Berita Nunukan Terkini
Berikan Efek Jera Bagi Warga selama PPKM, Pemkab Nunukan Perlakukan Colok Swab Antigen di Keramaian
Pemerintah Kabupaten Nunukan memberlakukan tes swab antigen di tempat bagi warga yang melanggar Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Pemerintah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara memberlakukan tes swab antigen di tempat bagi warga yang melanggar Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Upaya keras, namun jitu ini dilakukan untuk mengurangi penularan Covid-19 di kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara bagian Sabah dan Serawak, Malaysia.
“Karena di perbatasan, kami memiliki keterbatasan yang banyak sehingga perlu kejutan seperti tes di keramaian,” ujar Bupati Nunukan, Asmin Laura Hafid saat ditemui tim Kantor Staf Presiden di Pendapa Kabupaten Nunukan, Kamis (5/8).
Berdasarkan pantauan tim Kantor Star Presiden (KSP), tindakan tersebut mampu membuat efek jera warga. Masyarakat jadi enggan berkerumun.
Baca juga: Ratusan Pekerja Migran Indonesia Asal Malaysia Datang dan Menyerahkan Diri di Nunukan
Tak terkecuali, pembatasan waktu makan di tempat maksimal 20 menit juga dipatuhi para pedagang di dekat alun-alun kota.
“Pak, makan baksonya sudah hampir 20 menit. Segera selesai ya,” kata seorang pedagang bakso pada tim KSP yang sedang melakukan verifikasi lapangan.

Asmin berharap tindakan tersebut bisa segera mengurangi angka penularan Covid-19 yang masih tinggi di Nunukan.
Lihat saja data RSUD Nunukan hingga 3 Agustus, ada 1.322 kasus aktif Covid-19. 97,3 % atau 1.287 orang diantaranya menjalani isolasi mandiri. Angka kesembuhan mencapai 63,35 % atau 2.290 orang.
Adapun jumlah yang meninggal mencapai 61 orang atau 1,6 % dari 3.673 kasus konfirmasi.
Baca juga: Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Asmin Laura Sebut PPKM Level 4 di Nunukan Menunggu Arahan Presiden
Direktur RSUD Nunukan dr. H. Dulman L, M.Kes, Sp.OG menyatakan secara umum mereka bisa menangani kasus Covid-19. Namun masih ada sejumlah kendala.
“Kebutuhan oksigen sangat sulit kami dapatkan. Salah satunya terkendala transportasi,” ujar dr. Dulman.
Menurutnya kebutuhan oksigen dalam beberapa bulan terakhir mengalami peningkatan. Dalam waktu seminggu dibutuhkan kurang lebih 700 tabung oksigen yang masing-masing berkapasitas 6 meter kubik.
Sementara pasokan sangat sedikit, sehingga mereka sempat tidak memiliki stok oksigen selama 2-3 hari. “Sekitar pertengahan Juli kami sempat kehabisan stok,” tegas Dulman.
Baca juga: Imbas PPKM Level 4, Jualan Sepi Pedagang Bakso di Nunukan Terpaksa Berhentikan 3 Karyawannya
Dulman bersyukur memperoleh bantuan dari seorang pengusaha asal Pulau Sebatik H Herman Baco yang menyuplai langsung 100 tabung oksigen 6M3 langsung dari Tawau, Malaysia.
Dulman mengaku tetap mengupayakan ketersediaan oksigen dari sejumlah pihak. Misalnya mengambil dari Kota Tarakan dan Berau.