Berita Nasional Terkini
Tiga Jenderal Naik Motor Trail Pimpin Pengejaran 6 DPO Teroris di Poso, Sempat Bermalam di Pos Sekat
Tiga jenderal TNI dan Polri ikut turun langsung memimpin melakukan pencarian 6 orang yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) teroris di Poso.
Saat kunjungan Kapolri yang didampingi sejumlah pejabat utama Polri, Satgas Madago Raya memaparkan kinerjanya mengejar MIT Poso.
Tak hanya penindakan, Kapolda menyebut pihaknya juga melakukan langkah preventif untuk menghentikan penyebaran simpatisan MIT Poso melalui pendekatan dakwah.
"Ops Madago Raya III guna melakukan pendekatan melalui dakwah dari masjid ke masjid sampai ke lumbung simpatisan teroris dan juga penggalangan terhadap tokoh agama dan tokoh masyarakat di Poso," kata Rakhman dalam keterangannya, Senin (9/8/2021).
Setidaknya ada 4 dai Polri nasional terbaik yang diturunkan oleh Satgas Madago Raya.
Mereka adalah jebolan Grand Final Dai Polri di TVRI pada bulan ramadhan tahun ini.
Adapun dai Polri yang ditugaskan dalam Satgas Operasi Madago Raya adalah Iptu Atmal Fauzi, Aipda Syarif Alqadri, Bripka Agus Salim dan Bripka Muhammad Nur Hilal.
"Kehadiran mereka diterima masyarakat di sekitar Kabupaten Poso," ungkapnya.
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengapresiasi terobosan Dai Polri yang memberikan kesejukan masyarakat Poso dengan metode dakwah.
Selain juga bertugas dalam kegiatan pendekatan melalui silaturahim tokoh lintas agama.
Ia juga meminta agar keempat Dai Polri bisa mendapatkan prioritas melanjutkan akses pendidikan.
“Saya bangga dengan kalian,” ujar Listyo.
Sebelumnya, Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Abdul Rakhman Baso menyampaikan pihaknya berkomitmen untuk menyelesaikan tugas operasi Madago Raya guna menuntaskan kasus terorisme di Poso.
Menurutnya, kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso yang tersisa 6 orang ini sulit diburu lantaran banyaknya simpatisan yang mendukung gerakan kelompok ini.
"Selain medan yang berat hal utamanya karena masih adanya simpatisan yang mendukung mereka, kalau mau cepat selesai ya tidak ada simpatisan dan tidak ada gerakan-gerakan yang mendukung mereka maka kasus Poso akan cepat selesai," kata Abdul.
Namun, Abdul tidak menjelaskan secara detil identitas simpatisan yang menjadi penyokong kelompok teroris MIT Poso tersebut. Yang jelas, dibutuhkan kerja sama semua pihak untuk menghentikan radikalisasi.