Berita Nunukan Terkini
Prakiraan Cuaca Kaltara Selasa 3 Agustus 2021, Waspada Potensi Hujan Lebat Disertai Petir di Nunukan
Berikut ini prakiraan cuaca di wilayah Nunukan Kaltara berdasarkan rilis resmi BMKG Selasa 3 Agustus 2021.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Amiruddin
Dari arah angin Tenggara-Barat Daya, 3-20 knot. Dengan tinggi gelombang 1,25-2,5 meter.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Kaltara Senin 2 Agustus 2021, BMKG: Waspada Hujan Petir di Tarakan pada Malam Hari
Info BMKG Selasa 3 Agustus, Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi pada 21 Wilayah di Indonesia
Sebelumnya diberitakan, BMKG Telah merilis prakiraan cuaca pada sejumlah wilayah di Indonesia Selasa 3 Agustus 2021.
Dalam rilis resmi BMKG hari ini, terdapat sekira 14 wilayah di Indonesia yang diprediksi bakal diguyur hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Wilayah yang dimaksud di antaranya, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampungm, Aceh, Jambi, Jawa Barat, hingga Riau.
Termasuk pula di antaranya, provinsi termuda di Indonesia, yakni Kalimantan Utara.
Pantauan TribunKaltara.com di ibu kota Kalimantan Utara, Tanjung Selor, Selasa pagi ini terpantau berawan.
Sementara itu, BMKG juga mendeteksi potensi hujan disertai petir dan angin kencang pada enam wilayah.
Keenam wilayah tersebut, yakni Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, Sumatera Utara.
Sedangkan untuk wilayah Nusa Tenggara Timur berpotensi dilanda angin kencang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis peringatan dini cuaca ekstrem di Indonesia.
Diperkirakan, sejumlah wilayah akan diguyur hujan dengan intensitas lebat hingga disertai angin kencang dan kilat/petir.
Sesuai informasi pada laman web.meteo.bmkg.go.id, Deputi Bidang Meteorologi, Senin (2/8/2021), menyampaikan adanya daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) terpantau memanjang di perairan barat Sumatera Utara hingga Semenanjung Malaysia
Termasuk Jawa Barat hingga Banten, di Kalimantan Barat hingga Kalimantan Utara, di Sulawesi Tenggara hingga Sulawesi Tengah, di Papua Barat dan dari Papua Nugini bagian barat hingga Papua bagian utara.
Kondisi ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.