Tak Percaya Dirinya Selamat dari Kecelakaan, Joddy Bertanya Kenapa Mba Vanessa & Mas Bibi Meninggal?

TRIBUNKALTARA.COM, JAKARTA - Ayah Tubagus Joddy, yakni Tubagus Endang telah membesuk anaknya di Polda Jatim. Ia mengaku sangat sedih melihat kondisi anaknya.

Pasalnya sang anak sering bertanya  kepada dirinya, mengapa Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah meninggal dunia. Sedangkan dirinya selamat dari kecelakaan mobil yang dikemudikannya. 

Tubagas Endang menceritakan, Tubagus Joddy sebagai sopir Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah masih tidak percaya pasangan suami tersebut meninggal dunia.  

Sering kali, Joddy melamun mengenang peristiwa kecelakaan tersebut. 

Mendengar cerita anaknya, Tubagus Endang menangis. Sebab ia melihat anaknya sangat terpukul apabila mengingat kejadian itu.  

Baca juga: Sopir Vanessa Angel Joddy Baru Awal Tahun 2021 Bisa Nyetir Mobil, Doddy: Wah Itu Sangat Bahaya

"Kalau ke saya cuman cerita ‘kenapa Joddy gak kenapa-kenapa, kenapa pak? Justru orang yang saya bawa jadi korban’ gitu," ujar Tubagus Endang di kawasan Bogor, Jawa Barat, Senin (15/11/2021).

"Dia juga sempat tidak percaya, sempat bertanya ‘mah Joddy kenapa gak apa-apa, kenapa mba Vanessa dan Mas Bibi?’ Itulah komunikasi sama dia," tuturnya

Diakui Tubagus Endang, saat ketemu kondisi Joddy masih tterlihat sangat shock.

Putranya itu terlihat sering melamun karena merasa bersalah terhadap kecelakaan yang terjadi.

"Keadaan Joddy saat itu agak shock yaa, pas datang saya juga gak banyak bertanya," beber Tubagus Endang.

"Joddy itu seperti melamun ya shock gitu, ya mungkin karena merasa bersalah atas kelalaiannya," ujarnya.

Baca juga: Tubagus Joddy Resmi jadi Tersangka, Keluarga Vanessa Angel Harap Sang Sopir Didakwa Pasal Berlapis

Tubagus Joddy adalah sopir dari Vanessa dan Bibi yang membawa mobil ketika terjadi kecelakaan tunggal di tol menuju Surabaya.

Joddy sudah ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan kelalaian dalam berkendara sehingga menghilangkan nyawa.

Tubagus Joddy dijerat pasal 310 ayat 2 dan ayat 4 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan ancaman hukuman maksimal 6 tahun penjara.