Berita Nasional Terkini
KSAD Jenderal Andika Perkasa Tak Sendiri, Pengamat Sebut KSAL Juga Berpeluang Jabat Panglima TNI
KSAD Jenderal Andika Perkasa tak sendiri, Laksamana Yudo Margono berpeluang jadi Panglima TNI gantikan Hadi Tjahjanto, berikut prediksi pengamat.
TRIBUNKALTARA.COM - KSAD Jenderal Andika Perkasa tak sendiri, Laksamana Yudo Margono berpeluang jadi Panglima TNI gantikan Hadi Tjahjanto, berikut prediksi pengamat.
Jelang Marsekal Hadi Tjahjanto memasuki masa pensiun tahun ini, sosok penerus di jabtan Panglima TNI mulai menuat.
Sejumlah perwira TNI bintang empat berpotensi menduduki jabtan tertinggi tersebut.
Nama KSAD Jenderal Andika Perkasa dianggap sebagai calon yang paling berpeluang menjabat Panglimat TNI.
Selain karena mertua Andika Perkasa adalah orang dekat Jokowi, Jenderal bintang empat itu juga pernah berada di lingkungan Istana.
Saat masih menyandang Jenderal bintang dua, Andika Perkasa pernah menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) saat Jokowi dan Jusuf Kalla baru dilantik sebagai Presiden.
Tentu kedekatannya dengan Jokowi menjadi modal penting untuk karier Andika Perkasa di TNI.
Baca juga: Duduki Pangkostrad, Dudung Abdurachman Diprediksi Jabat KSAD, Suksesor Jenderal TNI Andika Perkasa
Meski demikian, Jenderal Andika Perkasa tak mencuat sendiri sebagai calon Panglima TNI.
Masih ada Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
Pengamat Militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai peluang KSAL Yudo Margono tak boleh dipandang remeh.
Dari sisi profesionalisme, kata Fahmi, setidaknya dua hal yang harus dipertimbangkan Presiden Jokowi untuk menentukan sosok yang akan menggantikan Hadi Tjahjanto di kursi Panglima TNI.
Pertimbangan tersebut adalah masa aktif dan kebutuhan organisasi.
Dari sisi masa aktif, masa aktif KSAD Andika Perkasa lebih singkat dibandingkan Laksamana TNI Yudo Margono.
"Andika Perkasa sekitar 1,5 tahun. Sementara Yudo Margono memiliki masa aktif 2,5 tahun," ucap Fahmi, melansir Tribunnews, Kamis (3/6/2021).
Dari sisi organisasi, kata dia, masa yang singkat jelas akan mengurangi efektivitas kepemimpinan dan pengelolaan organisasi.
Secara politik, kata Fahmi, kebutuhan presiden hari ini adalah para pembantu dengan loyalitas tanpa syarat terutama untuk memuluskan agenda-agenda politik dan pemerintahan.

Baca juga: Penyebab KRI Nanggala 402 Tenggelam, Bukan Faktor Usia, Human Error, dan Blackout, Ini Kata KSAL
Dari hal itu, kata Fahmi, akan terlihat tidak ada perintang dalam relasi antara Presiden Jokowi dan Laksamana TNI Yudo Margono.
Namun, kata dia, hal itu sekaligus menunjukkan bahwa KSAL Yudo Margono tidak punya penyokong yang sangat kuat untuk menggaransi dirinya.
Sementara Andika Perkasa, kata Fahmi, memiliki penyokong kuat sekaligus perintang yakni melalui sosok ayah mertuanya yaitu AM Hendropriyono.
"Dari kedua hal di atas, saya berpendapat bahwa peluang Andika Perkasa akan lebih besar jika pergantian Panglima TNI dilakukan dalam waktu dekat.
Penundaan akan sangat berdampak pada peluang keterpilihan Andika Perkasa," kata Fahmi.
Meski demikian, peluang KSAL Yudo Margono menduduki jabatan Panglima TNI cenderung terus menguat seiring waktu.
Menurutnya tak ada masalah bagi Yudo Margono pribadi dan bagi organisasi TNI jika pergantian dilakukan dalam waktu dekat ataupun menjelang masa pensiun Hadi Tjahjanto.
Ketiadaan penyokong kuat, kata dia, justru lebih membuka peluang bagi Yudo Margono untuk diasosiasikan sebagai 'Jokowi's man' tanpa hadirnya tokoh lain seperti Hendropriyono terhadap Andika.
"Jadi, mempertimbangkan pergiliran matra atau tidak, peluang Yudo Margono tampaknya makin besar," kata Fahmi.

Baca juga: Jenderal Kabinda Papua yang Gugur Resmi Naik Pangkat, Jokowi Perintahkan Panglima TNI Kejar KKB
Tantangan Panglima TNI
Peneliti Bidang Pertahanan dan Keamanan Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Diandra Megaputri Mengko mengungkapkan wajar jika saat ini Presiden sudah mulai mempertimbangkan siapa pengganti Panglima TNI Hadi Tjahjanto yang akan segera pensiun di akhir tahun ini.
Seperti para pendahulunya, kata Diandra, jika Panglima TNI akan pensiun, biasanya desas desus untuk siapa penggantinya sudah mulai nenjadi diskursus publik.
Namun demikian, Diandra berharap Panglima TNI berikutnya akan fokus untuk mendorong profesionalisme dan patuh pada kendali demokratis.
"Secara umum harapannya Panglima TNI berikutnya bisa memiliki fokus untuk mendorong profesionalisme dan patuh pada kendali demokratis," kata Diandra saat dihubungi Tribunnews.com pada Kamis (3/6/2021).
Baca juga: Tak Terima Kesaksian Gatot Nurmantyo, Jhoni Allen Bongkar Rahasia Penyebab Jokowi Copot Panglima TNI
Terkait profesionalisme, kata dia, tentu diharapkan Panglima TNI berikutnya akan terus mendorong dan meninjau pembenahan Alutsista di Indonesia.
Apalagi, kata dia, ada insiden tenggelamnya KRI-Nanggala 402 beberapa waktu lalu.
Sementara di sisi lain, kata dia, diharapkan juga Panglima terus memberikan perhatian yang cukup kepada kebutuhan prajurit dalam mempersiapkan tugas utamanya misalnya seperti latihan-latihan perang dan persoalan kesejahteraan prajurit.
"Kesejahteraan prajurit ini tidak hanya terkait ketersediaan rumah dinas, tapi juga perlu menyentuh sampai jaminan kesehatan dan asuransi jiwa ketika berdinas," kata Diandra.
Terkait kendali demokratis, kata dia, diharapkan Panglima TNI selanjutnya bisa melakukan evaluasi terhadap persoalan lama yang belum tuntas.
Persoalan itu, lanjut dia, yakni evaluasi terhadap berbagai macam MOU dengan instansi sipil terkait sebagai basis pelaksanaan OMSP.
"Ini perlu dievaluasi kembali karena sesuai ketentuan UU TNI itu sendiri, OMSP ini perlu dilakukan atas dasar keputusan politik negara yakninkeputusan presiden bersama dengan DPR," kata Diandra.
(*)
Berita tentang TNI
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official