Berita Nasional Terkini
Jelang Muktamar NU Muncul Nama-nama Kandidat Ketua Umum, Ada Gus Baha, Said Aqil hingga Gus Yahya
Jelang Muktamar NU yang akan digelar akhir tahun ini, sudah muncul nama-nama kandidat Ketua Umum PBNU, seperti Gus Baha, Said Aqil hingga Gus Yahya.
TRIBUNKALTARA.COM, JAKARTA - Menjelang Muktamar Nahdatul Ulama (NU) yang akan digelar akhir tahun ini, sudah muncul nama-nama kandidat Ketua Umum PBNU, seperti Gus Baha, Said Aqil hingga Gus Yahya.
Selain tiga nama tokoh NU tersebut, masih ada beberapa nama lainnya yang dianggap mumpuni untuk memimpin ormas Islam terbesar di Indonesia ini.
Hasil survei Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) sudah ada beberapa muncul beberapa kandidat calon Ketua Umum PBNU.
Dilansir dari Kompas.com, Jumat (8/10/2021), nama-nama tokoh NU yang berpeluang kuat menjadi kandidat Ketua Umum PBNU, antara lain Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jatim Hasan Mutawakkil Alallah, Ketua Umum PBNU saat ini (petahana) Said Aqil Siradj.
Baca juga: YouTuber Jozeph Zhang Ngaku Nabi ke-26, Diduga Penistaan Agama, Kapolri, MUI dan PBNU Bersuara
Selanjutnya, ada nama kiau muda asal Rembang Bahaudin Nursalim alias Gus Baha, dan Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf.
Informasi yang beredar, ada dua nama calon kuat, yakni ketua petahana Said Aqil dan mantan juru bicara Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Gus Yahya.
Seperti diketahui, Said Aqil sendiri merupakan Ketua Umum PBNU saat ini dan sudah dua periode menjabat.
Sedangkan jabatan Gus Yahya saat ini adalah Khatib Am, Sekretaris PBNU.
Selengkapnta, berikut profil lima calon Ketua Umum PBNU yang dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber, mulai Gus Baha, Gus Yahya, hingga Said Aqil dan sejumlah kandidat lainnya :
Gus Yahya
Gus Yahya atau Yahya Cholil Staquf adalah alternatif calon ketua umum yang saat ini didukung untuk menggantikan Said Aqil Siradj.
Banyak pengurus Wilayah yang mendukung ulama dari Rembang itu.
KH Yahya Cholil Staquf berasal dari di Rembang, Jawa Tengah. Ia lahir pada 16 Februari 1966.
KH Yahya Cholil Staquf merupakan tokoh Nahdlatul Ulama dan saat ini menjabat sebagai Katib Aam Syuriah PBNU.
Ayahnya merupakan tokoh NU sekaligus salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH. Muhammad Cholil Bisri.
Nama KH. Yahya Cholil Staquf mulai melejit ketika menjadi juru bicara Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Pada tahun 2014, KH. Yahya Cholil Staquf menjadi salah satu inisiator pendiri institut keagamaan di California, Amerika Serikat, yang bernama Bayt Ar-Rahmah Li adDa'wa Al-Islamiyah rahmatan Li Al-alamin yang mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam.
Pada 2015, KH. Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Katib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
KH. Yahya Cholil Staquf semakin dikenal ketika terpilih sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada 2018, untuk menggantikan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang wafat pada 2017, KH. Hasyim Muzadi.
Jabatan itu hanya ia emban setahun, hingga 2019.
KH. Said Aqil Siradj
Kiai Said adalah ketua Umum PBNU saat ini yang terpilih dua kali muktamar.
Pertama pada gelaran Muktamar di Makassar untuk periode 2010-2015 dan terpilih kembali di muktamar ke-33 di Jombang untuk masa periode kepengurusan 2015-2021.
Secara keilmuan, beliau adalah guru besar ilmu tasawuf alumni dari Universitas Ummul Qura, Mekkah dan mengasuh Pesantren Al-Tsaqofah di Ciganjur, Jakarta Selatan.
Soal kesiapannya sendiri, Said Aqil mengaku ia sudah siap dan tidak masalah jika tiga periode.
"Kalau diminta siap. Tidak ada batasan (AD/ART). Tidak ada masalah, Gus Dur juga tiga kali," kata Kiai Said saat berkunjung ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis dikutip dari Kompas.TV.
Dikutip dari Nahdlatululama.id, Kamis (4/3/2021), Said Aqil lahir di Cirebon, 3 Juli 1953.
Ia lahir dari pasangan KH. Aqiel Sirodj dan Hj. Afifah.
Pendidikan Said Aqil Siradj banyak dihabiskan di pondok pesantren.
Setelah lulus dari Madrasah Tarbiyatul Mubtadi'ien, Kempek, Cirebon, Jawa Barat, Saiq melanjutkan ke Pesantren Hidayatul Mubtadi'en, Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.
Selepas dari sini, Saiq hijrah ke Yogyakarta dan menimba ilmu di Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta selama tiga tahun pada 1972-1975.
Setelah itu, ia melanjutkan kuliah di Arab Saudi.
Ia mendapatkan gelar sarjana dari Universitas King Abdul Azis, Jedddah Jurusan Ushuluddin dan dakwah pada 1980-1982.
Kemudian, dia melanjutkan studi masternya di Universitas Ummul al-Qura, Mekkah jurusan Perbandingan agama pada 1982-1987.
Masih di jurusan dan universitas yang sama, Saiq meraih gelar doktoral pada 1987-1994.
Setelah Gus Dur terpilih sebagai presiden pada tahun 1999, Saiq menjadi anggota MPR Fraksi Utusan Golongan dari NU hingga 2004, menggantikan posisi Gus Dur.
Selain itu, Saiq juga menjadi dosen Pascasarjana di UIN Jakarta, dosen pascasarjana di Unisma Malang dan dosen pascasarjana kajian timur tengah Universitas Indonesia Jakarta.
Baca juga: Undunsyah Terpilih Lagi Ketua PWNU Kaltara, Beber Dua Tanggung Jawab yang Wajib Dimplementasikan
Gus Baha
Bahaudin Nursalim atau dikenal sebagai Gus Baha lahir pada 29 September 1970.
Dia merupakah toloh Nahdlatul Ulama (NU) yang berasal dari Rembang, Jawa Tengah.
Dirinya merupakan anak dari K. H. Nursalim dan ibu Nyai Hj Yuhanidz.
Ayah Gus Baha sendiri merupakan seorang ulama pakar Al-Quran, dan juga pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA.
Dikutip dari Tribunnews.com, Gus Baha masih memiliki darah keturunan raja dan ulama Jawa.
Gus Baha terkenal sangat alim di bidang fikih, hadits, dan tafsir al-Quran.
Bahkan sejak kecil dirinya sudah dipandu untuk menghafal al-Quran di bawah bimbingan langsung ayahandanya.
Sementara itu dilengkapi dari Wikipedia, Gus Baha merupakan murid dari Ulama Kharismatik Kiai Maimun Zubair.
Gus Baha juga merupakan seorang Ketua Tim Lajnah Mushaf Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
Dirinya berada satu tim dengan para Profesor, Doktor dan ahli-ahli Al-Qur'an dari seluruh Indonesia seperti Prof. Dr. Quraisy Syihab, Prof. Zaini Dahlan, Prof. Shohib dan para anggota Dewan Tafsir Nasional yang lain.
Bahkan Quraisy Syihab mengatakan bahwa kedudukan Gus Baha di Dewan Tafsir Nasional selain sebagai mufassir, juga sebagai mufassir faqih karena penguasaan beliau pada ayat-ayat ahkam yang terkandung dalam al-Qur'an.
Baca juga: Maruf Amin Tak Dilibatkan Jokowi saat Sahkan Perpres Miras, Ketua PBNU Sempat Sindir Pemerintah
Hasan Mutawakkil Alallah
Ketua PWNU Jatim, KH Hasan Mutawakkil Alallah lahir di Probolinggo, 15 April 1959.
Dikutip dari situs NU Jatim, beliau pernah berkuliah di sejumlah kampus.
Mulai dari Universitas Tribakti Kediri, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta hingga Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.
Beliau juga pernah mondok di Pesantren Zainul Hasan di Genggong Probolinggo, Pesantren Sarang Rembang, Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar Jombang dan PesAntren Lirboyo Kediri.
Saat ini Kiai Mutawakkil memimpin Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong yang dikenal sebagai salah satu pesantren tertua di Probolinggo.
KH Marzuki Mustamar
Beliau adalah ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur dan seorang ulama kharismatik yang memiliki banyak sekali santri dan pendukung.
Nama beliau muncul dalam sebuah survey dari Institute for Democray and Strategic Affair tentang bursa calon ketua umum PBNU.
“Calon ketua Umum PBNU yang didukung warga Nahdliyin di posisi pertama adalah KH Marzuki Mustamar dengan dukungan sekitar 24,7 persen,” papar Khoirul Umam, Direktur Eksekutif Indostrategic, dalam keterangan tertulis Jumat (8/10/21).
Survey itu sendiri digelar pada 23 Maret – 5 April 2021.
Survey itu melibatkan sebanyak 1.200 responden dengan margin error 3 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Nama-nama lain
Itulah lima nama ulama yang paling santer terdengar di publik sebagai calon ketua umum PBNU.
Ada sederet nama lain lagi yang dimunculkan sebagai alternatif ketua Umum PBNU seperti Ketua PBNU Marsudi Syuhud, Ahmad Fahrur Rozi Burhan dan Ali Maschan Moesa serta ulama kharismatik asal Pekalongan Habib Luthfi.
Pemilihan ketua umum PBNU sendiri akan digelar tanggal 23-26 Desember di Lampung.
Selain tanfidziyah (pengurus harian) NU juga akan memilih Rois Aam atau pemimpin ulama tertinggi dalam organisasi NU yang saat ini dipimpinin KH Miftahul Akhyar, ulama asal Jawa Timur dan pengasuh Ponpes Miftahus Sunnah, Surabaya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Profil 5 Nama Calon Kuat Ketua Umum PBNU: Gus Yahya, Said Aqil hingga Gus Baha