Polemik Partai Demokrat

Kritik Pendiri Demokrat terhadap SBY dan AHY, Singgung Partai Keluarga hingga Kongres Jadi-jadian

Kritik pendiri Demokrat terhadap SBY dan AHY, singgung partai keluarga hingga kongres jadi-jadian.

Editor: Amiruddin
KOLASE TRIBUNKALTARA.COM
Mantan politisi Demokrat Haji Muhammad Darmizal MS yang mengkritik gaya kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Partai Demokrat. (KOLASE TRIBUNKALTARA.COM) 

TRIBUNKALTARA.COM - Kritik pendiri Demokrat terhadap SBY dan AHY, singgung partai keluarga hingga kongres jadi-jadian.

Dua pendiri Partai Demokrat, Ahmad Yahya dan Darmizal MS melontarkan kritik terhadap partai yang kini dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.

Menurut keduanya, saat ini Partai Demokrat ibarat partai keluarga.

Terbukti, setelah Demokrat dinahkodai oleh SBY, partai berlambang Mercy itu secara aklamasi menunjuk AHY sebagai ketua umum dalam kongres belum lama ini.

Dua politisi senior dan pendiri Partai Demokrat (PD), Ahmad Yahya dan Darmizal MS menilai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat Demokrat menjadi partai keluarga.

Keduanya menyebut kondisi tersebut mulai terjadi saat kongres 2013 lalu, ketika SBY dan putranya Edhie Baskoro Yudhoyono menjadi Ketua Umum dan Sekjen partai berlambang mercy itu secara bersamaan.

Baca juga: Eks Petinggi Demokrat Ruhut Sitompul Sebut AHY Harus Minta Maaf ke Jokowi, Bocorkan Internal Partai

"Pasca 2009, selanjutnya berubah menjadi babak baru, tepatnya setelah Anas Urbaningrum digantikan SBY menjadi Ketua Umun produk KLB di Bali 2013, dan putranya Edhie Baskoro Yudoyono tetap menjadi sekjen.

Maka mulai saat itulah masyarakat memberi stempel Partai Demokrat adalah Partai Keluarga," kata Ahmad Yahya kepada wartawan, Senin (22/2/2021).

Menurut Ahmad Yahya, sejak awal didirikan Partai Demokrat memang didaulat menjadi partai terbuka.

Ahmad pun bercerita, setelah Kongres Pertama Partai Demokrat di Bali 2005, banyak kepala daerah yang bergabung dengan Partai Demokrat.

Mulai dari gubernur, bupati dan wali kota, semua optimistis memimpin dan mengambil posisi menjadi Ketua DPD dan DPC.

Tidak ada satu pihak pun yang mengusik dan mempertanyakan motif kepala daerah untuk bergabung ke Partai Demokrat pada saat itu.

"Oleh karena sejatinya Partai Demokrat memang berkomitmen menjadi Partai modern dan terbuka.

Akibat sinergisitas itulah, mulai dari kepemimpinan nasional Pak SBY dan bergabungnya putra-putri terbaik di masing-masing daerah, maka Partai Demokrat menjadi besar dan partai pemenang di Pemilu 2009," katanya.

Ahmad menyatakan keterpilihan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam kongres yang berlangsung 2020 lalu penuh dengan rekayasa dan kebohongan.

Pasalnya, AHY terpilih dengan cara aklamasi yang dipaksakan, di mana kongres juga berlangsung tidak sesuai dengan tata tertib dan aturan yang berlaku.

"Kongres jadi-jadian, tidak ada tata tertib, tidak ada pertanggung jawaban keuangan dan program. Bahkan AD/ART 2020 dibuat diluar setelah konggres," ucapnya.

Sementara itu, HM Darmizal MS menyoroti dampak dari perubahan Partai Demokrat menjadi partai keluarga SBY.

Menurut Darmizal, imbas hal tersebut, tren perolehan suara partai Demokrat dalam pemilu selalu menurun.

Termasuk diantaranya saat AHY diujicoba dalam Pilkada DKI dan Pemilu 2019, di mana suara Partai Demokrat terus turun hingga hanya sebesar 7 persen.

“Lagi-lagi partai yang dikelola dengan manajemen keluarga tidak dapat membuktikan membesarkan dan memenangkan Partai Demokrat," kata Darmizal.

Seperti diketahui, dalam kepengurusan Partai Demokrat periode 2015-2020, jabatan-jabatan strategis di jajaran pengurus DPP semakin dikuasai oleh keluarga SBY.

Bahkan setelah AHY gagal dalam bursa Gubernur DKI 2017, SBY menobatkan AHY sebagai Komandan Tugas Utama (Kogasma) yang fungsinya memenangkan Pemilu 2019.

Hasilnya, peroleh suara Partai Demokrat justru terus semakin anjlok.

Baca juga: PROFIL Yansen Tipa Padan, Anak Buah AHY di Demokrat, Dilantik Jokowi di Istana Jadi Wagub Kaltara

Kritik Darmizal terhadap AHY, banyak pendiri Partai Demokrat yang kecewa, sebut KLB pertanda baik.

Kritik keras dilontarkan pendiri Partai Demokrat Muhammad Darmizal terhadap kepengurusan yang kini dinahkodai Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ).

Pria yang kini telah keluar dari partai berlambang mercy tersbeut, menyebut banyak eks kader dan pendiri Partai Demokrat yang kecewa dengan AHY.

Makanya diakui Darmizal menyebut Kongres Luar Biasa ( KLB ) Partai Demokrat merupakan pertanda baik bagi partai.

Isu KLB mencuat ke publik pasca adanya tudingan upaya pengambilalihan atau kudeta terhadap kepemimpinan AHY.

Tudingan upaya kudeta di Partai Demokrat disampaikan langsung oleh AHY ke publik.

Belakangan, nama Kepala Staf Presiden Moeldoko dituding berada di balik upaya kudeta di Partai Demokrat itu.

Meskipun akhirmya, Moledoko telah membantah tudingan upaya kudeta di partai tersebut.

TERUNGKAP! Fakta Baru Pertemuan Luhut dengan Kader Demokrat, Moeldoko Janjikan Uang Rp 100 Juta

Menurutnya, AHY saat ini terkesan mengabaikan perjuangan para pendirinya.

"Analisa saya, pengurus saat ini banyak yang instan."

"Tidak mau paham dengan tetesan darah dan keringat para pendiri yang sekarang diabaikan," kata Darmizal kepada awak media, Selasa (9/2/2021) kemarin.

Ia juga menilai gaya kepemimpinan AHY penuh intrik hingga kurang semangat berjuang dan kebersamaan.

Ia khawatir, jika gaya kepemimpinan tersebut diteruskan justru membuat Partai Demokrat dihukum oleh sistem demokrasi di Indonesia.

Terlebih, kekhawatirannya juga berdampak pada gelaran Pemilu 2024 mendatang, akan menjadi ajang terakhir yang diikuti Demokrat.

"Bayangkan saja, banyak kader bahkan pendiri yang kecewa dengan Partai Demokrat."

"Juga masyarakat umum yang dulu mengidolakan Partai Demokrat sebagai pilihan terbaiknya saat pesta demokrasi, utamanya pada pemilu tahun 2009," ujar Darmizal.

"Jika caranya seperti ini maka tahun 2024 bisa menjadi pemilu terakhir yang diikuti partai Demokrat," tambahnya.

Lebih lanjut, mantan Wasekjen Demokrat ini juga menilai, gaya play victim dan pencitraan juga terkesan dalam kepemimpinan AHY.

Gaya yang berlebihan itu justru membuatnya khawatir Partai Demokrat akan mulai ditinggalkan masyarakat.

Padahal, hal itu bukan nilai yang dibangun oleh para pendiri.

"Play victim dan pencitraan berlebihan adalah gaya pengurus baru yang lupa akan sejarah partai," tegasnya.

Anak Buah AHY Angkat Bicara Soal Isu Kudeta Demokrat, Minta Moledoko tak Bawa Nama Luhut Pandjaitan

Darmizal Sebut KLB Pertanda Baik

Sementara itu, Darmizal mengaku terkejut saat mengetahui isu Kongres Luar Biasa ( KLB ) Partai Demokrat yang dilancarkan beberapa kader hingga menyeret nama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Namun, ia justru mengungkapkan isu tersebut adalah pertanda baik.

Menurutnya, KLB yang tengah menjadi polemik di tubuh Demokrat bukan tindakan ilegal.

Darmizal pun memahami, semangat kader yang meminta KLB semakin meluas karena keinginan menjadikan partai ini besar.

"Bagi saya ini sangat fenomenal dan mengejutkan. Ini pertanda baik, karena KLB bukanlah suatu kudeta kekuasaan partai politik atau pengambil alihan kekuasaan pimpinan partai secara ilegal."

"KLB merupakan suatu misi yang jelas dan tegas tertuang pada AD/ART partai sebagai mekanisme demokrasi yang dapat dilakukan oleh para tokoh atau kader untuk menyelamatkan partai," katanya kepada Tribunnews.com, Selasa (9/2/2021).

Salah satu pendiri Partai Demokrat ini juga membantah tujuan KLB untuk menyingkirkan keluarga Cikeas.

Dia beralasan, tindakan KLB justru menyelamatkan Partai Demokrat dan merebut kembali kejayaaan politik yang pernah dicapai.

Hal itu, lanjut Darmizal, demi mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik.

"Kami hanya ingin melihat partai Demokrat kembali meraih suara gemilang pada Pemilu 2024 nanti," kata dia.

Pengamat Bongkar Nasib AHY Bila Kudeta Demokrat Berhasil, Refly Harun Sebut Langkah Anak SBY Tepat

Demokrat Sebut Kinerja AHY Terbukti

Sebelumnya diketahui, Partai Demokrat merespons segelintir kader senior yang mempertanyakan kepemimpinan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Sebelum dikritik oleh mantan Wasekjen Demokrat, Muhammad Darmizal, AHY juga mendapat banyak kritik dari kader senior lain.

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra membantah kritikan itu.

Ia menyatakan, Demokrat setahun terakhir ini sedang memanen efek positif kepemimpinan AHY.

Hal itu didapat dari sejumlah kebijakan dan sikap yang diputuskan melalui kepemimpinan AHY.

Satu diantaranya yaitu mengenai penolakan terhadap UU Cipta Kerja.

"Sikap politik Demokrat yang menolak RUU Cipta Kerja, RUI HIP, dan RUU Minerba di parlemen, sesuai dengan arahan Ketum AHY, menuai apresiasi luas dari publik," kata Herzaky melalui keterangannya, Minggu (7/2/2021).

Dalam perhelatan Pilkada 2020, kata Herzaky, Partai Demokrat menang 48 persen dari total daerah Pilkada yang diikuti.

"Bahkan, kader yang menang Pilkada, mencapai 65 kader, terbanyak sejak 2015," ujarnya.

Moeldoko Seret Luhut Binsar Pandjaitan di Isu Kudeta Demokrat, Rocky Gerung: Berupaya Cari Pelindung

Herzaky melanjutkan, organisasi internal Demokrat juga terbilang solid.

Menurutnya, kader dan pengurus berlomba-lomba menunjukkan kinerja terbaiknya selama membantu rakyat yang sedang kesulitan karena pandemi.

"Ada gairah luar biasa yang muncul dari pengurus dan kader Partai Demokrat di berbagai penjuru negeri."

"Tentunya ini tak lepas dari kepemimpinan AHY, yang selalu menekankan kalau Demokrat harus menjadi bagian dari solusi, dan sebisa mungkin berkontribusi untuk rakyat," pungkasnya.

(*)

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pendiri PD: SBY Buat Demokrat Jadi Partai Keluarga, https://www.tribunnews.com/nasional/2021/02/22/pendiri-pd-sby-buat-demokrat-jadi-partai-keluarga
Penulis: chaerul umam
Editor: Hendra Gunawan
 
 
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved