Kecelakaan Speedboat Nunukan
Keluarga Korban Ngaku tak Lihat Pelampung di Speedboat Riyan, Agen Bantah dan Sebut Sudah Siapkan
Keluarga korban ngaku tak lihat pelampung di Speedboat Riyan, agen bantah dan sebut sudah siapkan.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Keluarga korban ngaku tak lihat pelampung di Speedboat Riyan, agen bantah dan sebut sudah siapkan.
Informasi terbaru beredar, SB Riyan yang berangkat dari Tarakan menuju Desa Atap, Kecamatan Sembakung tak dilengkapi pelampung.
Ini disampaikan Jubril Gani, salah seorang keluarga korban Speedboat Riyan. Ia mengakui, pamannya, saudara dari ayahnya menjadi korban dan meninggal dalam insiden tersebut.
Padahal ayah sepupunya, akan menghadiri acara pernikahan sang sepupu di Desa Atap.
Baca juga: Hanya 22 Kursi di Speedboat Riyan, Agen Ngaku Manifes Penumpang Tercatat 30 Orang, Over Kapasitas?
Baca juga: Speedboat yang Terbalik di Sembakung Bawa 30 Penumpang, Agen Tiket Sebut Kapasitas 22 Kursi
Dari cerita ia dapatkan atau informasi yang ia terima, penumpang sebelum berangkat tak dilengkapi pelampung.
"Yang saya l dengar informasinya penumpang kayaknya tidak dilengkapi pelampung atau mungkin ada pelampung tapi tidak diingatkan sama pihak sepedboat untuk dipakai saya kurang tahu juga," urai Jubril.
Ini disampaikannya setelah melihat korban tenggelam tidak dalam posisi terapung.
"Kalau dia pakai pelampung pasti terapung posisinya. Orang tua saya keluar dari jendela itu disuruh berenang ke tepian gak berani. Karena takut hanyut," urainya.
Meskipun ibunya bisa berenang namun ibunya masih bertahan memilih memegang speedboat yang sudah dalam kondisi terapung.
"Mama saya bisa berenang sih. Tapi mama saya memilih berpegangan ke speedboat yang terapung itu. Sampai datang bantuan," ujarnya.
Ia melanjutkan, sekitar pukul 14.00 WITA ia mendapatkan kabar dari ipar yang ada di Sembakung. Bahwa speedboat Riyan belum juga sampai.
"Dan dia dapat info di sana speedboatnya terbalik. Jadi saya ke pelabuhan Tengkayu nanya kabar selanjutnya. Dan berita yang meninggal itu beruntun datang. Empat orang awalnya lalu bertambah lima orang," urainya.
Pamannya, orang tua dari sepupunya yang akan melangsungkan pernikahan ikut menjadi korban terbaliknya speedboat tersebut.
Baca juga: Kisah Sedih Tragedi Speedboat Terbalik, Niat Hadiri Nikahan Keluarga, Ayah Mempelai Pria Meninggal
Keluargnya berangkat satu rombongan menuju Desa Atap untuk menghadiri acara pernikahan keluarga di sana.
"Dari keluarga laki-lakinya keluarga bapak saya, orang tuanya ikut ke sana semua sudah bawa fogep juga dari sini ke sana. Jadi yang meninggal dari keluarga kami, bapaknya yang mau menikah itu kesian," lanjutnya.
Sementara itu, orang tuanya yang ikut dalam rombongan selamat.
Dan posisi orang tuanya saar ini ada di Sembakung di rumah keluarga sepupu.
"Saya lega orang tua selamat. Kalau orang tua sepupu saya tidak tahu lagi kelanjutannya apakah acara dilanjutkan atau tidak karena kondisinya meninggal. Mungkin ditunda. Tidak mungkin dilanjutkan. Kita doakan saja semua bisa berjalan sesuai direncanakan," harapnya.
Sementara itu, Hasbullah, Manager Operasional PT Surya Sebatik membantah jika tak ada pelampung yang disiapkan dalam speedboat.
Jika kapasitas penumpang 22 orang maka jumlah pelampung disiapkan 30 pcs.
"Karena distandarkan 125 persen dari total kursi. Tidak mungkin fasilitas kursi dihitung 22, pelampung hanya 22. Itu tidak boleh," tegasnya.
Ia juga membantah jika pihak speedboat tak mengingatkan untuk menggunakan pelampung.
"Kok bisa tidak menemukan. Padahal ada di sekitar mereka. Lucunya juga para penumpang kalau disuruh mengenakan pelampung, acuh tak acuh. Bahkan diinjak injak itu barang," ujarnya.
Pihaknya berkali- kali mengingatkan agar pelampung digunakan sebelum berlayar. Namun yang terjadi kadang penumpang hanya memangku pelampung dan tak menggunakannya.
Baca juga: Speedboat Terbalik di Perairan Nunukan, Diduga Sempat Menabrak Batang Kayu hingga Penumpang Panik
"Pelampung itu ada ditempatkan di sampingnya. Sebelum berangkat diarahkan. Kadang ada yang nda pakai, cuma dipangku saja. Bahkan lebih lucu yang jelas mengabaikan," ujarnya.
Tak terhitung berapa kali pihaknya mengingatkan agar memakai pelampung sebelum berangkat. Kemungkinan karena panik kondisi di dalam speedboat sehingga tak melihat pelampung.
"Kalau sudah kejadian panik tidak kelihatan. Tapi kalau orang mawas diri, sebelum berangkat pasti sudah pakai pelampung. Saya sering lihat barang itu diinjak. Padahal itu penyelamat tapi dianggap remeh," keluhnya.
Speedboat Riyan Over Kapasitas?
Hanya 22 Kursi di Speedboat Riyan, agen ngaku manifes penumpang tercatat 30 orang, over kapasitas? Ini pernyataan pengelola Speedboat Riyan.
Speedboat Riyan yang setiap hari berangkat ke Sembakung diketahui memiliki kapasitas 22 kursi.
Sementara informasi dihimpun TribunKaltara.com kepada agen yang menjual tiket rute Sembakung tercatat 30 penumpang yang dibawa dalam speedboat Riyan.
Diakui Hasbullah, Manager Operasional PT Surya Sebatik, speedboat Riyan ini memiliki kapasitas 22 orang yang bisa duduk dalam kursi speedboat.
Baca juga: Speedboat yang Terbalik di Sembakung Bawa 30 Penumpang, Agen Tiket Sebut Kapasitas 22 Kursi
Baca juga: Kisah Sedih Tragedi Speedboat Terbalik, Niat Hadiri Nikahan Keluarga, Ayah Mempelai Pria Meninggal

"SB Riyan sendiri memiliki dua mesin dan ukurannya GT4, 2x200 PK," sebut Hasbullah.
Sementara, yang terisi dalam manifes di awal itu 23 orang dewasa dan tujuh anak-anak.
Sehingga total tercatat dalam manifes sebanyak 30 orang.
"Isi kapasitas sebenarnya posisi kursi 22 orang. Tapi perlu diketahui, bahwa posisi speedboat non reguler tujuan Sembakung beda. Kalau yang reguler kan menghadap ke depan. Kalau yang ini memanjang kursinya dan saling berhadapan," urainya.
Sementara itu, Wakil Operasional Trayek Sembakung PT Surya Sebatik, Aswan Syamsi mengatakan, dengan kondisi kursi memanjang, penumpang bisa dikondisikan dengan bentuk kursi yang ada.
Sehingga berpotensi penumpang dewasa bisa memangku penumpang kategori anak.
"Dia pangku. Dan tidak ada penumpang yang tidak masuk dalam manifes. Kami tidak berani bawa mereka kalau tidak dimasukkan manifes," bebernya.
Persoalannya lanjut Aswan, dilemanya rute Sembakung ini, saat calon penumpang membeli tiket speedboat, kadang anak tidak ikut didaftarkan.
Sehingga membuatnya kesulitan untuk mendata.
"Nanti sudah di dalam speedboat saat akan dihitung dan dicek tiketnya juga baru dapat ada anak tidak didaftarkan beli tiket. Padahal sudah saya kasih tahu harus didaftarkan juga anaknya. Tapi mereka anggap remeh," keluhnya.
Baca juga: Speedboat Terbalik di Perairan Nunukan, Diduga Sempat Menabrak Batang Kayu hingga Penumpang Panik
Baca juga: Beredar Daftar Penumpang Speedboat yang Terbalik di Sembakung, Total 30 Penumpang, 6 Orang Meninggal

Ia mengakui, total penumpang yang sebenarnya terdaftar dalam manifes 21 orang yang mendaftar melalui WhatsApp (WA).
Kemudian lanjutnya, bertambah dua orang lagi sehingga total 23 dalam manifes.
"Awalnya rombongan dari Sulawesi ini yang ikut kapal kemarin, itu daftar pertama 13 orang. Kemudian nambah lagi dua orang. Jadilah 23 orang," ujarnya.
Barulah saat di dalam speedboat ada tujuh anak yang belum ikut didaftarkan sehingga pihaknya tegas, tujuh anak tersebut harus membeli tiket.
Nanti ketika dilakukan pengecekan di speedboat baru saya terlihat ada anak anak.
"Jadi saya daftarkan saja mau tidak mau. Mereka wajib bayar," ujarnya.
Mereka semua masuk dalam manifes. Jadi total 30 orang dalam speedboat.
"Karena saya juga harus berangkatkan speedboat Menara Indah ke Nunukan jadi saya berangkatkan dulu speebdoat ke Sembakung," ujarnya.
Ia melanjutkan, jika ia tahu sejak semalam saat penumpang mendaftar membeli tiket, ia akan mengurangi penumpang dewasa.
"Itu melebihi dispensasi. Kalau saya tahu itu anak anak sekian, saya bisa kurangi penumpang dewasanya," jelasnya.
Ia melanjutkan, selama memberangkatkan penumpang ke Sembakung setiap hari, calon penumpang bisa beli tiket via WhatsApp atau di dalam pelabuhan.
Baca juga: UPDATE Speedboat Terbalik di Sembakung, Penumpang Tercatat 23 Orang, 5 Dikabarkan Meninggal Dunia
"Sistem mendaftar lewat SMS dan WA. Karena takutnya penuh gak dapat tiket. Sehari sebelum berangkat speedboat, nama sudah masuk. Tapi jarang sekali nama anak anak ikut dalam daftar," urainya.
Ia sudah seringkali menyampaikan bahwa nama anak-anak harus ikut didaftarkan.
"Bahkan demi Allah saya sudah sampaikan penumpang dari Beringin, ada dua ibu bawa masing-masing dua anaknya. Saya bilangi lain kali kalau daftar tolong sertakan nama anaknya. Supaya saya bisa kondisikan penumpang," pungkasnya.
Niat Hadiri Nikahan, Ayah Mempelai Pria Meninggal
Niat menghadiri pernikahan keluarga di Desa Atap, Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, nahasnya orangtua Jumiansyah jadi korban speedboat terbalik.
Sebelumnya, speedboat (SB) Ryan dikabarkan terbalik saat melintasi perairan di Desa Pelaju, Sembakung siang tadi.
Informasi yang dihimpun, speedboat Ryan yang berkapasitas 20 penumpang, namun saat bertolak dari Tarakan pukul pukul 13.48 Wita mengangkut 31 penumpang, termasuk motoris speedboat.
Lintasan speedboat dari Tarakan menuju Kecamatan Sembakung melalui beberapa desa d iantaranya Desa Tepian, Desa Pelaju, Desa Tagul, Desa Lubakan, dan Desa Atap yang menjadi Ibukota Kecamatan.
Saat dihubungi, Jumiansyah yang merupakan anak dari penumpang SB Ryan bernama Lasumi dan Marwiyah mengaku orangtuanya pergi ke Sembakung menghadiri pernikahan keluarga ayahnya.
Baca juga: Speedboat Terbalik di Perairan Nunukan, Diduga Sempat Menabrak Batang Kayu hingga Penumpang Panik
Tak hanya orangtuanya, di dalam speed juga ada mempelai pria termasuk kedua orangtuanya.
"Jadi, tadi saya nggak sempat ngantar mereka ke pelabuhan speedboat. Karena yang nyetir mobil itu mempelai pria.
Di dalam mobil itu ada orangtuanya mempelai pria juga. Jadi ada 5 orang.
Mempelai pria itu keluarga dari bapak saya. Dia seorang Polisi. Mempelai wanitanya ada di Desa Atap," kata Jumiansyah kepada TribunKaltara.com, melalui telepon seluler, Senin (07/06/2021), pukul 19.00 Wita.

Lebih lanjut dia sampaikan, di dalam speedboat itu juga ada keluarga dari pihak perempuan.
Nahasnya, speedboat yang mereka tumpangi terbalik saat melintas di perairan Desa Pelaju.
Informasi yang dihimpun dari Camat Sembakung, SB Ryan menabrak papan kayu yang hanyut di lintasan Desa Pelaju.
Kemungkinan papan tersebut tidak kelihatan oleh motoris speed ditambah air sungai surut dan arus sungai lagi kencang.
"Alhamdulillah orangtua saya selamat. Tapi ayah dari mempelai pria meninggal dunia.
Mereka sekarang lagi di Desa Atap. Di sana kan ada adik saya dan sepupu juga. Saya di Tarakan, dapat kabar saja tadi dari mereka," ucapnya.
Pasca kejadian, Jumiansyah sempat menghubungi orangtuanya melalui telepon seluler dalam keadaan menangis.
Baca juga: Beredar Daftar Penumpang Speedboat yang Terbalik di Sembakung, Total 30 Penumpang, 6 Orang Meninggal
"Saya dapat kabar speed terbalik pukul 14.00 lewat dari adik saya di Sembakung. Mereka sempat tunggu speednya, kog tidak datang. Lalu dengar kabar terbalik speednya," ujarnya.
Sementara itu, barang bawaan orangtuanya hanya berupa pakaian yang rencana digunakan empat hari selama acara pernikahan di Sembakung.
"Sedikit saja pakaian. Mudahan selamat lah, karena sudah tidak dipikirkan lagi soal barang bawaan.
Informasi terakhir orangtua baik-baik saja, hanya mungkin sedikit trauma karena masih kaget," tuturnya.
Jumiansyah mengatakan, tak mengetahui persis mengenai jadi atau tidaknya pernikahan yang sebelumnya direncanakan esok.
"Saya kurang tau. Masalahnya juga masih dalam kondisi duka juga mempelai pria," ungkapnya.
Baca juga: UPDATE Speedboat Terbalik di Sembakung, Pencarian 1 Korban Hilang Gunakan Jaring, 6 Meninggal Dunia
Sekadar diketahui, speed boat itu membawa 31 penumpang dan 7 diantaranya merupakan anak-anak.
Terbaliknya speed boat itu menyebabkan 6 orang meninggal dunia. 3 orang diantaranya merupakan orang dewasa dan 3 lainnya anak-anak.
Hingga saat ini, 1 orang wanita berusia sekira 47 tahun belum ditemukan.
Proses pencarian masih terus dilakukan oleh unsur Muspika, Pemdes Pelaju, tim BPBD perwakilan Sembakung, Tagana, Kampung Siaga Bencana (KSB), termasuk masyarakat setempat.
Sementara itu 24 penumpang lainnya ditemukan dalam selamat.
(*)
Penulis: Andi Pausiah dan Febrianus Felis
Berita terkait baca Kecelakaan Speedboat Nunukan
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official