Berita Daerah Terkini
PHI Konsisten dalam Pemberdayaan Masyarakat, Siapkan Program Petani 4.0 hingga Budaya Lalat Hitam
PHI, yang mengelola wilayah kerja migas di area Kalimantan berkomitmen melaksanakan operasi migas yang mematuhi peraturan dan memperhatikan lingkungan
TRIBUNKALTARA.COM, BALIKPAPAN - PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), yang mengelola wilayah kerja minyak dan gas bumi (migas) di area Kalimantan berkomitmen melaksanakan operasi
yang mematuhi peraturan dan memperhatikan lingkungan sekitar.
Caranya, antara lain melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) Perusahaan.
Hal tersebut disampaikan Manager Communication, Relations, & CID PHI Dony Indrawan dalam pertemuan dengan media Kalimantan pada Juli 2021 bertajuk BASO IGA PHI (Bincang Asyik soal Migas ala PHI).
Pada kesempatan itu selain memaparkan struktur organisasi dan awak di fungsi Relations Regional Kalimantan, Dony juga memaparkan kegiatan TJS oleh masing-masing anak perusahaan yang bernaung dalam PHI, yakni PHM di Zona 8, PHSS di Zona 9 dan PHKT di Zona 10.
Baca juga: Tingkatkan Sinergi dengan Media Kalimantan, PHI Gelar “Baso Iga PHI” Bersama AMSI Kalimantan Timur
“Kami memiliki beberapa program unggulan di WK Mahakam atau Zona 8 yang dikelola oleh Pertamina Hulu Mahakam.
Salah satunya adalah program Petani Maju 4.0, yaitu program pertanian ramah lingkungan di kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartenagara,” terang Dony.
Program Petani Maju 4.0 ini dimaksudkan untuk memanfaatkan sumberdaya yang melimpah di Kelurahan Teluk Pamedas, Sanipah, Handil Baru, Handil Baru Barat, dan Muara Sembilang.
Program ini dilaksanakan melalui pendampingan kepada masyarakat dalam mengembangkan usaha pertanian ramah lingkungan dengan menggunakan aplikasi digital berbasis pertanian “Aplikasi Tanam Digital”.

Diharapkan dengan semakin meningkatnya kapasitas petani, pemuda dan peranan wanita yang disertai dukungan sarana dan prasarana serta intervensi kegiatan yang yang berbasis praktik keberlanjutan baik yang diprakarsai oleh PHM maupun secara mandiri oleh kelompok, maka tercipta kemandirian sehingga mampu peningkatan taraf kehidupan bersama yang lebih baik di masa yang akan datang.
Lebih lanjut Dony menyampaikan berbagai program TJSL di wilayah Zona 9, misalnya program Rulika (Rumah Literasi Kreatif “Bunga Kertas”) yang berlokasi di Desa Beringin Agung, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Program Rulika merupakan program TJSL bidang pendidikan melalui pengembangan kapasitas kelompok baca lokal.
Dalam bidang pemberdayaan masyarakat, program unggulan yang dijalankan antara lain Pertanian Terpadu Sistem Inovasi Kelompok Setaria di Desa Sarijaya Kecamatan Sangasanga, Kabupaten Kukar.
Program Pusat Pembudidayaan Perikanan Desa Kapar Inovatif di Desa Kapar Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan.
Dan, program pembinaan kelompok usaha madu kelulut di Desa Sangatta Selatan Kecamatan Sangatta, Kabupaten Kutim.