Berita Nunukan Terkini

Bangunan Pasar Sentral di Nunukan Terancam Ambruk, Pedagang: Bayar Retribusi Atap Seng Berlubang

Bangunan Pasar Sentral Inhutani di RT 010, Kelurahan Nunukan Utara, Kalimantan Utara terancam ambruk. Sejumlah pedagang pun mengeluh.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Sumarsono
tribunkaltara.com
Bangunan Pasar Sentral Inhutani di RT 010, Kelurahan Nunukan Utara, Kalimantan Utara terancam ambruk. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Bangunan Pasar Sentral Inhutani di RT 010, Kelurahan Nunukan Utara, Kalimantan Utara terancam ambruk. Sejumlah pedagang pun mengeluh, lantaran atap seng yang berlubang membuat mereka termasuk barang dagangannya basah.

Tak hanya itu, tiang-tiang bangunan pasar bekas terbakar pada 2009 lalu tampak dibiarkan menjadi penyangga.

"Tiang-tiangnya itu sudah mulai rapuh karena bekas terbakar juga itu. Tapi dibiarkan. Kalau angin kencang bisa kena runtuhan kayu kami di sini," kata Lusi (50) seorang pedagang sayur kepada TribunKaltara.com, Rabu (21/04/2021), pukul 13.30 Wita.

Diketahui, Pasar Sentral Inhutani itu berdiri pada 2002. Lalu pada tahun 2009 pasar itu sempat dibangun kembali, setelah sebelumnya mengalami musibah kebakaran yang menghanguskan sebagian bangunan pasar.

Baca juga: Dua Bulan Terbakar, Terungkap Penyebab Kebakaran Pasar Citra Mas Lok Tuan, Begini Penjelasan Polisi

Baca juga: Harga Bawang dan Jahe di Pasar Nunukan Naik, Agen Bawang Akui Pasokan Dari Sulawesi Langka

Ibu empat anak itu mengaku sudah dua kali ia terpaksa membeli terpal untuk menutupi atap seng yang berlubang itu.

Padahal, selama 10 tahun berdagang di pasar itu, ia aktif membayar retribusi pasar sebesar Rp1000 tiap harinya.

Baca juga: Tim Satgas Pangan Sidak Pasar Gusher, Pastikan Harga Tertinggi Ayam tak Melewati Rp 45 Ribu per Kg

"Kami sudah bayar retribusi tiap hari, masa harus korek kantong lagi beli terpal. Harga terpal saya beli itu Rp650 ribu.

Saya sudah beli dua kali terpalnya. Angin datang tiup rusak, saya beli lagi. Nah, sekarang rusak lagi. Padahal saya dan pedagang lainnya aktif bayar retribusi tiap hari," ucapnya.

Akibat atap seng yang berlubang itu, dirinya terpaksa harus memindahkan barang dagangannya saat datang hujan.

Baca juga: Disinggung Soal Tes DNA Anak Pertama dengan Nadya Mustika, Rizki DA: No Comment, Susah Jelasinnya

"Ya pintar-pintar kami lagi, kalau hujan kasi pindah sayurnya. Karena basah semua kalau dibiarkan. Kami takutnya kalau angin kencang.

Pasar ini kan sudah tiga kali terbakar. Coba lihat tiang-tiangnya bekas terbakar semua," ujarnya.

Dia berharap pemerintah daerah bisa melakukan perbaikan atap dan tiang penyangga bangunan Pasar Sentral Inhutani itu.

"Harapan kami sama pemerintah saja. Tolong perhatikanlah pasar ini. Atap sama tiang saja kami minta diperbaiki," tuturnya.

Terpisah, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Nunukan, Welson, mengatakan perihal kondisi pasar di Nunukan sudah kerap kali menjadi pembahasan pihaknya dalam pertemuan bersama dinas terkait.

"Memang masalah ini beberapa kali sudah dibahas teman-teman dewan terkait retribusi yang ada termasuk kondisi pasar yang ada.

Memang ada beberapa pasar yang sudah tidak layak lagi. Dan itu harus menjadi perhatian pemerintah untuk segera direnovasi bangunannya," ungkap legislator fraksi Golkar itu melalui telepon seluler.  (*)

Penulis: Febrianus felis

Baca update Berita Nunukan Terkini

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved