Virus Corona
Masa Pandemi Covid-19, Kenali Beda Gejala Flu Biasa dan Positif Varian Delta, Lengkap Cara Mengatasi
Berikut ini merupakan beda gejala orang terinfeksi flu biasa dan virus corona varian Delta, dilengkapi cara mengatasinya.
TRIBUNKALTARA.COM - Masa pandemi Covid-19 hingga saat ini masih terjadi di sejumlah negara, termasuk di Indonesia.
Jumlah warga terpapar Covid-19 di Indonesia beberapa hari terakhir semakin meningkat, apalagi pasca ditemukannya virus corona varian Delta.
Varian baru virus corona yang pertama kali ditemukan di India itu, disebut lebih mudah menular dibandingkan dengan varian virus corona lainnya.
Lantas seperti apa gejala virus corona varian Delta tersebut.
Bagaimana pula bedanya bedanya dengan gejala flu biasa?
Dalam artikel ini TribunKaltara.com menyajikan gejala jika seseorang terpapar virus corona varian delta dan terinfeksi flu biasa.
Termasuk pula langkah pencegahan dan penanganan yang bisa dilakukan jika terpapar virus corona varian delta, maupun flu biasa.
Baca juga: Ada AstraZeneca, Sinovac, hingga Moderna, Mana Vaksin yang Efektif Tangkal Varian Delta?
Hingga kini angka kasus Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan adanya tanda-tanda atau tren penurunan.
Bahkan hingga Sabtu (177/2021) pagi, angka kasus harian Covid-19 di Indonesia menjadi yang terbanyak di dunia dengan 54.000 kasus.
Berdasarkan data Worldometer hingga Jumat (16/7/2021) pukul 23.00 WIB, Indonesia menempati posisi ke-15 dunia sebagai negara dengan angka kasus Covid-19 tertinggi.
Varian Delta pertama kali diidentifikasi muncul di India, memiliki sifat sangat mudah menular dan lebih berbahaya.
Dikutip dari forbes.com, varian delta dikenal juga sebagai B.1.617.2, menjadi jenis baru dari Covid-19.
Risiko yang ditimbulkan dari varian delta tampaknya lebih mengerikan dari virus corona pada umumnya.
Varian Delta menyumbang sekitar 25 persen kasus, meningkat setiap harinya di Kansas.
Namun bagaimana cara bedakan gejala flu karena alergi dengan gejala terinfeksi corona?
Virus influenza manusia alias flu sangat menular dan menyebar melalui sistem pernapasan, hidung, dan tenggorokan.
Hal ini dapat menyebabkan gejala flu klasik seperti batuk, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan.
Tetapi banyak gejala mirip flu dapat tumpang tindih dengan kondisi lain seperti: flu biasa, alergi, dan Covid-19.
Ada beberapa tips untuk membedakan mana flu biasa atau disebabkan Covid-19.
Seperti dikutip dari Tribun Style dalam artikel berjudul, "Bagaimana Cara Mengetahui Seseorang Menderita Flu Akibat Alergi, Covid-19 atau Lainnya?"
Berikut adalah tips untuk menentukan apakah kamu menderita flu, atau penyakit yang lainnya.
Gejala flu
Gejala flu yang paling umum meliputi:
- Pegal-pegal
- Panas dingin
- Batuk
- Kelelahan
- Demam
- Sakit kepala
Gejala flu yang kurang umum meliputi:
- Muntah
- Diare
- Hidung tersumbat
- Bersin
- Sakit tenggorokan
Baca juga: Susi Pudjiastuti Sindir Pernyataan Luhut Soal Covid-19 Varian Delta, Heboh di Twitter
Penting untuk dicatat bahwa gejala dapat sedikit berbeda dari orang ke orang.
Tetapi jika itu flu, semua orang mengalami gejala khas itu.
Bagaimana saya tahu jika saya terkena flu?
Gejala adalah awal yang baik untuk mencari tahu apakah kamu menderita flu atau sesuatu yang lain.
Berikut bagan yang membandingkan flu dengan penyakit umum lainnya, termasuk virus corona baru.
Namun, satu-satunya cara untuk mengetahui dengan pasti apakah itu flu adalah tes usap hidung atau tenggorokan.
Jika kamu baru saja divaksinasi flu dan mengalami gejala mirip flu, kemungkinan kamu terkena flu masih ada.
Karena kamu masih bisa terkena flu setelah suntikan flu, meskipun kemungkinan akan lebih rendah.
Orang mengira mereka terkena flu, tetapi mereka sakit dengan sesuatu yang sama sekali lain.
Misal infeksi jamur, pneumonia bakteri, atau bahkan serangan jantung.
Dan jika kamu mengalami muntah atau diare selama 24 jam, itu bukanlah flu biasa.
Segera periksakan diri ke dokter.
Orang yang berisiko tinggi terkena flu
Flu dapat menginfeksi siapa saja, tetapi ada populasi tertentu yang berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi akibat infeksi.
Seperti meliputi:
- Lansia di atas usia 65
- Orang dengan diabetes
- Orang dengan penyakit jantung atau hipertensi
- Anak-anak
- Wanita hamil
Wanita hamil dianggap sebagai kelompok flu berisiko tinggi, oleh karena itu mereka harus mendapatkan suntikan flu.
Flu pada trimester ketiga meningkatkan risiko persalinan dini dan membuat wanita lebih mungkin menyebarkan virus ke bayi yang baru lahir.
Apa yang harus dilakukan jika merasa flu datang?
Jika kamu merasa terkena flu, tetap di rumah dan hindari kontak dengan orang lain karena flu sangat menular.
Kebanyakan orang, yang dinyatakan sehat, tidak perlu mencari perawatan medis untuk gejala mereka.
Sebaliknya, santai saja, istirahat, jadwalkan ulang rencana, dan datangi rumah sakit.
Kamu akan mulai merasa lebih baik dalam satu sampai dua minggu.
Jika kamu berada di sekitar individu yang berisiko tinggi seperti bayi baru lahir atau kakek-nenek, mungkin bermanfaat untuk melakukan tes.
Karena flu sangat menular, mengetahui apakah kamu mengidapnya atau tidak dapat membantu mencegah penyebarannya.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Bulungan Melonjak, Meninggal Capai 59 Orang, Dinkes Sebut Belum Ada Varian Delta
Sementara gelaja Varian Delta
Gejala Virus Corona Varian Delta:
- Sakit perut
- Hilangnya selera makan
- Muntah
- Mual
- Nyeri sendi
- Gangguan pendengaran
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Pilek Demam
Apa yang harus dilakukan jika terinfeksi Varian Delta?
Melansir laman Jakarta Smart City, 2 Juli 2021, langkah-langkahnya lebih kurang sama seperti ketika terinfeksi varian lainnya.
Pertama, Anda perlu melaporkan hasil tes ke tokoh masyarakat setempat, seperti rukun tetangga (RT) ataupun rukun warga (RW).
Lalu, segeralah lakukan isolasi mandiri. Jika tidak memiliki gejala apa pun, Anda dapat melakukan isolasi mandiri di rumah ataupun fasilitas isolasi pemerintah.
Namun, jika memiliki gejala ringan, Anda bisa melakukan isolasi mandiri di fasilitas isolasi pemerintah ataupun di rumah bagi yang memiliki syarat.
Kemenkes menetapkan bahwa tempat isolasi mandiri haruslah memiliki ventilasi yang baik dengan mobilitas yang terbatas.
Sementara itu, jika Anda merasakan gejala sedang, bisa menjalani isolasi dan perawatan di RS lapangan, RS Darurat Covid-19, RS non-rujukan, dan RS rujukan.
Selain itu, jika mengalami gejala berat-kritis, Anda akan menjalani perawatan di HCU/ICU RS rujukan.
Selama melakukan isolasi mandiri atau mendapatkan perawatan, seseorang yang positif Covid-19 harus selalu:
- memakai masker
- menjaga jarak dengan orang lain
- mencuci tangan dengan sabun
- memakai peralatan makan terpisah
- rutin membersihkan ruangan
- menghindari kontak dengan barang-barang yang kemungkinan terkontaminasi
- Kemudian, diimbau juga untuk mengabarkan hasil tes kepada orang-orang yang pernah berkontak erat dengan Anda selama setidaknya dua minggu terakhir.
- Hal terakhir yang tak kalah penting untuk dilakukan adalah menjaga kesehatan fisik dan mental.
- Selama isolasi mandiri, pastikan Anda cukup istirahat, makan dan minum dengan teratur, serta berolahraga ringan setiap hari.
Baca juga: Hasil Studi Vaksin AstraZeneca dan Pfizer Efektif Lawan Varian Delta dan Kappa, Ini Penjelasannya
Cara melindungi diri
Melansir Every Day Health, 8 Juli 2021, perlindungan terbaik terhadap varian Delta adalah mendapatkan dosis vaksin kedua segera setelah Anda dijadwalkan untuk melakukannya.
Hal itu sebagaimana diungkapkan Direktur Pengobatan Darurat di Johns Hopkins Medicine, Baltimore, Dr Gabe Kelen.
Sampai Anda mendapatkan dosis kedua, Anda harus terus menggunakan masker dan jarak sosial, menurut CDC.
Kelen menjelaskan, di Amerika Serikat vaksin efektif, bahkan terhadap varian Delta.
Namun, hal itu bukan berarti seseorang tidak dapat terinfeksi sama sekali, tetapi rawat inap dan kematian secara signifikan lebih kecil kemungkinannya daripada jika seseorang tidak divaksinasi.
Menurut sebuah studi pracetak Inggris yang diunggah di medRxiv pada 24 Mei 2021, dua dosis vaksin Pfizer 88 persen efektif mencegah infeksi delta simtomatik dan 96 persen efektif mencegah rawat inap.
Sementara itu, Moderna mengumumkan dalam rilis 29 Juni bahwa vaksinnya efektif terhadap beberapa varian yang menjadi perhatian, termasuk Delta.
(*)