Berita Nasional Terkini
Info Cuaca Selasa 22 Juni 2021, BMKG Sebut 20 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang
BMKG mendeteksi adanya potensi cuaca ekstrem di Indonesia, terutama pada 20 wilayah yang berpotensi diguyur hujan lebat disertai angin kencang.
TRIBUNKALTARA.COM - Simak info cuaca Selasa 22 Juni 2021, BMKG sebut 20 wilayah di Indonesia berpotensi diguyur hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Dalam rilis resminya hari ini, BMKG mendeteksi potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada 20 wilayah di Indonesia.
Wilayah yang dimaksud, seperti Sumatera Selata, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Papua Barat, hingga Gorontalo.
Termasuk pula di antaranya, yakni provinsi termuda Indonesia, Kalimantan Utara.
Selain itu, juga terdapat tujuh wilayah lainnya di Indonesia yang berpotensi diguyur hujan disertai petir dan angin kencang.
Dalam artikel ini pula TribunKaltara.com menyajikan prakiraan cuaca pada Rabu 23 Juni 2021 besok.
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Nunukan Senin 21 Juni 2021: Waspada Hujan Petir dan Angin Kencang Malam Hari
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) merilis peringatan dini cuaca ekstrem di 27 wilayah Indonesia pada Selasa (22/6/2021).
Sebanyak 20 daerah berpotensi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.
Di antaranya adalah Aceh, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, dan Banten.
Sementara itu, tujuh wilayah lainnya diperkirakan diguyur hujan yang juga dapat disertai petir hingga angin kencang.
Dilansir bmkg.go.id, sirkulasi siklonik terpantau di Samudera Hindia barat Australia yang membentuk daerah pertemuan/perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekitar sistem tersebut.
Daerah konvergensi juga terpantau memanjang dari Samudera Hindia barat Sumatera Utara hingga selat Malaka, dari Samudra Hindia barat Sumatera Barat hingga Riau bagian timur.
Kemudian, dari Samudera Hindia barat daya Banten hingga selatan Lampung, dari Samudra Hindia selatan Banten hingga perairan utara Jawa Barat.
Juga dari Kalimantan Timur hingga Laut Sulawesi, dari perairan P. Buru hingga perairan utara Sulawesi Utara, di perairan utara Papua-Papua Barat, dan di Papua bagian tengah.
Kondisi ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.