppa' Komai, Tanjung Selor, Rabu (17/2/2021). (TRIBUNKALTARA.COM / MAULANA ILHAMI FAWDI) (TRIBUNKALTARA.COM / MAULANA ILHAMI FAWDI)

Betul-betul dari bawah Anda mengawali karier politik?

Iya, benar-benar dari bawah hingga sekarang dipercaya menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bulungan.

Apakah saat itu, Anda langsung lolos menjadi anggota DPRD?

Awalnya saya tidak lolos. Meski perolehan suara banyak, tapi karena sistemnya masih nomor urut, saya tidak masuk.

Nah dalam perjalanan, tidak sampai satu tahun, pada 2000 ada pemekaran wilayah, yakni Kabupaten Malinau dan Nunukan.

Teman-teman (anggota DPRD) yang berasal dari daerah pemekaran harus kembali sebagai anggota Dewan di Malinau dan Nunukan.

Baca juga: Ayus & Nissa Sabyan Selingkuh, Sosok Ini Bongkar Kebiasaan Saat Kerja Bareng, Kecurigaannya Terbukti

Ada kekosongan kursi di DPRD Bulungan. Dan, saya mendapat kesempatan mengisi kursi DPRD sesuai dengan perolehan suara partai saat itu.

Tahun 2004 kembali ikut Pemilu lagi, masih dengan sistem nomor urut, bukan proporsional terbuka suara terbanyak seperti saat ini.

Saya juga tidak lolos, karena perolehan suara partai hanya dapat tiga kursi, sedangkan saya nomor urut 5.

Sebagai Sarjana Pendidikan, apakah Anda sempat mencoba ikut seleksi CPNS sebagai guru?

Saya juga sempat ikut daftar CPNS di Kabupaten Bulungan pada 2005. Sebenarnya lulus, namun lagi-lagi hidup harus ada pilihan.

Saya harus memilih jalur politik, akhirnya saya harus konsisten menekuni apa yang sudah saya jalani sebelumnya.

Baca juga: Klasemen Liga Italia Jelang AC Milan vs Inter Milan, Juventus Ketiban Sial, Lazio Ancam Papan Atas

Artinya pilihan Anda tetap di jalur politik walaupun diterima PNS?

Tetap jalur politik meskipun diterima PNS. Saya mengundurkan diri, dan meneruskan karier di politik.

Lalu pada 2009 saya ikut maju sebagai caleg di Dapil Tanjung Selor, Tanjung Palas, Tanjung Palas Timur.

Alhamdulillah terpilih. Saat itu Partai Demokrat menjadi pemenang pemilu, otomatis menjabat Ketua DPRD. Sedangkan Golkar pemenang kedua.

Saya diberi mandat dan dipercaya sebagai unsur pimpinan yaitu Wakil Ketua.

Bupati Bulungan Terpilih, Syarwani, usai penetapan oleh KPU Bulungan, Kamis (21/1/2021). ( TRIBUNKALTARA.COM / MAULANA ILHAMI FAWDI )
Bupati Bulungan Terpilih, Syarwani, usai penetapan oleh KPU Bulungan, Kamis (21/1/2021). ( TRIBUNKALTARA.COM / MAULANA ILHAMI FAWDI ) (TRIBUNKALTARA.COM/MAULANA ILHAMI FAWDI)

Baru pada Pemilu 2014, Partai Golkar menjadi pemenang di Kabupaten Bulungan. Periode 2014-2019 saya dipercaya sebagai Ketua DPRD Bulungan.

Perjalanan politik Anda cukup mulus. Dari pengurus partai kecamatan, sekarang jadi orang nomor 1 di Kabupaten Bulungan. Sebenarnya apa sih yang awal mendorong Anda terjun ke politik?

Terus terang saya mencoba membandingkan. Kalau saya memilih berkarier di PNS saat itu tentu tidak seperti hari ini.

Kita ingin memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan di Kabupaten Bulungan. Tidak mesti berkarier sebagai PNS. Peran kita di Legislatif juga sangat menentukan terhadap perkembangan dan kemajuan daerah. Nah, itulah yang memotivasi kita.

Kedua, saya juga ingin mudah-mudahan menjadi inspirasi bagi kawan-kawan muda yang baru menyelesaikan pendidikan. Jangan kita baru selesai kuliah lalu orientasi kita jadi PNS.

Banyak lapangan kerja yang bisa kita ciptakan, termasuk di dunia politik.

Baca juga: Digosipkan dengan Ariel, Agnez Mo Beri Pengakuan ke Deddy Corbuzier, Kapok Pacaran dengan Penyanyi?

Nah, kalau untuk maju sebagai Bupati Bulungan, siapa yang awal-awal mendorong Anda?

Ya tentu ada keyakinan dari partai, dan kedua dari kawan-kawan di lingkungan saya yang memberikan masukan pandangan dan keyakinan.

Termasuk, tentunya istri dan keluarga. Sekian selama berkerier di politik, sebenarnya untuk berkarier di DPRD sejak 1999 hingga 2019 cukuplah.

Namun untuk mencoba, katakanlah tantangan baru, tentu harus di Eksekutif, karena lahirnya kepala daerah, juga dari proses politik. Pengalaman kita di legislatif bisa dikolaborasikan, saat nanti di eksekutif sebagai kepala daerah.

Terbayang tidak di masa kecil Anda akan menjadi pemimpin, seperti Bupati?

Kalau saya sih orang yang tidak pernah membuat cita-cita, kalau saya mengalir saja. Mengalir dan mencoba melihat kondisi yang mana yang bisa kita perankan.

Saya juga tidak ingin berandai-andai melambung tinggi, manakala tidak bisa tercapai, malah mempengaruhi pikiran dan kondisi kita.

Ya mengalir saja, sehingga bagi saya, ketika SD sampai sarjana, tidak pernah berpikir harus menjadi Bupati.

Latar belakang keluarga Anda, apakah ada yang dari kalangan pejabat?

Kalau karir, Bapak saya itu PNS. PNS rendahan, karena terakhir, almarhum Bapak saya itu menjabat sebagai Lurah di Tanjung Palas Hulu.

Berarti memang ada trah darah biru, meskipun level Lurah?

Hahahaha, ya kalau bisa dianggap begitu ya.  Tapi yang jelas, keluarga saya dari keluarga biasa, Mamak saya bukan pegawai, hanya ibu rumah tangga.

Kakek-Nenek saya juga tidak ada, semua biasa-biasa saja, semua warga biasa.

Anda akhirnya menduduki jabatan nomor 1 di Bulungan, apa sih yang meyakinkan masyarakat bisa memilih Anda sebagai Bupati?

Baca juga: Hasil Liga Inggris, Anak Emas Frank Lampard Selamatkan Tuchel, Chelsea Curi Poin dari Southampton

Alhamdulillah syukur alhamdulillah. Kalau untuk itu tentu rekam jejak juga yang menjadikan faktor masyarakat memilih kita.

Di samping program-program yang kita tawarkan itu langsung menyentuh masyarakat.

Seperti di Bulungan inikan, masyarakat sebagian besar menjadi petani, dan tentu kita hadir dengan program-program pertanian.

Dan saya  juga melihat dinamika politik di masyarakat berbeda-beda. Ketika Pileg ataupun Pilkada, dari satu periode ke periode selanjutnya selalu berbeda, tinggal bagaimana kita mencoba beradaptasi dengan momentum saat itu.

Dalam jangka pendek apa yang akan Anda lakukan bersama Wakil Bupati?

Pertama konsolidasi internal jajaran pemerintah daerah di Pemkab Bulungan, apalagi APBD 2021 sudah disahkan.

Namun, yang kita ingin pastikan pelaksanaan kegiatan yang sudah terprogram berjalan. Jangan sampai ada program yang sudah teralokasi tidak terlaksana, karena program-program ini yang akan memberikan layanan kepada masyarakat.

Kita pastikan di awal jabatan nanti, seluruh elemen atau perangkat daerah terkonsolidasi dengan baik.

Baru kita nanti pada proses  program-program ataupun visi misi dalam pilkada kemarin.

Tadi disinggung mengenai pertanian, potensi lahan di Bulungan sangat terbuka untuk mengembangkan pertanian, apakah ini akan menjadi sektor andalan?

Memang itu yang termuat dalam visi misi kami, yakni ingin Bulungan itu berdaulat pangan, maju dan sejahtera.

Kita punya keyakinan dengan pengelolaan pangan yang baik, dan terintegrasi dari sisi hulu hingga hilirnya, itu akan bisa membangkitkan dan memberikan dampak bagi kemajuan dan kesejahteraan warga masyarakat Bulungan.

Bulungan merupakan tempat Ibu Kota Provinsi Kalimantan Utara, apa yang akan Anda lakukan agar Bulungan menjadi icon Ibu Kota Provinsi?

Saya punya keyakinan, bahwa tanggung jawab terhadap Bulungan bukan hanya kabupaten, karena berdasarkan UU No 20/2012, bahwa Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan merupakan Ibu Kota Kaltara.

Ada dua pemerintahan di Tanjung Selor ini, yang memilki tanggung jawab sama, jadi mari kita bergotong royong.

Saya juga telah bangun komunikasi secara informal dengan Gubernur kita yang baru, Bapak Gubernur Zainal Paliwang.

Bagaimana kita bersinergi dengan Pemprov Kaltara, termasuk program-program dari Pemkab Bulungan kita pastikan terintegrasi dengan program dari pemprov. (Maulana Ilhami Fawdi)

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved