Berita Tarakan Terkini

Usai Disuntik Vaksin Corona Sinovac Massal, Satu Warga Tarakan Langsung Pingsan dan Dirujuk ke RSUD

Usai disuntik vaksin corona Sinovac secara massal, satu warga Tarakan langsung pingsan dan dirujuk ke RSUD Tarakan.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
Satu orang penerima vaksin saat dirujuk ke RSUD setelah sempat pingsan pasca menjalani vaksin, Sabtu (26/6/2021). TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Usai disuntik vaksin corona Sinovac secara massal, satu warga Tarakan langsung pingsan dan dirujuk ke RSUD Tarakan.

Kegiatan vaksinasi massal kembali dilanjutkan Tim Satgas Penanganan Covid-19 dari Dinkes Tarakan.

Saat proses vaksinasi masih berjalan di Gedung Wanita, Sabtu (26/6/2021), satu warga sempat mengalami pingsan.

Baca juga: 100 Orang di Kabupaten Tana Tidung Disuntik Vaksin Corona, Dinkes KTT Sasar TNI dan Masyarakat Umum

Baca juga: 20 Ribu Warga Tarakan Sudah Disuntik Vaksin Corona, Devi Ika Indriarti: Kita Habiskan Sinovac Dulu

Baca juga: Kadin Malinau Terima 30 Vial Vaksin Corona, 150 Sasaran Terima Dosis Pertama Vaksinasi Covid-19

Kronologisnya sendiri, penerima vaksin berjenis kelamin perempuan tersebut baru sekitar lima menit menjalani suntik vaksin. Setelah itu menuju ke kursi observasi. Selama masa observasi dan saat tiba di depan petugas, penerima vaksin mengalami pingsan.

Ia segera digotong ke dalam ruang observasi khusus untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Selang 30 menit, tim medis memutuskan yang bersangkutan dirujuk ke RSUD untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Dikatakan Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kota Tarakan, dr. Devi Ika Indriarti, kejadian pingsannya salah seorang penerima vaksin adalah Kejadian Pasca Imunisasi (KIPI). Karena memang lanjut dr. Devi, reaksi orang terhadap suatu bahan atau obat itu berbeda.

"Bisa jadi dia memiliki penyakit misalnya ditanya ada maag atau asam lambug gak, terkontrol gak, atau kadang stres, gugup panik bisa sebabkan hal seperti itu. Tadinya awalnya lambungnya tidak ada keluhan malah bisa kambuh karena gugup panik," bebernya.

Lebih lanjut dr. Devi mengungkapkan, yang bersangkutan saat ditanya petugas sudah sarapan dari rumah. Sehingga kemungkinan sempat mengalami pingsan karena berasal dari reaksi vaksin.
"Bisa saja karena reaksi vaksin atau bisa saja reaksinya terjadi karena kadar kalium dalam darahnya itu kurang. Kan kita gak perna periksa tinggi rendah kadar kalium. Kan tadi sudah membaik kondisinya. Sudah dikasih oksigen kemudian infus dan sudah ada perbaikan. Yang bersangkutan sudah sadar. Namun untuk memastikan lagi, kita rujuk ke RSUD," beber dr. Devi.

Ia melanjutkan, untuk penanganannya, di UGD RSUD akan dilakukan obeservasi. Jika nanti diperiksa tidak ada penyakit lain lanjut dr. Devi, maka yang bersangkutan bisa dipulangkan hari ini.

Adapun jenis KIPI lanjutnya, belum bisa dipastikan. Apakah masuk KIPI ringan atau serius lanjutnya.

"Kalau dia dilakukan perawatan di RSUD, bisa jadi KIPI serius," urainya.

Lebih lanjut dibeberkan dr. Devi, selama vaksinasi massal, ini kasus kedua ditangani Dinkes Tarakan.
"Dulu pernah sekali. Kasus pertama dia punya penyakit berhubungan dengan paru paru. Cuma dia mungkin tidak sampaikan. Dan sebelum divaksin juga sesak tapi dia akui sudah biasa dan akhirnya setelah vaksin, dia harus dirawat," ungkapnya.

Untuk persyaratan vaksin lebih jauh dibeberkan dr. Devi, tekanan darah tak boleh melebihi 180/110. Jika rutin kontrol baru diiperbolehkan.

Kemudia ketika ditemukan demam dan pilek, tidak dieprbolehkan vaksin.

"Khawatirnya nanti makin memperberat. Nanti kalau kejadian KIPI, dibilang karena vaksin padahal bukan," jelasnya.

Kemudian memiliki riwayat jantung dan gula darah. Jika tak terkontrol tak boleh vaksin. Selain itu ginjal, kelainan darah
talesemia yang belum terkontrol tidak boleh vaksin. Termasuk ibu hamil dan menyusui.

Baca juga: Jelang PTM, Guru di SMPN 1 Tanjung Selor Sudah Disuntik Vaksin Corona, Menunggu Tahap 2 Vaksinasi

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Tarakan, Hari ini 600 Guru Disuntik Vaksin Corona Sinovac, Berikut Kriterianya

Baca juga: 90 Persen Tenaga Kesehatan di Kaltara Telah Disuntik Vaksin Corona, Nunukan Tertinggi Se-Provinsi

"Penyakit kencing manis. Kalau dia terkontrol, rutin berobat, gula darah standar terkontrol, bisa vaksin," jelasnya.

Ia melanjutkan, untuk kasus KIPI hari ini, ia memang memiliki riyawat penyakit. Namun tak bisa disebutkan untuk menjaga privasi pasien.

"Dia bisa tetap divaksin dengan riwayat penyakit ya itu. Hanya kembali ke emosional orang berbeda. Mengalami stres sedikit faktor pencetusnya juga tegang khawatir, kaku, padahal sudah sarapan dia," pungkasnya. (*)

Penulis: Andi Pausiah

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved