Berita Nasional Terkini

Kena Tegur Jokowi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Bereaksi, Berikan Perintah Khusus ke Anak Buahnya

Jokowi mengaku telah menegur Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait kasus penghapusan mural yang berisi kritik terhadap pemerintah.

Editor: Amiruddin
TRIBUNNEWS.COM/SETPRES/AGUS SUPARTO
Presiden Joko Widodo saat melantik Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo beberapa waktu lalu. 

TRIBUNKALTARA.COM - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kena tegur Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) akibat ulah anak buahnya.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ditegur gegara ulah anak buahnya yang dianggap terlalu berlebihan, saat mengamankan kunjungan kerja Jokowi ke daerah.

Yang menjita peerhatian, saat anak buah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengamankan warga yang menyampaikan aspirasinya ketika Jokowi kunjungan kerja di Blitar.

Kejadian serupa kembali terulang saat Jokowi kunjungan ke Solo, Jawa Tengah.

Bahkan sejumlah mahasiswa UNS dikabarkan diamankan oleh polisi, akibat kritik yang disampaikan kepada Jokowi.

Seusai ditegur Jokowi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo langsung bereaksi.

Mantan ajudan Presiden Jokowi tersebut menerbitkan Surat Telegram kepada anak buahnya agar lebih humanis saat melakukan pengamanan.

Termasuk tidak bereaksi berlebihan, saat ada warga yang menyampaikan kritikan kepada Presiden Jokowi.

Baca juga: Jokowi Teken Aturan Disiplin PNS Bolos 10 Hari Dipecat, Gubernur Kaltara Sebut akan Sosialisasi Dulu

Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) mengaku telah menegur Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait kasus penghapusan mural yang berisi kritik terhadap pemerintah.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam pertemuannya dengan sejumlah pemimpin redaksi media di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu, (15/9/2021).

Jokowi mengatakan telah meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk tidak terlalu berlebihan dalam menindak segala bentuk kritikan dari masyarakat.

Selain itu Jokowi juga merasa isi dari kritikan tersebut adalah hal biasa.

Pasalnya Jokowi mengaku sudah biasa mendapat hinaan yang lebih parah dari kritikan tersebut.

"Saya sudah tegur Kapolri soal ini, saya minta agar jangan terlalu berlebihan.

Wong saya baca kok isi posternya. Biasa aja. Lebih dari itu saya sudah biasa dihina," kata Jokowi dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Kamis (16/9/2021).

Lebih lanjut Jokowi menegaskan bahwa dirinya tidak antikritik, bahkan sudah biasa mendapat hinaan.

Menurut Jokowi, hinaan yang diberikan kepadanya justru sudah seperti makanan sehari-hari.

"Saya tidak antikritik, sudah biasa dihina. Saya ini dibilang macam-macam, dibilang PKI, antek asing, plonga-plongo, lip service. Itu sudah makanan sehari-hari," tegas Jokowi.

Baca juga: Bos NU & PKB Dukung Gibran di Pilgub Jakarta, Putra Presiden Jokowi Mau? Wali Kota Solo Bersuara

Kapolri Terbitkan Surat Telegram, Melarang Polisi Reaktif pada Demo Kunjungan Jokowi

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta anggota dan jajarannya untuk tidak bersikap reaktif saat menyikapi penyampaian aspirasi masyarakat.

Instruksi ini disampaikan oleh Sigit melalui surat telegram kepada jajarannya.

Telegram itu tertuang dalam Nomor STR 862/IX/PAM.III/2021 yang ditandatangani langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Adapun telegram ini merespons tindakan anggotanya saat pengamanan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke sejumlah daerah.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono menyampaikan ada sejumlah kasus yang telah menjadi sorotan lantaran anggotanya dianggap bersikap reaktif saat mengamankan warga yang mengkritik ketika rombongan Presiden lewat poster ataupun spanduk.

Adapun kasus yang menjadi sorotan dimulai dari pengamanan peternak telur di Blitar hingga pengamanan mahasiswa Universitas Negeri Solo saat membentangkan poster berisikan kritik ketika presiden Jokowi melintas.

Karena itu, surat telegram tersebut berisikan pedoman kepada jajarannya agar tidak mudah bersikap reaktif terhadap pengkritik Jokowi.

Setidaknya ada beberapa poin yang harus diperhatikan.

"Pertama, setiap pengamanan kunjungan kerja agar dilakukan secara humanis dan tidak terlalu reaktif," kata Argo Yuwono di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (15/9/2021).

Selain itu, apabila terdapat sekelompok warga yang berkerumun untuk menyampaikan aspirasinya kepada Jokowi, maka tugas Polri hanya mengawal rombongan tersebut agar dapat berjalan tertib dan lancar.

"Jadi pada saat ada Pak Presiden lewat, lalu ada sekelompok masyarakat, kami mengamankan, mengawal agar tertib," jelasnya.

Selanjutnya, kata Argo, Kapolri juga meminta jajarannya menyiapkan ruang bagi masyarakat atau kelompok yang akan menyampaikan aspirasinya, sehingga dapat dikelola dengan baik.

"Jadi kepolisian setempat dapat memberikan ruang kepada masyarakat yang akan menyampaikan aspirasinya sehingga bisa disampaikan," ujar dia.

Baca juga: Presiden Jokowi Putuskan PNS Bolos akan Dipotong Tunjangan hingga Dipecat, Ini Reaksi BKPSDM Nunukan

Kemudian, imbuh Argo, apabila ada keluhan masyarakat yang akan menyampaikan aspirasi, maka akan dikomunikasikan dengan baik bahwa tindakan untuk menyampaikan aspirasi tidak boleh mengganggu ketertiban umum.

"Secara humanis tetap kita sampaikan kepada kelompok tersebut agar tidak mengganggu ketertiban umum. Semua kita kelola dan kawal sehingga semua berjalan dengan baik dan lancar," jelasnya.

"Itu arahan dari Bapak kapolri berkaitan dengan setiap ada kunjungan kerja Bapak presiden ke daerah baik saat maupun pasca kunjungan tersebut. Ini kita sampaikan kepada jajaran agar dipedomani dan dilaksanakan dengan baik," tambahnya

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul , https://www.tribunnews.com/nasional/2021/09/16/tegur-kapolri-soal-mural-jokowi-akui-sudah-biasa-dihina-dan-ingin-polri-tidak-menindak-berlebihan?page=all
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved