Berita Bulungan Terkini
Hari Jadi ke 61 Bulungan, Ingkong Ala Kenakan Bluko khas Dayak, Sebut Warisan Turun Temurun
Saat menghadiri apel hari jadi ke-61 Bulungan dan hari jadi ke-231 Kota Tanjung Selo Wakil Bupati Ingkong Ala pakai baju adat dayak kenyah lepo tau.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, BANDUNG - Saat menghadiri apel hari jadi ke-61 Bulungan dan hari jadi ke-231 Kota Tanjung Selor, puluhan tamu undangan baik dari organisasi perangkat daerah maupun Forkompinda Kabupaten Bulungan mengenakan pakaian adat daerah.
Tak ketinggalan, Wakil Bupati Bulungan Ingkong Ala juga mengenakan pakaian adat daerah, kali ini dirinya mengenakan baju adat khas Dayak Kenyah Lepo Tau.
Salah satu aksesoris yang dikenakan Wabup Ingkong Ala ialah Bluko, atau penutup kepala, yang dihiasi oleh bulu dari burung enggang dan tebun, serta ornamen wajah dilengkapi dengan sepasang bola mata.
Baca juga: Hari Jadi ke-61 Kabupaten Bulungan Dimeriahkan Lomba Sumpit, Wakil Bupati & Kapolres Ikut Menyumpit
Politisi Hanura ini menjelaskan, bila Bluko yang Ia kenakan, adalah benda warisan turun temurun Dayak Kenyah Lepo Tau.
"Kalau Bluko ini sejarahnya dari zaman Belanda dulu, ini sebagai penghargaan dari Belanda kepada kakek nenek dulu di Apau Kayan," kata Ingkong Ala, Selasa (12/10/2021).
Baca juga: Semarakan Hari Jadi Bulungan dan Tanjung Selor, Anggota Dewan Gunakan Pakaian Adat Daerah
"Kalau ini turun temurun, saya itu yang generasi kelima," tambahnya.
Untuk bagian bulu di dalam Bluko, Wabup Ingkong Ala mengatakan, saat digunakan jumlah bulu tersebut haruslah berjumlah genap.

Lantaran bila berjumlah ganjil, hanya dikenakan bagi warga yang telah meninggal dunia.
"Ini untuk bulunya kita harus gunakan yang genap kalau yang gunakan masih hidup, kalau sudah meninggal dia pakai yang ganjil, kalau ini bulu enggang dan tebun," ujarnya.
Baca juga: Peringati Hari Jadi Tanjung Selor Ke-231 & Kabupaten Bulungan Ke-61, Begini Harapan Bupati Syarwani
Selain Bluko, Mantan Bupati Bulungan ini juga menjelaskan mengenai pakaian yang Ia kenakan.
Ia mengatakan pada zaman dahulu, pakaian bermotif kulit harimau adalah berasal sari kulit harimau asli, namun yang sekarang Ia kenakan ialah motif harimau buatan.
Mengingat aturan yang ada saat ini melindungi harimau dari penangkapan dan pembunuhan.
"Kalau ini aslinya dari harimau, tapi hari ini tidak bisa, karena tidak bisa lagi membunuh harimau kan," tuturnya.
Baca juga: Sambut Hari Jadi Bulungan, Pemuda Sulsel Bareng Lintas Komunitas Bersih-bersih Rumah Raya Bulungan
Menurutnya, dengan mengenakan baju adat maka turut melestarikan tradisi dan budaya Bulungan.
"Harapan kita dengan adanya acara ini memberikan motivasi dan gairah bagi kita untuk melestarikan budaya dan tradisi Bulungan," harapnya.
(*)
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi