Berita Kaltara Terkini
Terpilih Jadi Ketua PW GP Ansor Kaltara, Wawan Siap Rangkul Pemuda dan Bersinergi dengan Pemerintah
Konferwil I GP Ansor Kalimantan Utara yang berlangsung pada Sabtu (17/4 memilih Wawan Eko Widayanto sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Ansot Kaltara.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN- Kegiatan Konferensi Wilayah (Konferwil) ke-1 Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) digelar Sabtu (17/4/2021).
Konferwil ini dilakukan mengingat selama ini untuk pimpinan wilayah (PW) dipegang oleh karteker yang dipimpin oleh unsur pimpinan pusat.
Konferwil dihadiri 20 pimpinan anak cabang (PAC) dan empat pimpinan cabang (PC). Total peserta yang hadir 80 orang dan ditambah dengan pimpinan wilayah dan pimpinan pusat dalam hal ini Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) yang juga saat ini menjabat sebagai Menteri Agama (Menag) RI.
Adapun konferwil kali ini secara definitif memilih ketua pimpinan wilayah (PW). Sejumlah persiapan dilakukan panitia termasuk pula melakukan silaturahmi ke beberapa stakeholder Kaltara, tokoh-tokoh agama dan suku, bahkan tokoh-tokoh muda.
"Ini karena dirasa sangat penting agar kiranya nanti bisa bersinergi dalam program-program pembangunan bangsa ini," beber Wawan Eko Widayanto, Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Kaltara yang terpilih.
Lebih lanjut dijelaskannya, sebelumnya ada empat kandidat yang memenuhi syarat. Tetapi setelah sidang pleno berjalan, terjadi kesepakatan bersama ketua terpilih dan akhirnya diputuskan lewat aklamasi.
" Alhamdulillah saya terpilih secara aklamasi," beber Wawan.
Adapun tujuan dari konferwil yang merupakan acara wajib setiap empat tahun sekali diadakan. Nantinya akan memilih pimpinan wilayah serta memilih formatur, dan juga sebagai tempat laporan pertanggungjawaban pimpinan demisioner.
Ia menjelaskan juga, acara konferwil tersebut sebagai bentuk regenerasi kepemimpinan wilayah.
"Saya kira organisasi yang baik salah satunya terjadinya regenerasi secara terus menerus," ungkap Wawan.
Jika mengulik sejarah GP Ansor, organisasi ini berdiri pada tanggal 24 April 1934. Sebelumnya bernama Ashoru Nahdlatul Ulama (ANU).
Baru kemudian, pada Muktamar NU ke-9 di Banyuwangi yang digelar 21 April hingga 26 April 1934 lalu, ANU diterima menjadi bagian dari jamiiyah NU.
Selama revolusi fisik, ANU pada waktu itu dibekukan. Akan tetapi kemudian muncul ide dari Muhammad Husaini, seorang tokoh ANU dari surabaya, untuk menghidupkan kembali ANU.
Dalam pertemuan tersebut, dicapai kesepakatan untuk menghidupkan kembali ANU dengan nama baru yaitu “Gerakan Pemuda Ansor” yang disingkat menjadi GP Ansor.
Lebih jauh ia mengulas tujuan berdirinya GP Ansor yakni membentuk dan mengembangkan generasi muda Indonesia sebagai kader bangsa yang cerdas dan tangguh dan memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.