Sejarah Hari Juang Kartika TNI-AD yang Diperingati 15 Desember, Awalnya Disebut Hari Infanteri
Sejarah Hari Juang Kartika TNI-AD yang diperingati setiap 15 Desember yang tahun ini jatuh pada hari ini, Rabu (15/12/2021).
TRIBUNKALTARA.COM - Sejarah Hari Juang Kartika TNI-AD yang diperingati setiap 15 Desember yang tahun ini jatuh pada hari ini, Rabu (15/12/2021).
Hari Juang Kartika TNI-AD yang sebelumnya dikenal dengan nama Hari Infanteri diperingati untuk mengenang pertempuran Ambarawa.
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin oleh Jenderal Soedirman berjuang membuat tentara sekutu terjepit dan akhirnya mundur dari Ambarawa menuju Semarang.
Baca juga: Sejarah Hari Sejarah Nasional 14 Desember, Diperingati untuk Lebih Mengenal Sejarah Indonesia
Pertempuran Ambarawa terjadi karena pihak serikat yang tidak mampu untuk menghargai kemerdekaan Indonesia.
Pada 20 Oktober 1945 tentara sekutu yang harusnya mengurus tawanan perang di penjara Ambarawa dan Magelang justru memboncengi NICA yang mempersenjatai tawanan tersebut.
Hal tersebut menyulut kebencian serta perasaan tidak senang pribumi sehingga pecah insiden antara TKR dan tentara sekutu pada 26 Oktober 1945.
Kemudian, untuk mengatasi bentrok, pihak Inggris menuju Magelang dan Ambarawa untuk membebaskan 10.000 tawanan Indo-Eropa dan Eropa dari wilayah pedalaman Jawa yang sedang bergejolak akibat perlawanan dari pihak Republik.
Soekarno dan Brigjen Bethel menengahi kejadian tersebut dan melakukan perundingan gencatan senjata pada 2 November 1945.
Lalu, kedua belah pihak sepakat bahwa sekutu tetap bertanggungjawab atas tugasnya, jalan raya Ambarawa-Magelang terbuka untuk republik dan serikat.
Sekutu tidak mengakui aktivitas NICA.
Baca juga: Sejarah Hari Nusantara Setiap 13 Desember, Ini Tujuan dan Makna Memperingatinya
Namun, sekutu mengabaikan bunyi perjanjian yang telah disetujui bersama.
Sehingga terjadilah pertempuran 20 November 1945 yang kemudian menjalar ke dalam kota pada 22 November 1945.
Untuk mengancam kedudukan TKR, sekutu melakukan pemboman ke pedalaman Ambarawa.
Hal tersebut tidak membuat TKR gentar untuk melakukan pembalasan.
Setelah kejadian itu, Ambarawa terbagi 4 sektor, yaitu sektor utara, sektor Selatan, sektor Timur dan sektor Barat.