Berita Daerah Terkini
Jelang Lebaran 2021, Harga Ayam di Balikpapan Meroket Rp 55 Ribu Perekor
Sejumlah kebutuhan pokok di Kota Balikpapan mengalami kenaikan jelang hari raya Idulfitri.
TRIBUNKALTARA.COM, BALIKPAPAN- Sejumlah kebutuhan pokok di Kota Balikpapan mengalami kenaikan jelang Hari Raya Idul Fitri.
Seperti yang terjadi di Pasar tradisional Klandasan dan Pandansari. Harga kebutuhan pokok di pasar itu mulai meroket.
Seperti harga daging ayam yang sebelumnya hanya Rp 27 ribu perekor kini mencapai Rp 55 ribu dengan ukuran sedang.
Baca juga: Masjid Besar Darul Ibad di Tana Tidung Bagi-bagi Paket Ramadan untuk Guru Ngaji dan Mustahik
Kenaikan harga sejumlah kebutuhan bahan pokok jelang lebaran ini diungkapkan Walikota Balikpapan Rizal Effendi.
“Ada kenaikkan ayam Rp 55 ribu hari ini di Pasar Klandasan,” ujarnya, Senin (10/5/2021).
Ia pun meminta kepada masyarakat untuk mengganti konsumsi daging sapi segar dengan daging beku jika harganya melonjak.
Selain itu, Rizal mengimbau kepada masyarakat untuk bijak dalam berbelanja sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Senin 10 Mei 2021, BMKG Klas IV Nunukan: Peringatan Dini untuk 4 Wilayah Ini
Sehingga, pasokan kebutuhan bahan pokok di Balikpapan tetap mencukupi dengan harga yang stabil. Sebab stok akan terbatas.
“Ya berbelanja lah yang arif yang bijaksana,” terangnya.
Sebagai informasi, pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Perdagangan tengah menggelar pasar murah.
Kegiatan ini dilakukan selama tiga hari di Ocean Balcony, Pasarbaru, mulai tanggal 8-10 Mei 2021.
Pasar murah digelar Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) bersama Bulog Divre Kaltim dan Kaltara, serta distributor.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Senin 10 Mei 2021, BMKG Prediksi Tana Tidung Diguyur Hujan Ringan pada Malam Hari
Menurut Rizal, kegiatan operasi pasar menjadi penting untuk mengendalikan harga di masyarakat menjelang Hari Raya.
Sementara itu, untuk mencegah kerumunan di pasar tradisional saat pandemi, pemerintah kota melakukan pengawasan.
“Pasar tetap kita pantau. Kita bergerak. Kalau terlalu banyak diurai dulu disuruh nunggu dulu,” tandas Rizal Effendi.
(*)