Berita Nasional Terkini
Loyal dan Mengerti Jokowi, Politikus Gerindra Arief Poyuono Jagokan Andika Perkasa jadi Panglima TNI
Politikus Partai Gerindra Arief Poyuono menyebut KSAD Jenderal Andika Perkasa sebagai sosok yang tepat jadi Panglima TNI pengganti Hadi Tjahjanto.
TRIBUNKALTARA.COM - Nama KSAD Jenderal Andika Perkasa dianggap tepat menjadi Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto yang tak lama lagi memasuki masa pensiun.
Hal itu dikatakan Politikus Partai Gerindra Arief Poyuono, menanggapi bursa calon Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.
Arief menyebut, sosok Andika Perkasa perwira tinggi TNI yang loyal, dan mengerti keinginan Joko Widodo.
Apalagi diketahui, Andika Perkasa juga pernah menjabat Komandan Paspampres, yang bertugas mengawal Presiden Jokowi.
Ditambah lagi dengan sederet prestasi yang diraih Andika Perkasa sejak berkarir di TNI.
Pernyataan Politikus Partai Gerindra Arief Poyuono soal bursa Panglima TNI, sama dengan politisi PDIP Effendi Simbolon.
Bahkan Effendi Simbolon tegas menyebut KSAD Jenderal Andika Perkasa bakal dipilih Jokowi jadi Panglima TNI.
Sedangkan posisi KSAD, kata Effendi Simbolon, nantinya akan dijabat oleh Letjen Dudung Abdurachman, yang saat ini menjabat Pangkostrad.
Baca juga: Yudo Margono dan Andika Perkasa Disebut Jadi Calon Kuat Panglima TNI, Anggota DPR Singgung Peluang
Politikus Partai Gerindra Arief Poyuono menilai sosok yang tepat menjabat Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto adalah KSAD Jenderal Andika Perkasa.
Menurutnya, Andika menjadi sosok yang loyal dan mengerti keinginan Presiden Joko Widodo.
"Dibutuhkan sosok yang tentu saja loyal, mengerti perintah-perintah presiden, dan juga untuk mendukung keberlangsungan pemerintahan Kang Mas Jokowi ke depan hingga 2024," kata Arief dalam keterangan yang diterima, Selasa (14/9/2021).
Menurut track record dari sisi loyalitas, kebersamaan dan tahu sama tahu dalam menjaga stabilitas keamanan negara serta sangat bisa diandalkan Presiden Jokowi, Arief mengatakan sosok Andika Perkasa yang paling pas untuk menduduki posisi Panglima TNI
Jenderal Andika Perkasa, dikatakan Arief, merupakan sosok yang paling mengerti dan pas untuk bisa menjalankan tiga perintah Presiden Jokowi kepada TNI.
"Pertama, prajurit TNI masa depan harus memiliki kemampuan adopsi dan adaptasi teknologi baru serta menjunjung tinggi kemandirian strategis alutsista produk dalam negeri," katanya.
Kedua, Arief menyebut prajurit TNI tidak boleh lagi terjebak dalam ego matra.
"Presiden menegaskan, TNI harus mampu bersinergi dengan kementerian dan lembaga seperti Polri, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Badan Keamanan Laut (Bakamla)," ujarnya.
“Ketiga, prajurit TNI wajib menjaga kemanunggalan TNI bersama rakyat melalui operasi bakti dan program Tentara Manunggal Membangun Desa,” pungkas Arief.
Sebelumnya, Ketua Komisi I Meutya Hafid memastikan pihaknya belum menerima surat presiden (surpres) terkait pergantian Panglima TNI.
Hal tersebut menjawab isu bahwa DPR telah satu suara menetapkan pilihannya pada KSAD Jenderal Andika Perkasa sebagaimana yang dinyatakan Effendi Simbolon.
"Jadi kita belum menerima, belum ada surat," kata Meutya di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (13/9/2021).
Legislator Golkar itu pun berharap surpres tersebut bisa diterima pada awal November.
Baca juga: Bursa Panglima TNI Pengganti Hadi Tjahjanto, Pengamat Beber Peluang Andika Perkasa dan Yudo Margono
"Harus selesai di akhir November, berarti di awal November surat masuk itu masih bisa, Presiden masih memiliki waktu sampai awal November untuk menimbang siapa panglima yang beliau akan pilih" katanya.
Adapun pihaknya memahami jika Presiden Jokowi masih menimbang-nimbang soal nama pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.
"Kita berikan waktu yang cukup untuk presiden memutuskan siapa yang beliau anggap terbaik dalam kebutuhan, sesuai dengan kebutuhan bangsa tantangan bangsa saat ini, dan juga tentu keyakinan beliau atas orang tersebut. Beliau panglima tertinggi jadi ini hak beliau sepenuhnya," pungkas Meutya.

PROFIL Andika Perkasa, Jenderal Kopassus yang Dijagokan Anak Buah Megawati di PDIP Jadi Panglima TNI
Sebelumnya diberitakan, KSAD Andika Perkasa, Jenderal Kopassus yang dijagokan anak buah Megawati Soekarnoputri di PDIP jadi Panglima TNI
Nama Kepala Staf Angkatan Darat ( KSAD ) Jenderal TNI Andika Perkasa dianggap jadi calon kuat Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto, yang tak lama lagi memasuki masa pensiun.
Seorang di antaranya, yakni anak buah Megawati Soekarnoputri di PDIP Effendi Simbolon, yang turut menjagokan Andika Perkasa jadi Panglima TNI.
Menurutnya jejak karier mentereng Andika Perkasa di TNI bisa jadi pertimbangan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk memilihnya menjadi Panglima TNI.
Jenderal yang mengawali karier militernya di Kopassus tersebut pernah menempati jabatan strategis di TNI.
Termasuk pernah didapuk jadi Komandan Paspampres di era Presiden Joko Widodo.
Lantas siapa sebenarnya Jenderal TNI Andika Perkasa.
Termasuk bagaimana pula rekam jejak karier Andika Perkasa mulai lulus Akmil hingga menjabat KSAD.
Komisi I DPR RI masih menunggu surat presiden terkait pengganti Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Baca juga: Rekam Jejak Dudung Abdurachman, Panglima Kostrad yang Disebut Calon KSAD Pengganti Andika Perkasa
Namun, Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP Effendi Simbolon memperkirakan, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa tepat untuk menjadi penerus Marsekal Hadi.
Selain punya prestasi akademik, Andika Perkasa juga memiliki background operasi teritorial yang dibutuhkan TNI dalam menghadapi tantangan ke depan.
"Di hadapkan pada tugas pokok tupoksi TNI saat ini dan ke depan memang ada saatnya kita ingin menempatkan Panglima yang punya background operasi teritorial," katanya kepada wartawan, Selasa (15/6/2021).
"Pak Andika banyak kelebihannya karena sekolah kurun 5 sampai 8 tahun ada di AS, kemudian knowledge nya bagus, know-how bagus, perfeksionis lah dia, tapi humanis juga, jadi enak sebenarnya. Nah figur itu memang beririsan dengan Jenderal Andika Perkasa," lanjutnya.
Effendi berharap agar surat presiden dapat segera dikirim untuk segera diproses dalam fit and proper test di Komisi I DPR RI.
"Kalau misalnya presiden berkehendak memutuskan Pak Andika, maka saatnya adalah bulan depan harus dilakukan pergantian," pungkasnya.
Profil Andika Perkasa
1. Biodata Andika Perkasa

Andika Perkasa lahir di Bandung, Jawa Barat, 21 Desember 1964.
Dalam kehidupan pribadi, Andika Perkasa menikah Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati Hendropriyono atau yang karib disapa Hetty.
Bila menilik nama belakangnya, awam akan menyambungkan sosok Hetty dengan salah satu jenderal purnawirawan Tanah Air.
Ya, Hetty adalah putri mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal (Purn) Abdullah Mahmud (AM) Hendropriyono.
AM Hendropriyono disebut sebagai ikon pasukan elite Kopassandha atau yang kini bernama Kopassus.
Dengan demikian, Andika Perkasa adalah menantu AM Hendropriyono.
2. Riwayat pendidikan Andika Perkasa
Selama bertugas menjadi prajurit TNI AD, Andika Perkasa banyak menghabiskan waktunya untuk pendidikan.
Dalam kurun waktu 2003 hingga 2011, ia berada di Washington DC, Amerika Serikat untuk memperoleh pendidikan militer.
Dilansir Kompas.com, Andika Perkasa pernah mengenyam pendidikan Strata 1 (S1) jurusan Ekonomi di dalam negeri.
Sementara gelar Strata 2 (S2) dan Strata 3 (S3), Andika Perkasa mendapatkannya saat melanjutkan pendidikan ke Amerika Serikat.
Andika Perkasa adalah lulusan dari The George Washington University, National Defense University, serta Harvard University.
Ia pun memiliki tiga gelar S2, yakni MA, MSc, dan MPhil, serta satu gelar S3 PhD.
Sementara di bidang kemiliteran, Andika Perkasa adalah lulusan Akademi Militer pada 1987.
Baca juga: Andika Perkasa Panen Pujian, Kini Disanjung Politisi Demokrat, Bakal Terpilih Jadi Panglima TNI?
3. Perjalanan karier Andika Perkasa
Masih dari Kompas.com, setelah lulus dari Akmil, Andika bergabung dengan jajaran korps baret merah, Kopassus.
Kariernya dimulai sebagai komandan peleton hingga berangsur-angsur naik menjadi Dansub Tim 2 Detasemen 81 Kopassus (1991).
Kemudian Den 81 Kopassus (1995), Danden-621 Yon 52 Grup 2 Kopassus (1997), Pama Kopassus (1998), dan Pamen Kopassus (1998).
Pada 2002, Andika diangkat menjadi Danyon 32 Grup 3/Sandha Kopassus.
Kembali bertugas dalam waktu singkat, ia kemudian dimutasi menjadi Kepala Seksi Korem 051/WKT Dam Jaya.
Belum genap setahun, ia dimutasi dan menjabat sebagai Pabandya A-33 Direktorat A Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.
Pada 8 November 2013, Andika diangkat menjadi Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat dan pangkatnya dinaikkan menjadi brigadir jenderal.
Dua hari setelah Jokowi dan wakil presiden saat itu, Jusuf Kalla dilantik, Andika ditunjuk sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden ( Paspampres ).
Pangkatnya naik menjadi mayor Jenderal.
Dua tahun ia mengawal Presiden Jokowi, pada 2016 Andika diangkat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII Tanjungpura.
Jabatan itu ia emban kurang lebih selama dua tahun.
Pada 2018, dia diangkat sebagai Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklatad).
Pangkatnya dinaikkan menjadi letnan jenderal.
Tak menunggu waktu lama, Andika kemudian dipercaya menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Ia menggantikan Letjen Eddy Rahmayadi yang mundur untuk maju pada pemilu gubernur Sumatera Utara.
4. Dilantik jadi KSAD

Pada November 2018, Andika Perkasa diangkat menjadi KSAD menggantikan Jenderal TNI Mulyono.
Menurut Presiden, Andika adalah sosok yang komplet lantaran pengalamannya memimpin sejumlah satuan di TNI.
"Pak Andika pernah di Kopassus, pernah di Kodiklat, pernah jadi Pangdam, pernah jadi Komandan Paspampres, sebelumnya juga pernah di Penerangan TNI."
"Saya kira tour of duty-nya komplet, semuanya komplet," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/11/2018).
Presiden menyatakan tidak menjadikan angkatan sebagai faktor utama dalam memilih pimpinan tertinggi di matra TNI AD tersebut.
Diketahui, Andika adalah angkatan Akmil 1987 sehingga melewati beberapa perwira tinggi seniornya.
"Ini bukan masalah dari muda atau tua, ya. Sekali lagi, semua ada hitung-hitungannya."
"Terutamanya, yaitu pengalaman, rekam jejak, khususnya pendidikan-pendidikan yang telah dijalani."
"Semuanya itu kami lihat," lanjut Jokowi.
Selain menjadi KSAD, Andika Perkasa juga ditunjuk sebagai Wakil Ketua Komite Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada Agustus 2020.
Baca juga: Ikut Jejak Golkar dan PDIP, Ini Sederet Alasan KNPI Dukung Jenderal Andika Perkasa Jadi Panglima TNI
5. Jadi calon kuat Panglima TNI
Sosok Andika Perkasa pun digadang-gadang sebagai calon kuat Panglima TNI menggantikan Hadi Tjahjanto yang akan pensiun pada akhir tahun.
Hal ini disampaikan pengamat militer, Aris Santoso sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP, Effendi Simbolon juga menyampaikan hal serupa.
Menurut Effendi, semua kepala staf TNI dari semua matra saat ini memiliki kesempatan sama untuk menjadi Panglima TNI.
Namun, ia menyebut, Jenderal Andika Perkasa memiliki peluang lebih untuk menjadi Panglima TNI berikutnya.
"Tapi kalau melihat dari kebutuhan TNI yang sangat mendesak di mana kita ingin konsolidasi kekuatan, memang dari tiga matra kepala staf yang sangat berpeluang dan punya kemampuan mumpuni ya Jenderal Andika Perkasa, Pak KSAD sekarang, walaupun kepala staf semua ini memenuhi persyaratan," lanjutnya.
Meski demikian, penunjukkan calon Panglima TNI sepenuhnya diserahkan kembali Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memiliki hak prerogatif.
(*)