Berita Daerah Terkini

Kisah Pilu, 7 Tahun Pasangan Suami Istri Ini Tinggal di Kandang Ayam, Kadang Tidak Bisa Makan

Kisah pilu, 7 tahun pasangan suami istri ini tinggal di kandang ayam, kadang tidak bisa makan.

Editor: Amiruddin
tribunsumsel/agung
Pasutri yang selama 7 tahun tinggal di kandang ayam. 

TRIBUNKALTARA.COM -  Kisah pilu, 7 tahun pasangan suami istri ini tinggal di kandang ayam, kadang tidak bisa makan.

Kisah pasangan suami istri di Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan ini viral di media sosial.

Selama hampir 7 tahun pasangan Sulaiman dan Nuryati terpaksa tinggal di rumah tak layak huni.

Bukan hanya tak layak huni, Sulaiman dan Nuryati juga terpaksa tinggal bersama ayam di rumah tak layak huni.

Jika hujan mengguyur kata dia, Sulaiman dan Nuryati biasa terkena hujan.

Selain tinggal di kandang ayam, Sulaiman dan Nuryati juga mendirikan rumah reotnya di lahan milik orang lain.

Sehingga, Sulaiman dan Nuryati hingga saat ini sulit untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Pasangan suami istri (pasutri) itu merupakan warga RT 02 Dusun I Desa Teluk Kecapi, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan.

Baca juga: KPU Nunukan Sebut Hanya 2.944 Orang jadi Pemilih Tetap dari 3.306 DPTb Pilkada 2020, Ini Kendalanya

Keduanya terpaksa tinggal di rumah tak permanen yang dinding dan atapnya terbuat dari daun nipah.

Selama tujuh tahun tinggal di rumah yang berlokasi di dekat sawah lebak tersebut.

"Kami tinggal di rumah ini sejak menikah tujuh tahun lalu," kata Sulaiman ditemui di kediamannya, Minggu (13/6/2021).

Pasutri ini mempersilakan wartawan masuk ke dalam rumah panggung seluas tak lebih dari 12 meter persegi ini.

Begitu masuk, bau tak sedap tercium dari beberapa karung berisi ayam yang digantung di dalam rumah.

"Kami tinggal sama ayam," kata Sulaiman.

Menurut pria 65 tahun ini, ia dan istrinya melakukan aktivitas sehari-hari di rumah yang berdiri di atas empat tiang penyangga setinggi 1,5 meter itu.

"Kami tidur, makan dan masak di sini," tutur Sulaiman sambil menunjukkan perlengkapan rumah tangga yang membaur menjadi satu itu.

Menurutnya, tak ada pilihan lain selain menempati tempat tinggal ini karena Sulaiman mengaku tak mampu membangun rumah.

Baca juga: Chord Gitar dan Lirik Lagu Perih - Vierra: Aku Kan Bertahan Meski Tak Kan Mungkin

Bahkan pasutri ini harus menumpang di atas lahan milik warga setempat untuk mendirikan rumah reot tersebut.

Sulaiman menuturkan, saat hujan terutama di malam hari, air membasahi seluruh isi rumah karena atap rumah yang hanya terbuat dari daun nipah.

"Kalau hujan, saya dan istri kebasahan karena air netes semua.

Bukan lagi bocor, tapi benar-benar air jatuh ke kami," ungkap Sulaiman.

Sementara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Sulaiman dan istrinya bekerja serabutan.

Di antaranya menawarkan jasa merawat kebun dan sawah milik orang lain.

Pendapatan mereka perhari kadang tak tentu, mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 40 ribu jika sedang beruntung.

"Alhamdulillah, kadang dapat Rp 40 ribu cukup untuk makan, kadang tidak sampai segitu dan tidak bisa makan," tutur Sulaiman.

Kondisi pasutri ini pun viral di media sosial, hingga mengundang perhatian dari sejumlah pihak yang memberikan bantuan berupa sembako dan uang tunai.

Namun tetap saja, Sulaiman dan Nuryati hidup dalam ketidaknyamanan di rumah mereka itu.

Aparat pemerintahan di wilayah tempat tinggal pasutri ini bukannya tak ada upaya untuk memberikan bantuan.

Baca juga: YLKI Angkat Suara Soal Rencana Kemenkeu Kenakan Pajak Sembako: Tidak Pantas, Itu jadi Beban Rakyat

Camat Pemulutan, Muhammad Zen mengatakan, berdasarkan laporan perangkat Desa Teluk Kecapi, upaya penyaluran bantuan terhadap pasangan Sulaiman dan Nuryati telah dilakukan sejak 2019 lalu.

Namun menurut Zen, ada dua kendala utama dalam penyaluran bantuan, yakni data kependudukan Sulaiman yang belum diperbaharui dan status kepemilikan lahan tempat tinggal.

"Pak Sulaiman, berdasarkan data kependudukan baik di KTP dan KK masih terdaftar sebagai warga Desa Pelabuhan Dalam. Sementara istrinya memang warga Desa Teluk Kecapi, tapi di KK masih ikut orang tua," ungkap Zen.

"Jadi bagaimana kami mau menyalurkan bantuan jika data kependudukannya belum diperbaharui. Sedangkan penyaluran bantuan ini harus ikut aturan," imbuh Zen menerangkan.

Baca juga: Link Nonton Gratis MasterChef Indonesia Season 8, Minggu 13 Juni 2021, Chef Juna Minta Wita Pulang

Kemudian juga status lahan tempat tinggal Sulaiman dan istrinya, menghambat untuk mendapatkan bantuan bedah rumah.

"Dari dinas terkait juga tidak bisa menganggarkan perbaikan rumah karena itu bukan lahan tempat tinggal Pak Sulaiman.

Mengenai bantuan dari alokasi dana desa, tahun kemarin dialokasikan untuk penanganan Covid-19," papar Zen.

Ke depan, aparat pemerintahan di Kecamatan Pemulutan akan berupaya agar Sulaiman dan Nuryati memiliki data kependudukan yang jelas sehingga dapat menerima bantuan.

"Insha Allah ke depan akan kami upayakan dengan pihak terkait agar data kependudukan warga kami ini jelas dan bisa mendapat bantuan dan hunian yang layak," kata Zen.

Baca juga: Hari Donor Darah Sedunia 2021, Ini 20 Link Twibbon Gambar untuk Buat Ucapan, Bisa Diunggah di Medsos

(*)

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Selama 7 Tahun, Pasangan Suami Istri di Ogan Ilir Tinggal di Kandang dengan Ayam, https://www.tribunnews.com/regional/2021/06/13/selama-7-tahun-pasangan-suami-istri-di-ogan-ilir-tinggal-di-kandang-dengan-ayam?page=all
Editor: Eko Sutriyanto
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved