Berita Nasional Terkini

Sejarah Hari Ini, TNI Penumpas Pemberontakan Lahir, Kostrad Pernah Dipimpin Soeharto hingga Prabowo

Sejarah hari Ini, pasukan TNI penumpas gerakan pemberontakan lahir, Kostrad pernah dipimpin Soeharto hingga Prabowo Subianto

Editor: Amiruddin
TRIBUNNEWS
Sejarah hari Ini, pasukan TNI penumpas gerakan pemberontakan lahir, Kostrad pernah dipimpin Soeharto hingga Prabowo Subianto 

TRIBUNKALTARA.COM - Sejarah hari Ini, pasukan TNI penumpas gerakan pemberontakan lahir, Kostrad pernah dipimpin Soeharto hingga Prabowo Subianto.

Tepat hari ini, pasukan tempur terbesar milik TNI Angkatan Darat merayakan hari ulang tahun atau HUT ke-60.

Pasukan elite TNI AD tersebut pernah dipimpin Jenderal Soeharto, Wiranto, hingga Prabowo Subianto.

Saat ini, Kostrad dipimpin oleh Pangkostrad Letjen TNI Eko Margiyono, yang merupakan eks Danjen Kopassus.

Sejak lahir pada 6 Maret 1961, Kostrad selalu diterjunkan dalam sejumlah operasi militer maupun operasi militer selain perang.

Dalam sejarahnya Kostrad tercatat pernah menumpas gerakan pemberontakan di sejumlah daerah di Indonesia.

Seperti penumpasan gerakan pemberontakan Andi Azis di Makassar, PKI, RMS di Maluku, dan sejumlah penugasan lainnya.

Saat ini, Kostrad terdiri atas tiga divisi, yakni Divisi 1 di  Depok, Divisi 2 di Malang, dan Divisi 3 di Gowa.

Baca juga: Prajurit TNI Anak Buah Marsekal Hadi Tjahjanto Ajari Anggota Pramuka Malinau Tangani Korban Bencana

Komando Strategis Angkatan Darat ( Kostrad ) hari ini merayakan ulang tahun ke-60.

60 tahun yang lalu atau tepatnya pada 6 Maret 1961, Kostrad resmi dilahirkan.

Namun saat itu pasukan komando ini bernama Cadangan Umum Angkatan Darat ( CADUAD).

Dari perjalanannya, Kostrad telah melahirkan putra terbaik bangsa dan berperan penting dalam ctatan sejarah Indonesia.

Sebut saja Panglima Kostrad ( Pangkostrad ) pertama yakni Soeharto, Presiden ke-2 RI.

Lalu ada nama Wiranto mantan Menko Polhukam, kemudian Prabowo Subianto yang kini menjabat menteri Pertahanan RI.

Selain melahirkan tokoh-tokoh penting bangsa, Kostrad juga dikenal berprestasi melakukan penumpasan berbagai pemberontakan di sejumlah daerah Nusantara.

Di antaranya yakni gerakan PKI Musi di Madiun, pemberontakan Andi Azis di Makasar, RMS di Maluku, sampai PRRI/Permesta di Sumatra Barat.

Pasukan Penumpas Gerakan

Dikutip dari laman resmi Kostrad, memiliki sejarah dari awal lahir hingga berbagai kegiatan penumpasan atas pemberontakan di daerah.

Berbagai gerakan yang timbul di dalam masyarkat dapat dihentikan, antara lain:

1. Penghianatan PKI Muso di Madiun thn 1948

2. Pemberontakan DI/TII Karto Suwiryo di Jawa Barat 1948

3. Pemberontakan APRA Westerling 1950

4. Pemberontakan Andi Azis di Makasar 1950

5. Pemberontakan Ibnu Hajar di Kalimantan1950

6. Pemberontakan RMS di Maluku 1950

7. Pemberontakan PRRI/Permesta di Sumatra Barat dan Sulawesi 1958.

Baca juga: Sepak Terjang Moeldoko, Dulu Jadi Panglima TNI Era SBY, Kini Lengserkan AHY Versi KLB Demokrat

Menjelang akhir tahun 1960 pimpinan Angkatan Darat (AD) menganggap perlu membentuk satuan militer yang bersifat mobil berkemampuan Linud yang siap tempur menjalankan tugas di seluruh tanah air, maka dibentuklah Cadangan Umum AD, dimana gagasan dan ide ini keluar dari Kasad Jenderal A.H Nasution pada tahun 1960.

Sebagai realisasi dari gagasan ini, maka keluarlah skep Kasad No. KPTS.1067/12/1960 tgl. 27 Desember 1960.

Gagasan itu mempunyai latar belakang yang sangat mendesak, terutama karena keterkaitannya dengan masalah Irian Barat yang pada waktu itu masih menjadi sengketa dengan Belanda.

Untuk merealisasikan Skep Kasad tersebut, maka selanjutnya dibentuklah kelompok kerja yang diketuai oleh Deputi I Kasad Brigjen TNI Soeharto.

Pada awal tahun 1961 tepatnya 6 Maret 1961 (ditetapkan sebagai hari lahirnya KOSTRAD) telah diresmikan Cadangan Umum Angkatan Darat ( CADUAD) dimana Mayjen TNI Soeharto ditunjuk menjadi Panglima KORRA I CADUAD.

Sedangkan kepala stafnya dijabat oleh Brigjen TNI Ahmad Wiranata Kusuma.

Untuk pengisian personel KORRA I CADUAD diambil dari Kodam-Kodam, dari pendidikan dasar masing-masing kecabangan.

Sehingga akhirnya KORRA I / CADUAD mempunyai kekuatan I Divisi Inf dengan memiliki pasukan inti 1 Brigade Para, satuan Banpur dan satuan Banmin.

Pada tanggal 19 Desember 1961 bertepatan dengan pelantikan para taruna AKMIL di Jogjakarta, Presiden Sukarno mencetuskan TRIKORA.

Dalam usianya yang masih muda KORRA I CADUAN diberi kepercayaan untuk melaksanakan tugas operasi TRIKORA untuk membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda.

Menindak lanjuti tugas penting ini, maka pada awal 1962 dibentuklah Komando Mandala di wilayah timur Indonesia dengan markas besarnya di Ujung Pandang.

Yakni dengan Panglima Mandalanya yaitu Brigjen TNI Soeharto, dengan tugas tambahan sebagai DEPUTI I KASAD untuk wilayah timur.

Baca juga: Baku Tembak TNI-Polri vs Kelompok Teroris Poso, 1 Prajurit Gugur, Ledakan Bom Bunuh Anak Tokoh MIT

Dalam operasi ini melibatkan AD, AL, AU Sukarelawan dan masa rakyat dengan sandi “OPERASI JAYAWIJAYA”.

Misi dari Operasi Jayawijaya ini untuk membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda dengan mengadakan perang terbuka jika perundingan perdamaian dengan Belanda di New York mengalami kegagalan.

Dalam rangka menyiapkan perang terbuka, maka pada tanggal 19 Desember 1961 terlebih dahulu dilakukan infiltrasi di daerah Fak-fak, Misoi, Wagiu, Serui, sorong, Kaimani.

Akhirnya pertengahan Agustus 1962 dilakukanlah serbuan umum melawan penjajah Belanda dengan sasaran wilayah Biak, Jayapura. KORRA 1 / CADUAD sendiri menurunkan 1 Divisi.

Hal ini menyebabkan gentarnya pihak Belanda dengan keputusan menyerah tanpa syarat.

Penyerahan Irian Barat ini dengan ditandainya berkibarnya bendera merah putih pada tanggal 1 Maret 1963.

Setelah Irian Barat berhasil masuk wilayah NKRI, maka Operasi kemudian dilanjutkan dengan Operasi “WISNU MURTI’ yaitu Operasi lanjutan sebagai langkah konsolidasi yang bersifat Binter dan Operasi Linud yang sifatnya tempur.

Berdasarkan pengalaman dari Komando Mandala ini, maka Mayjen TNI Soeharto membuat telaahan staf yang intinya perlunya dibentuk pasukan cadangan strategis.

Akhirnya gagasan ini disetujui, maka berdasarkan Skep Kasad No : KPTS 178/2/1963 tgl 19 Feb.1963 diputuskan bahwa KORRA I CADUAD resmi menjadi Kostrad

Dengan tugas pokoknya untuk melaksanakan operasi militer baik secara berdiri sendiri maupun bagian dalam suatu operasi gabungan dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan Repiblik Indonesia.

Kelahiran Kostrad identik dengan mitos lahirnya Gatotkaca dalam cerita pewayangan, pada awal lahirnya Kostrad sudah diberi kepercayaan melaksanakan tugas Operasi dengan sukses di Irian Barat ini merupakan suatu gemblengan pengalaman seperti gemblengan Gatotkaca yang digodog dalam kawah Candradimuka yang akhirnya keluar menjadi ksatria yang gagah berani, memiliki otot kawat tulang besi , pilih tanding disegani lawan maupun kawan.

Kostrad berkedudukan sebagai kotama dan dalam segi pembinaan Kostrad berkedudukan langsung dibawah Kasad.

Baca juga: Segera Disuntik Vaksin Corona Sinovac, Pekan Depan TNI-Polri & ASN Bulungan Akan Divaksinasi Massal

Sedangkan dalam segi operasional Kostrad berkedudukan langsung dibawah Panglima TNI.

Pada ulang tahun Kostrad yang ke 6 (1967) Mayjen TNI Kemal Idris menyelenggarakan sayembara untuk membuat Mars Kostraddan Himne Kostrad dan akhirnya pemenangnya jatuh pada Karya M. Simanungkalit.

Kostrad dalam perjalanan sejarahnya pernah mendapat ”SAMNYA PURNA NUGRAHA’ dari Presiden RI pada acara ulang tahun Kostrad ke 8 thn 1969.

3 Divisi Infanteri

Masih dari laman resmi Kostrad, Kostrad hingga saat ini telah memiliki 3 Divisi Infanteri, Staf Ahli Pangkostrad, Inspektorat Kostrad, Staf Umum (Staf Perencanaan, Staf Intelijen, Staf Operasi, Staf Personil, Staf Logistik, Staf Teritorial dan 23 Satuan Badan Pelaksana (Puskodal, Hukum, Keuangan, Polisi Militer, Penerangan, Jasmani Militer, Pembinaan Mental, Kesehatan, Peralatan, Ajudan Jenderal, Zeni, Perbekalan, Perhubungan, Informasi dan pengolahan data, Sandi, LO Laut, LO Udara, Puskopad, Sekertariat Umum, Detasemen Markas Kostrad, Detasemen pemeliharaan daerah latihan, Batalyon Intelijen).

Divisi Infanteri-1 terdiri dari 2 Brigif Para Raider, 1 Brigif Raider, 1 Resimen Armed, 1 Yon Arhanud, 1 Yonkes, 1 Yon Bekang, 1 Yonzi, 1 Yonkav, 1 Denhub, 1 Denpom, 1 Denpal dan 1 Ki Kav Tai. Sedangkan Divisi Infanteri-2 terdiri dari 1 Brigif Para Raider, 1 Brigif Mekanis, 1 Brigif Raider, 1 Resimen Armed, 1 Yon Arhanud, 1 Yonkes, 1 Yon Bekang, 1 Yonzi, 1 Yonkav, 1 Denhub, 1 Denpom, 1 Denpal dan 1 Ki Kav Tai.

Berdasarkan Petunjuk pelaksanaan Panglima Kostrad Nomor : Juklak/1/III/2016 tanggal 15 Maret 2016 tentang ketentuan pemberian dan penggunaan Brevet Cakra bagi personil militer Kostrad, maka terhitung mulai tanggal 15 Maret 2016 seluruh personil militer Kostrad dan mantan prajurit Kostrad berhak menggunakan Brevet Cakra.

Baca juga: Kronologi Kontak Tembak di Poso, 2 Anggota Kelompok Teroris Ali Kalora Tewas, 1 Prajurit TNI Gugur

Dan untuk personil militer yang baru masuk Kostrad wajib mengikuti latihan Cakra yang diselenggarakan secara terpusat.

Pengabdian prajurit Kostrad dari masa ke masa terlibat dalam penugasan luar negeri sebagai pasukan penjaga perdamaian di bawah kendali Dewan Keamanan PBB.

Sedangkan di wilayah NKRI Kostrad terlibat dalam Operasi pemulihan keamanan, Pengamanan Perbatasan, Penanggulangan Bencana Alam, Pengamanan Obyek Vital dan Operasi pembebasan sandera.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tepat Hari Ini 6 Maret HUT Kostrad, Ingat Lagi Sejarah, Tumpas PKI Sampai RMS di Maluku, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/03/06/tepat-hari-ini-6-maret-hut-kostrad-ingat-lagi-sejarah-tumpas-pki-sampai-rms-di-maluku?page=all
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: bunga pradipta p

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved