Berita Papua Terkini
Buntut Teror KKB Papua, Warga Distrik Kiwirok Ketakutan hingga Rela Jalan Kaki untuk Mengungsi
Berikut ini merupakan update situasi di Distrik Kiwirok pasca teror KKB Papua yang membakar sejumlah fasilitas umum.
TRIBUNKALTARA.COM - Masyarakat Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua kini dilanda ketakutan pasca aksi teror Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB ) Papua.
Dalam aksi teror KKB Papua belum lama ini diketahui, sejumlah bangunan dibakar oleh KKB Papua.
Bukan itu saja, seorang Nakes juga meregang nyawa akibat aksi brutal KKB Papua di Distrik Kiwirok.
Kini, masyarakat Distrik Kiwirok dikabarkan perlahan meninggalkan daerahnya.
Menurut Wabup Pegunungan Bintang (Pegubin), Piter Kalakmabin, warganya memilih mengungsi karena ketakutan.
Apalagai KKB Papua kerap melakukan teror di Distrik Kiwirok.
Sementara itu, Kapolda Papua Mathius D Fakhiri menegaskan kesiapannya membantu warga jika hendak dievakuasi.
Warga asli Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, memilih mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Pengungsian, akibat situasi keamanan yang tidak kondusif karena teror Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB ).
Baca juga: KKB Papua Berulah, Bakar Fasilitas Umum di Kwirok, Terjadi Kontak Tembak, 1 Prajurit TNI jadi Korban
"Iya, Kiwirok kosong karena (masyarakat) ketakutan, tapi kami sudah kirim logistik," ujar Wakil Bupati Pegunungan Bintang (Pegubin), Piter Kalakmabin, saat dihubungi dari Jayapura, Jumat (24/9/2021).
Piter mengaku, belum mengetahui jumlah pasti warga Kiwirok yang memilih mengungsi. Tetapi, sebagian besar dipastikannya mengungsi ke rumah keluarganya yang berdekatan dengan Kiwirok.
"Yang berdekatan dengan Kiwirok ada beberapa distrik, jadi (warga Kiwirok) ada mengungsi ke beberapa distrik yang berdekatan," kata Piter.
Selain itu, ia juga menyebut beberapa warga Kiwirok telah mengungsi ke Distrik Oksibil dengan berjalan kaki.
Situasi keamanan di Distrik Kiwirok mulai terganggu sejak 13 September 2021.
Saat itu KKB Ngalum Kupel pimpinan Lamek Taplo, terlibat kontak senjata dengan aparat keamanan.
Dari kejadian tersebut, seorang anggota TNI mengalami luka tembak di bagian tangan, sedangkan Elly M Bidana, komandan operasi KKB Ngalum Kupel tewas dan dua anggota KKB lainnya terluka.
Namun, setelah kontak senjata tersebut, KKB justru turun ke pusat kota Kiwirok dan melakukan pembakaran sejumlah fasilitas umum, seperti Puskesmas, sekolah, hingga kantor Bank Papua.
Dalam aksi tersebut, seorang Nakes, Gabriella Maleani tewas, dan empat nakes lainnya terluka.
Saat ini, 35 personel Satgas Nemangkawi telah berhasil masuk ke Kiwirok setelah berjalan kaki selama 30 jam dari Distrik Oksibil.
Pada Kamis (23/9/2021), Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyatakan siap mengevakuasi masyarakat sipil yang ingin keluar dari Kiwirok selama situasi keamanan belum kondusif.
"Tentu kalau ingin dievakuasi kami akan evakuasi," kata Fakhiri di Jayapura, Kamis (23/9/2021).
Menurut Fakhiri, saat ini Satgas Nemangkawi sudah berhasil masuk ke Kiwirok dan berusaha mengendalikan situasi.
Meski begitu, Fakhiri belum bisa memastikan keberadaan KKB di Kiwirok.
"Setelah kita amankan bandara nanti pasukan masuk, kita akan lakukan pembersihan di sana," tegasnya.
Baca juga: KKB Bakar Alat Berat Milik BUMN, Proyek Jalan Trans Papua Kini Dihentikan, Begini Nasib 70 Pekerja
KKB Papua Berulah, Bakar Fasilitas Umum di Kwirok, Terjadi Kontak Tembak, 1 Prajurit TNI jadi Korban
Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua kembali berulah, bakar fasilitas umum di Kwirok, terjadi kontak tembak, 1 prajurit TNI jadi korban.
Beberapa fasilitas umum kembali menjadi sasaran pembakaran oleh Kelompok Kriminal Bersenjata Papua, pada Senin (13/9/2021) pukul 09.30 WIT .
Melihat kejadian tersebut, prajurit TNI dan Polri lalu mengambil tindakan sampai akhirnya terjadi baku tembak.
Akibatnya, satu prajurit TNI menjadi korban.
Adapun lokasi yang menjadi target pembakaran, adalah Kantor Kas Bank Papua, pasar, Puskesmas, dan SD Inpres di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Aksi pembakaran dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Kejadian bermula saat personel Pos Pamtas Yonif 403/WP melihat 9 orang KKB yang berjarak sekitar 300 meter dengan gelagat mencurigakan.
Melihat hal tersebut selanjutnya 1 regu Satgas Pamtas melakukan pengamatan dan pengintaian.
Pukul 08.45 WIT terjadi penyerangan oleh KKB dengan tembakan beberapa kali dari arah bawah Kantor Koramil Kiwirok dan Polsek Kiwirok.
Akibatnya, Prada Ansar anggota Pamtas Yonif 403/WP, menjadi korban saat terjadi kontak tembak dengan KKB di Pegunungan Bintang kini dalam perawatan medis.
Namun yang bersangkutan dalam kondisi baik.
Sehingga personel TNI-Polri melakukan respon dan terjadi kontak tembak.
Pukul 09.30 WIT selanjutnya terjadi aksi pembakaran berturut-turut yang dilakukan oleh KKB pada Kantor Kas Bank Papua Kiwirok, Pasar Kiwirok, Puskesmas Kiwirok, dan SD Inpres Kiwirok.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengatakan pihaknya langsung melakukan penyidikan dan penyelidikan atas kejadian itu.
Lalu berkoordinasi dengan TNI untuk melakukan pengejaran terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Baca juga: LENGKAP! Identitas 4 Anggota TNI Gugur di Papua, 2 Tentara Luka Serius, Disergap KKB saat Dini Hari
KKB Bakar Alat Berat Milik BUMN
Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB ) Papua kembali berulah, dengan membakar alat berat.
Kali ini, alat berat yang dibakar milik BUMN PT Wijaya Karya ( Wika ), yang tengah mengerjakan proyek Jalan Trans Papua.
Pembakaran alat berat itu terjadi di Kampung Mangabib, Distrik Oksebang, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua pada Rabu (8/9/2021).
Beruntung, tak ada korban jiwa dalam pembakaran alat berat yang dilakukan oleh KKB Papua tersebut.
Akibatnya, pengerjaan proyek Jalan Trans Papua dihentikan sementara untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan.
Sementara itu, sekira 70 pekerja di proyek Jalan Trans Papua kini terpaksa dievakuasi.
Kepala Kantor Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wamena Sepnat Kambu mengatakan para pekerja tersebut langsung dibawa ke tempat yang aman.
"70 pekerja di Kampung Mangabid, Pegunungan Bintang, telah dievakuasi ke tempat yang aman, ini untuk melindungi para pekerja," ujar Kepala Kantor Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wamena Sepnat Kambu, Sabtu (11/9/2021).
Sepnat membenarkan, perusahaan terpaksa menghentikan proses pengerjaan jalan Trans Papua yang menghubungkan Oksibil, Pegunungan Bintang, dengan Towe Hitam, Keerom.
"Jadi sudah dua pekerjaan Trans Papua yang kami hentikan karena faktor keamanan, yang di Yahukimo dan sekarang di Pegunungan Bintang," kata Sepnat.
Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menegaskan, aparat keamanan segera mengirim tambahan pasukan di daerah rawan agar proyek strategis nasional bisa kembali berjalan.
Baca juga: KKB Papua Berulah Lagi, 4 Prajurit TNI Gugur di Maybrat, Jenderal Kopassus Ini Marah Besar
Hanya saja, hal tersebut baru dilakukan setelah penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021.
Pagelaran itu baru berakhir pada 15 Oktober 2021.
"Kami berharap setiap perusahaan di sejumlah kabupaten yang rawan gangguan keamanan untuk sementara menghentikan pembangunan Trans Papua. Hal ini demi keselamatan para pekerja," kata Fakhiri.
(*)