Polemik Partai Demokrat

Peringatan Keras SBY ke Moeldoko, Bos Demokrat Singgung Jenderal Lain hingga Orang Dekat Megawati

Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) beri peringatan keras ke Moeldoko, bos Partai Demokrat itu singgung Jenderal lain hingga seret orang dekat Megawati.

Kolase TribunKaltara.com via Tribunnews.com / Wahyu Aji dan KOMPAS.com /ANDREAS LUKAS ALTOBELI
Ketua Umum PDIP, Megawati dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY). (Kolase TribunKaltara.com via Tribunnews.com / Wahyu Aji dan KOMPAS.com /ANDREAS LUKAS ALTOBELI) 

TRIBUNKALTARA.COM - Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) beri peringatan keras ke Moeldoko, bos Partai Demokrat itu singgung Jenderal lain hingga seret orang dekat Megawati.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY akhirnya turun gunung terkait polemik dan isu kudeta terhadap putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY).

Dalam keterangannya, SBY terang-terangan memberi peringatan keras kepada Kepala Staf Presiden ( KSP), Moeldoko yang dituding sebagai pihak di balik isu kudeta AHY di Partai Demokrat.

Pensiunan Jenderal eks Panglima TNI, Moeldoko dituding ingin mengambil alih Partai Demokrat dengan cara menggulingkan putra sulung SBY, AHY.

Rencana tersebut sudah masuk ke telinga SBY hingga menyindir upaya Moeldoko tersebut mengganggu Presiden Jokowi.

Belum cukup menyindir Moeldoko, SBY juga membawa-bawa nama Jenderal lain, termasuk orang-orang dekat Megawati.

Dalam kesempatan itu, SBY menyeret nama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Menkumham Yasonna H Laoly yang merupakan anak buah Megawati di PDIP.

Kemudian SBY menyeret nama Jenderal Budi Gunawan, Kepala BIN, sekaligus orang dekat eks ajudan Megawati.

SBY memberikan peringatan keras itu saat pengarahan kader Partai Demokrat, Senin 22 Februari 2021 lalu.

Baca juga: Mendadak SBY Turun Tangan, Beri Peringatan Keras, Partai Demokrat Not For Sale, Sindir Moeldoko?

Video arahan SBY itu diunggah hari ini, Kamis (24/2/2021) oleh sejumlah kader Demokrat. 

Di awal pidatonya, SBY menyampaikan terima kasih kepada kader Demokrat yang setiap bersama Demokrat baik dalam suka dan duka. 

Kader yang setia itu, kata SBY, bukanlah kader yang mengganggu partai atau bahkan berkhianat. 

"Kader yang tidak mengganggu, membuat masalah dan bahkan berkhianat. Bukan kader atau mantan kader yang ingin menjual partai kita demi imbalan uang dan kedudukan," ujar SBY. 

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY.
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY. (via kompas.com)

Baca juga: TERUNGKAP! Siapa Dibalik Wacana KLB Partai Demokrat Gantikan AHY, Max Sopacua Kritik & Sindir SBY?

SBY bahkan bersumpah, dirinya akan tetap menjadi kader Partai Demokrat dan siap menjadi benteng untuk menghadapi siapapun yang hendak mengganggu Partai Demokrat

"Insya Allah sepanjang hayat dikandung badan, saya akan tetap menjadi kader Partai Demokrat dan akan menjadi benteng dan bhayangkara partai ini menghadapi siapapun yang mengganggu, merusak, merebut dan menghancurkan partai kita. Ini sumpah saya. Sumpah dan kesetiaan saya di hadapan Tuhan YME," tegasnya. 

SBY kemudian menyinggung secara spesifik soal upaya kudeta terhadap kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). 

Merespons updaya kudeta itu, mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu menegaskan Partai Demokrat tidak untuk dijual. 

"Bagi orang luar yang punya ambisi untuk merebut dan membeli partai Demokrat saya katakan dengan tegas dan jelas Partai Demokrat nor for sale.

Partai kami bukan untuk diperjual belikan meskipun Partai Demokrat bukan partai yang kaya raya dari segi materi, kami tidak tergiur dengan uang anda berapapun besarnya," ujarnya. 

SBY menyebut gerakan kudeta oleh pejabat penting di Pemerintahan Jokowi itu bakal digunakan untuk pencalonan Pilpres 2024. 

Baca juga: Singgung AHY, Eks Orang Dekat SBY Anggap Ibas Lebih Layak Pimpin Partai Demokrat

"Saya tidak percaya orang luar yang hendak mendongkel kepemimpinan Partai Demokrat dan kebetulan memiliki jabatan penting di pemerintahan itu sungguh mencintai partai. Yang dia inginan hanya kekuasaan semata. Kekuasaan yang hendak digunakan untuk maju Pilpres 2024," ucapnya. 

SBY kemudian mengapresiasi langkah AHY yang merespons cepat upaya kudeta itu termasuk dengan mengirim surat ke Presiden Jokowi. 

Ia juga secara jelas menyebut nama Kepala Staf Presiden Moeldoko

"Secara pribadi, saya sangat yakin bahwa yang dilakukan Moeldoko adalah di luar pengetahuan Presiden jokowi. Saya juga yakin Jokowi punya integritas yang jauh berbeda dengan perilaku pembantu dekatnya itu," ujarnya. 

Baca juga: 2 Pendiri Demokrat Tuding SBY Telah Membuat PD Jadi Partai Keluarga: Dimulai Sejak Tahun 2013

SBY mengatakan apa yang dilakukan Moeldoko telah menggangu dan merugiakan nama baik Jokowi. 

SBY juga meyakini, sejumlah pejabat di Kabinet Jokowi yang disebut-sebut terlibat hanyalah klaim semata. 

"Partai Demokrat meyakini yang dilakukan Moeldoko itu sangat mengganggu dan merugikan nama baik beliau. Sementara itu, saya juga punya keyakinan bahwa nama Menkopolhukam Mahfud MD, dan Menkumham Yasonna Laoly juga dicatut namanya."

"Demikian juga nama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan KaBIN Jenderal Budi Gunawan yang juga disebut-sebut namanya. Partai Demokrat tetap percaya bahwa para pejabat tersebut memiliki integritas, betul betul tidak tahu menahu dan tidak masuk diakal mengganggu Partai Demokrat," bebernya. 

Dalam pidatonya, SBY juga merespons pernyataan Mensesneg Pratikno yang menyebut apa yang terjadi di internal Demokrat sebagai persoalan internal. 

Baca juga: Sebut SBY Pernah Mengatakan Megawati akan Kecolongan Dua Kali, Marzuki Alie Siap Sumpah Mubahalah

SBY menyatakan, gerakan kudeta itu bukanlah persoalan internal karena melibatkan orang luar yaang merupakan pejabat penting di pemerintahan Jokowi. 

Meski sudah diungkap, lanjut SBY, gerakan kudeta itu tidak berhenti. 

"Setelah diungkap, apakah pelaku gerakan mengentikan gerakannya? Ternyata tidak. Saya telah mendapat laporan resmi dari pimpinan partai dan juga mendapatkan informasi dari daerah bahwa segelintir kader dan mantan kader pelaku gerakan itu masih bergerak di lapangan. Sembunyi-sembunyi, kucing-kucingan," ujar dia. 

Karena itu, lanjut SBY, dirinya menyatakan bakal turun gunung untuk menghentikan gerakan itu. 

"Itulah sebabnya, meskipun sejak Kongres 2020 lalu saya tidak aktif lagi dalam kegiatan sehari-hari partai namun kali ini, menghadapi gerakan ini sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai saya harus turun gunung," ungkapnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul SBY: Apa yang Dilakukan Moeldoko Merugikan Nama Baik Pak Jokowi, https://www.tribunnews.com/nasional/2021/02/25/sby-apa-yang-dilakukan-moeldoko-merugikan-nama-baik-pak-jokowi?page=all.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Malvyandie Haryadi
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved