Berita Nasional Terkini

Hari Ini 23 Agustus 2021 PPKM Berakhir, Perlukah Diperpanjang lagi? Berikut Analisa Epidemiolog

Hari ini, Senin 23 Agustus 2021 masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali, termasuk luar daerah Jawa-Bali akan berakhir.

Editor: Sumarsono
HO/DOKUMENTASI TIM SATGAS
Kegiatan edukasi peniadaaan respsi selama PPKM Level 4 oleh Tim Satgas Penanganan Covid-19 di Kota Tarakan kepada warga di beberapa kelurahan. HO/DOKUMENTASI TIM SATGAS 

TRIBUNKALTARA.COM, JAKARTA – Hari ini, Senin 23 Agustus 2021 masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali, termasuk luar daerah Jawa-Bali akan berakhir.

Apakah PPKM level 2-4 ini akan diperpanjang lagi setelah sudah empat kali dilakukan perpanjangan? Kita masih menunggu keputusan Pemerintah melalui Insttruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri).

Menurut data dalam seminggu terakhir, tren kasus harian Covid-19 di Indonesia sudah mengalami penurunan.

Berikut data kasus Covid-19, kesembuhan, dan kematian selama sepekan terakhir (17 Agustus-21 Agustus):

Baca juga: Update Tambah 32, Kasus Covid-19 Nunukan jadi 5.205, 106 Pasien Sembuh dan 1 Orang Meninggal Dunia

Angka Kasus Corona

- 17 Agustus 2021: 20.741

- 18 Agustus 2021: 15.768

- 19 Agustus 2021: 22.053

- 20 Agustus 2021: 20.004

- 21 Agustus 2021: 16.744

Angka Kematian Corona

- 17 Agustus 2021: 1.180

- 18 Agustus 2021: 1.128

- 19 Agustus 2021: 1.492

- 20 Agustus 2021: 1.348

- 21 Agustus 2021: 1.361

Angka Kesembuhan

- 17 Agustus 2021: 32.225

- 18 Agustus 2021: 29.794

- 19 Agustus 2021: 29.012

- 20 Agustus 2021: 26.122

- 21 Agustus 2021: 23.011

Data penurunan kasus Covid-19 ini menjadi pertimbangan Pemerintah untuk mengambil kebijakan, apakah PPKM masih perlu diperpanjang atau tidak, selain masih ada pertimbangan yang lain.

Data terbaru pada Minggu (22/08/2021), jumlah kasus positif Covid-19 ada penambahan 12.408, dari sebelumnya 3.967.048 kasus.

Tingkat kesembuhan bertambah 24.276 pasien, sehiggga jumlah pasien sembuh saat ini berjumlah 3.546.324 jiwa.

Sedangkan, pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia bertambah 1.030 orang, sehingga total menjadi 126.372 orang.

Baca juga: H-2 Perpanjangan PPKM, Total Kasus Konfirmasi Covid-19 Malinau 2.308, 301 Suspek Menunggu Tes PCR

Perlukah PPKM Diperpanjang lagi?

Menurut analisa Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo,  terkait level daerah ada kabar baik, yakni beberapa daerah sudah turun levelnya.

Kepada Kompas.com, Minggu (22/08/2021), Windu menjelaskan, dari asesmen situasi untuk Jawa-Bali dari 7 provinsi, tiga provinsi, yakni Jatim, Jawa Barat, DKI sudah turun level dari 4 ke 3.

Dikemukakan, mobilitas Jawa dan Bali berdasarkan data Google Mobility, naik. Sedangkan, di luar Jawa dan Bali turun. Hal itu terjari, karena ada kelonggaran di Jawa dan Bali.

"Virus itu ikut inangnya (orang), kalau inangnya melakukan mobilitas risiko penularan akan naik, ini yang harus diwaspadai," imbuh Windhu.

Menanggapi, tren kasus Covid-19 yang mulai turun, Windu mengatakan, masyarakat perlu waspada dan hati-hati dalam membaca data.

Menurutnya, kasus Covid turun dalam sepekan terakhir selain kondisi memang mulai membaik, juga disumbang dari penurunan testing.

Yang menjadi sorotan menurut Windhu adalah kasus kematian yang masih tinggi.

"Seperti di Jawa Timur masih tinggi. Jangan-jangan seperti api dalam sekam. Banyak orang yang tidak dites, jadi terlambat, mengalami pemberatan, lalu meninggal," ungkap Windhu.

Baca juga: Terapkan PPKM Level 4, Satgas Covid-19 Larang Resepsi Pernikahan di Kota Tarakan

Bagaimana dengan kebijakan PPKM, apakai masi perlu diperpanjang?

Windhu mengatakan, tidak penting apapun namanya, tapi yang harus diperhatikan adalah indikatornya. PPKM yang telah berjalan beberapa waktu terakhir mengalami perbedaan dari PPKM awal.

Windhu justru menyoroti pentingnya melakukan testing dan tracing yang lebih kuat. Dia menyebut ada beberapa daerah yang sudah bagus tracingnya sudah melewati batas minimal Kemenkes.

"Tapi celakanya kontak erat yang ditemukan tidak dilanjutkan dengan testing. Yang dilanjutkan tidak sampai 50%. Bayangkan untuk apa melakukan tracing. Bahkan ada daerah yang hanya 7%," imbuh Windhu.

Menurut Windhu juga, banyak daerah yang tidak mengerti tujuan tracing. Seakan-akan tracing hanya untuk laporan saja.

Padahal, kata dia, tujuan tracing adalah untuk memutuskan rantai penularan. Kegiatan tracing harus dilanjutkan dengan testing untuk menemukan kasus positif untuk kemudian diisolasi.

Sementara itu, Epidemiolog Universitas Griffith, Dicky Budiman mengkritisi soal indikator PPKM yang diubah-ubah. Dari beberapa PPKM yang masih levelnya sama, tapi ketentuannya berbeda.

"PR kita selama ini juga adalah konsistensi terhadap indikator itu, jangan diubah-ubah, jangan dilonggar-longgarkan.

Levelnya masih sama level 4 tapi pelonggarannya berbeda, nggak boleh seperti itu. Nanti nggak ada patokan yang jelas dan itu berbahaya," tegas Dicky pada Kompas.com, Minggu (22/8/2021).

Baca juga: PPKM Diperpanjang Lagi, Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali Klaim Terjadi Penurunan Kasus Covid-19

Terkait kasus kematian akibat Covid-19 juga masih tinggi, dia mengatakan, meskipun angka sudah turun, tapi turunnya tidak banyak.

Dia memberi saran terkait penanganan Covid-19 kepada pemerintah, berikut ini poin-poinnya:

- Strategi berbasis sains dan pengalaman empiris

- Respon awal cepat, tepat dan kuat

- Tidak menunggu. Lebih baik 'overreact’ daripada menunggu dan mengamati

- Covid adalah penyakit baru dengan segala ketidakpastiannya

- Komitmen dan konsistensi sangat penting.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PPKM Berakhir Hari Ini, Perlukah Diperpanjang? Simak Data Covid Sepekan dan Evaluasi Epidemiolog

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved