Berita Nunukan Terkini
Beber Kendala Layanan Bidan di Perbatasan RI-Malaysia, IBI Sebut Kematian Ibu di Nunukan Tinggi
Beber kendala layanan bidan di perbatasan RI-Malaysia, IBI sebut kematian ibu di Nunukan tinggi.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Beber kendala layanan bidan di perbatasan RI-Malaysia, IBI sebut kematian ibu di Nunukan tinggi.
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Nunukan, Ulyana sebut layanan Bidan di perbatasan RI-Malaysia terkendala geografis termasuk sarana dan prasarana (Sarpras).
Hal itu dia ungkapkan seusai acara peringatan HUT IBI ke-70 di Hotel Lenfin Nunukan.
Baca juga: Bidan Terdepan Layani Ibu Hamil, Kepala Dinkes Nunukan Sebut Angka Kematian Ibu dan Anak Fluktuatif
Baca juga: Jadwal Keberangkatan Speedboat Rute Nunukan-Tarakan, Penumpang Diimbau Taat Protokol Kesehatan
Baca juga: Prakiraan Cuaca Kaltara Senin 28 Juni 2021, 13 Willayah di Kabupaten Nunukan Cerah Berawan
Adapun tema yang diangkat dalam HUT IBI di Nunukan yakni 'Optimalisasi Peran Bidan Pada Pelayanan KIA-KB dan Kesehatan Reproduksi Dalam Mendukung Penguatan Pelayanan Primer'.
Menurut Ulyana, dalam rangkaian HUT IBI tahun ini, pihaknya telah melaksanakan bakti sosial.
Seperti layanan KB serentak yang dirangkaikan dengan kegiatan pelayanan KB sejuta akseptor serentak di seluruh Indonesia.
Termasuk melaksanakan layanan IVA tes dan Sadanis bagi wanita usia subur.
"Ini salah satu bentuk promosi juga bahwa deteksi dini dan IVA tes dapat membantu wanita usia subur mendeteksi secara dini kanker serviks. Ini kami sampaikan berulang-ulang karena program ini merupakan standard pelayanan minimal yang harus didapatkan oleh wanita usia subur," kata Ulyana kepada TribunKaltara.com, Senin (28/06/2021), pukul 13.00 Wita.
Dia mengatakan, angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Nunukan tergolong cukup tinggi.
Penyebab utama AKI akibat pendarahan dan juga hipertensi saat kehamilan.
Pada 2020 AKI di Kabupaten Nunukan mencapai 10 jiwa. Sementara itu, pada 2021 terdapat 2 AKI.
Sedangkan, untuk angka kematian bayi (AKB) ada dua kategori yakni bayi baru lahir dan bayi usia 1-11 bulan.
Pada 2020, AKB ada 31 jiwa untuk bayi baru lahir. Sedangkan, kategori bayi ada 54 jiwa.
Pada 2021, AKB untuk bayi baru lahir ada 4 jiwa. Dan bayi ada 7 jiwa.
"AKB di Nunukan masih tinggi utamanya bayi yang lahir dengan berat badan yang kecil atau premature. Itu yang penanganannya agak sulit. Apalagi kondisi geografis wilayah Nunukan agak sulit. Jadinya harus dirujuk ke RSUD Nunukan atau RSP Sebatik," ucapnya.