Berita Tarakan Terkini

Vaksinasi Covid-19 Massal di Tarakan, Dokter Devi Sebut Belum Ada Laporan KIPI Berat

Selama vaksinasi Covid-19 massal di Tarakan, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Tarakan dr Devi Ika Indriarti sebut belum ada laporan KIPI.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
Kegiatan vaksinasi massal Pemkot Tarakan. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Selama vaksinasi Covid-19 massal di Tarakan, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Tarakan dr Devi Ika Indriarti sebut belum ada laporan KIPI berat: Tidak sampai parah.

Dokter Devi mengungkapkan selama pelaksanaan vaksin sinovac tak ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

"Selama ini tidak sampai parah laporannya. KIPI yang dilaporkan tidak begitu parah," ungkap dr. Devi Ika Indriarti, Minggu (23/5/2021).

Baca juga: Jelang Belajar Tatap Muka, Ratusan Guru di Kaltara Ikuti Vaksinasi Covid-19 Sinovac

Baca juga: Dinkes Bulungan Pastikan Vaksinasi Covid-19 Gunakan Sinovac, Vaksin untuk Guru Bukan AstraZeneca

Baca juga: Realisasi Terendah di Nunukan, Vaksinasi Covid-19 untuk Kelompok Lansia di Kaltara Baru 30 Persen

Lebih lanjut dikatakan dr. Devi, tidak benar jika ada informasi mengenai kasus lumpuh karena vaksin.

"Secara teori, kalau info yang beredar, misalnya bagian lengan disuntik, bagimana bisa lumpuh. Kecuali suntik di paha baru bisa menimbulkan kelumpuhan. Ini harus diperiksa lagi lebih lanjut, bisa saja karena faktor lain," ungkap dr. Devi Ika Indriarti.

Selama ini lanjutnya, vaksinasi yang sudah berjalan memang sudah pernah ada laporan.

Ia melanjutkan, pentingnya melewati proses screening. Saat proses screening, petugas akan menanyakan riwayat penyakit yang pernah diderita.

"Di sana nanti akan ditanya apakah punya keluhan dan penyakit apa. Ada keluhan lalu disuntik timbul gejalanya. Mungkin saja karena akibat penyakit sebelumnya," bebernya.

Ia melanjutkan, saat proses screening, yang divaksin harus jujur tak boleh berbohong.

Apalagi persoalan pernah kontak erat dengan kasus konfirmasi positif Covid-19. Biasanya petugas menanyakan riwayat pernah terkonfirmasi positif Covid-19.

"Kadang kan malu. Apalagi persoalan kontak erat. Ditanya konfirmasi positif gak, pasti ditanya ulang," beber dr. Devi Ika Indriarti.

Kembali dipaparkan dr. Devi, ada efek yang bisa dirasakan jika yang sedang pernah terpapar Covid-19 menjalani vaksinasi.

"Pasti efeknya lebih berat ketimbang yang tidak terkonfirmasi. Takutnya dia sudah masuk OTG, divaksin jadinya malah demam dan muntah dan ini pasti menyebabkan keluhan hebat," ungkapnya.

Lebih jauh menyoal saat ini varian baru sudah ditemukan dari negara luar. Seperti i disampaikan Jubir Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid. Di beberapa negara saat ini sedang terjadi lonjakan kasus COVID-19.

Beberapa faktor yang menjadi penyebab peningkatan kasus di negara-negara tersebut adalah mobilitas pergerakan masyarakat adanya varian baru virus COVID-19 yaitu B.117 asal Inggris, kemudian B.1351 asal Afrika Selatan dan varian mutasi ganda dari India B. 1617.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved