Simposium Budaya Tidung

Simposium Budaya Tidung Perdana Resmi Digelar Hari Ini, Hidupkan Budaya Asli Tana Tidung

Simposium Budaya Tidung perdana digelar Rabu 26 Juni 2021, guna menghimpun semua suku asli di Tana Tidung, Kalimantan Utara.

Penulis: Rismayanti | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM / RISNAWATI
Ketua Panitia Simposium Budaya Tidung, Jafar Sidik saat ditemui di kegiatan Simposium Budaya Tidung yang berada di Pendopo Djaparuddin, Rabu (23/6/2021) (TRIBUNKALTARA.COM / RISNAWATI) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Ketua Panitia Simposium Budaya Tidung, Jafar Sidik mengatakan, simposium ini merupakan awal untuk menghimpun semua suku asli di Tana Tidung, baik Suku Tidung maupun Suku Bulusu.

Melalui simposium ini, dia mengharapkan budaya kedua suku ini dapat dikenal masyarakat luas.

Baca juga: BREAKING NEWS Simposium Budaya Tidung Perdana Dilaksanakan di Tana Tidung Kalimantan Utara Hari Ini

"Kita bisa menghidupkan kedua budaya ini, sehingga bisa diketahui, bukan saja masyarakat Tana Tidung, tapi juga masyarakat luas, masyarakat Provinsi Kalimantan Utara," ujarnya, Rabu (23/6/2021)

Diketahui, Simposium Budaya Tidung akan berlangsung selama tiga hari, mulai hari ini hingga Jumat (25/6) mendatang.

Selama berlansungnya simposium ini, pihaknya akan melaksanakan rapat-rapat komisi, guna mengetahui budaya Tidung apa saja yang harus dipatenkan. Begitu juga dengan budaya Bulusu.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tana Tidung itu menambahkan, Suku Tidung cukup banyak di Kaltara, baik di Tarakan, Sembakung, Bulungan, maupun Malinau.

"Nanti untuk Tana Tidung itu, supaya dia terpisah. Bukan terpisah sukunya, tapi inilah Budaya Tidung yang dimiliki Kabupaten Tana Tidung,

Malinau nanti, ini budayanya, begitu juga yang lain. Bukan kita memisahkan sukunya," jelasnya.

Baca juga: Pemkab Tana Tidung Gelar Simposium Budaya Tidung, Ini Jadwal dan Narasumber yang Hadir 

Begitu juga dengan setiap budaya di masing-masing kecamatan yang ada di Tana Tidung, yang mana memiliki masing-masing Budaya Tidung, kata dia, akan dipersatukan.

"Kita akan mengompakkan budaya ini, jadi nanti yang keluar itu tidak ada lagi budayanya Sesayap, budayanya Bebatu, dan sebagainya. Tapi ini budaya Tana Tidung, begitu juga Bulusu," tuturnya.

(*)

Penulis: Risnawati

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved