Wawancara Eksklusif
Jadi Kado Istimewa HUT ke-14 KTT, Warga Desa Belayan Ari dan Seputuk Bisa Nikmati Listrik 24 Jam
Untuk tahun pertama, target kita melaksanakan KTT Terang, yakni kita tuntaskan listri 24 jam di dua desa, yakni Desa Belayan Ari dan Desa Seputuk.
Penulis: Rismayanti | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTARA.COM - PEMKAB Tana Tidung juga meluncurkan Program Kabupaten Tana Tidung (KTT) Berdaya.
Tujuan program ini untuk meningkatkan pertumbuhan dan kemandirian ekonomi masyarakat dengan landasan kegiatan yang telah dilaksanakan, yakni Gerakan Penanaman Perdana Dalam Rangka Pengentasan Daerah Rawan Pangan/Pertanian Keluarga (PDRP/PK).
Bagaimana realisasi Program KTT Berdaya ini, selengkapnya dijelaskan Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali dalam wawancara eksklusif special HUT ke-14 KTT berikut ini:
Program KTT Berdaya yang diikuti Gerakan PDRP/PK meliputi pelaksanaan bimbingan teknis Pos Pelayanan Teknologi, launching pupuk organik dan panen pedet di Desa Kujau Kecamatan Betayau.
Selain itu, pencanangan sentra pengembangan komoditi jagung. Alhamdulillah kita sudah melakukan panen pertama untuk jagung.
Kemudian, pelaksanaan peningkatan luas tanam dan produktivitas padi, serta silaturahmi bersama DPR RI dalam rangka sharing pendapat terkait pembangunan bidang perdagangan, perindustrian, koperasi dan UMKM di KTT.
Bicara pengembangan UMKM di KTT, apa yang telah Bapak dilakukan?
Berbicara UMKM ini, kita memang berfokus pada budaya, kita linierkan dengan program Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara, yakni menjadikan Kaltara “Rumah Kita”, dan Kabupaten/Kota adalah Pilarnya.
Salah satu konsep beliau adalah bagaimana mengangkat budaya dan adat istiadat ini menjadi penghasilan buat masyarakat kita.
Baca juga: Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali Klaim Progres Vaksinasi Covid-19 di Daerahnya Sudah Hampir 80 Persen
Kemarin, kita malaksanakan Simposium Budaya Tidung dan Belusu. Kenapa kedua suku itu, karena memang penduduk asli kita yang besar itu adalah Tidung dan Belusu.
Hasil dari simposium adat, kita akan mematenkan HAKI untuk baju adat yang akan kita pakai setiap Kamis.
Dalam satu bulan itu kan ada 4 minggu, jadi nanti 2 minggu pertama itu kita akan menggunakan baju adat dan 2 minggu selanjutnya itu akan menggunakan baju batik untuk pegawai negeri sipil (ASN), dan itu kita wajibkan.
Termasuk juga sesingal adat istiadat Tidung dan Belusu yang akan menjadi role model kita.
Dari beberapa program yang disampaikan, apakah dijalankan bareng atau ada tahapan-tahapan prioritas?
Untuk tahun pertama, target kita melaksanakan KTT Terang, yakni kita tuntaskan listri 24 jam di dua desa, yakni Desa Belayan Ari dan Desa Seputuk.
Dan kemarin saya dan teman-teman BUMN PLN meresmikan penerangan perdana di dua desa tersebut. Desa Belayan Ari dan Desa Seputuk hampir 14 tahun belum teraliri listrik.

Alhamdulillah ini kado istimewa, janji saya kepada mereka, sebelum HUT ke-14 KTT saya akan meresmikan dan menjamin kepada mereka bahwa listrik akan menyala di Desa Belayan Ari dan Desa Seputuk selama 24 jam.
Ini tidak lepas juga kerjasama dari PLN tentunya. Begitu kita berikan izin untuk memasang tiang listrik di pinggir jalan dan Alhamdulillah bisa terealisasi dengan baik. Ini komitmen kita yang bisa kita kerjakan di awal.
Selain itu, kami juga punya program mercusuar, yakni pembangunan pusat pemerintahan KTT yang InsyaAllah nanti kita targetkan mulai 2022.
Proyek mercuasuar ini bukan berarti tidak ada hambatan karena kita ketahui bahwa hampir 60-80 persen KTT dikuasai oleh KBK dan HPH. Dimana konsensi wilayah KBK tersebut ada HPH-nya, hutan produksi yang menjadi izin perusahaan di Tana Tidung, seperti perusahan Adindo dan Intraca.
Baca juga: Peringatan HUT ke 14 Kabupaten Tana Tidung, Bupati KTT Ibrahim Ali Beber Makna Tema Hari Jadi
Hambatan ini, apakah sudah dikomunikasikan dengan pusat agar bisa terselesaikan?
InsyaAllah, kemarin saya juga baru dihubungi Wamen berdiskusi dengan saya bahwa beliau berkomitmen akan terus mendorong dan membantu kita.
Memang ada opsi, kita harus masuk dari perubahan rencana tata ruang wilayah KTT. Opsi kedua secara parsial, kita harus masuk lewat UU Cipta Kerja, pembangunan pusat pemerintahan KTT itu harus masuk PSN.
Wamen memberikan solusi kepada kami, nanti hutan produksi itu nanti diubah dulu statusnya menjadi HPK, setelah itu di HPL kan dan nanti baru diserahkan kepada pemerintah KTT untuk status menjadi aset lahan pemerintah KTT.
InsyaAllah di 2022 bisa kita lakukan peletakan batu pertama. Doakan, karena kasihan KTT ini, usia menginjak 14 tahun, tapi belum memiliki aset secara real.
Semua kita numpang, bahkan sekarang juga kita masih diuber-uber PT Inhutani untuk meminta pembelian lahan di atas lahan HGB mereka.

Mengenai pendidikan, di KTT memiliki boarding school, bagaimana ke depannya sekolah yang bermutu itu juga bisa dinikmati oleh masyarakat KTT?
Untuk pendidikan bermutu memang untuk boarding school itu, memang menjadi bahan evaluasi kita karena memang kalau tidak salah sebenarnya pemerintah itu tidak diizinkan untuk melaksanakan sekolah berbasis boarding school.
Ini nanti akan menjadi evaluasi kami. Kemarin saya sudah panggil Kadisdik untuk memberikan peluang kepada semua masyarakat.
Mereka harus memiliki hak yang sama ketika berbicara kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan.
InsyaAllah akan kami evaluasi dulu semua, apakah boarding school ini akan kita lanjutkan atau kita jadikan sekolah konvensional yang biasa saja.
Baca juga: HUT ke 14 KTT, Wagub Kaltara Yansen TP Ucap Salut ke Pimpinan KTT:: Punya Motivasi dan Semangat
Untuk pelayanan kesehatan masyarakat di daerah-daerah seperti apa?
Kalau untuk Puskema, dari 5 kecamatan alhamdulillah sudah ada puskesmas semua, dan status puskesmasnya cukup bagus dan sudah akreditasi.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, 100 persen masyarakat kita sudah tercover oleh BPJS Kesehatan.
Kemudian kita sudah memberikan tenaga-tenaga medis, dan dokter-dokter kita di puskesmas di seluruh kecamatan kita.
Kita juga memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, karena memang KTT ini kan belum memiliki rumah sakit yang ideal, masih masuk tipe D Pratama, makanya upaya kami bagaimana meningkatkan status rumah sakit menjadi tipe D.
(Risnawati/Bersambung)