Berita Nasional Terkini
Hoaks di Medsos Jadi Kendala Penanganan Covid-19, Ditemukan Berita Bohong soal Varian Omicron
Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi menyayangkan jika upaya penanganan Covid-19 masih harus terkendala soal persebaran hoaks di media sosial.
TRIBUNKALTARA.COM, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi menyayangkan jika upaya penanganan Covid-19 masih harus terkendala soal persebaran hoaks di media sosial.
Dikemukakan, sejak Januari 2020 sampai 16 Desember 2021 angka persebaran hoaks terkait Covid-19 masih mengalami penambahan.
Hal itu disampaikan Dedy saat konferensi pers Menolak Hoaks Covid-19 #IndonesiaBisa yang disiarkan kanal YouYube Kominfo TV, Kamis (16/12/2021).
Dedy menjabarkan terkait hoaks, dimana hoaks Covid-19 telah ditemukan 2.026 isu pada 5.263 unggahan media sosial.
Baca juga: HOAKS - Berita Varian Delta India Tidak Ada dan CEO Pfizer Ditangkap FBI karena Pemalsuan Vaksin
"Dengan persebaran terbanyak di Facebook sejumlah 4.562 unggahan. Pemutusan akses telah dilakukan terhadap 5.095 unggahan dan 168 sedang ditindaklanjuti," ucap Dedy.
Kedua, isu hoaks terkait vaksinasi Covid-19. Dimana telah ditemukan sebanyak 412 isu pada 2.497 unggahan media sosial dengan persebaran terbanyak pada Facebook sejumlah 2.305 unggahan.
Pemutusan akses telah dilakukan terhadap keseluruhan unggahan tersebut
Ketiga, terkait hoaks Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dimana telah ditemukan sebanyak 49 isu pada 1.279 unggahan di media sosial.
Baca juga: Tips Cara Mengidentifikasi Berita Mengandung Hoaks, Berikut Link Pengaduan Konten yang Melanggar
"Dengan persebaran terbanyak pada Facebook sejumlah 1.261 unggahan, pemutusan akses dilakukan terhadap 1.107 bahan dan 172 unggahan sedang di tindak lanjuti," jelasnya.
Pada kesempatan sama, Dedy Permadi juga mengungkapkan ada 29 unggahan dari 10 isu hoaks seputar Covid-19 beredar selama seminggu terakhir.
Dedy menyebut, Kominfo merangkum sejumlah disimformasi yang perlu ditangkal bersama.
Berita bohong pertama, terkait CEO Biotech menolak divaksinasi Covid-19 karena alasan keamanan.
Baca juga: Antisipasi Covid-19 Varian Omicron, Dinkes Malinau Kirim Vaksin ke 5 Titik Perbatasan RI-Malaysia
"Disinformasi ini ditemukan pada 9 Desember 2021," kata Dedy.
Kedua, hoaks Pfizer dan WHO bekerjasama memunculkan varian Covid-19 Omicron sebagai hukuman untuk Afrika Selatan.
Hoak ini ditemukan pada 10 Desember 2021.
Ketiga, disinformasi varian Covid-19 omicron hanya sebuah propaganda untuk memaksa penduduk Afrika divaksinasi disinformasi ditemukan pada 10 Desember 2021.
"Keempat disinformasi kata Omi pada penamaan Omicron adalah akronim untuk jenis penyakit jantung. Disinformasi ini ditemukan pada 11 Desember 2021," kata Dedy.
Kemudian, disinformasi supermarket di Jerman memasang pagar pembatas untuk memisahkan pengunjung yang sudah divaksin dan yang belum divaksin disinformasi. Ini ditemukan pada 11 Desember 2021.
Baca juga: Hadapi Ancaman Varian Omicron di Indonesia, Ini Strategi Pencegahan yang Digunakan Satgas Covid-19
Dedy juga mengingatkan kepada bahwa hari raya Natal tahun ini tidak dapat dilakukan seperti pada masa sebelum pandemi.
Namun, hal tersebut jangan sampai meredupkan semangat dan makna hari besar tersebut tetap patuhi protokol kesehatan terutama dengan memakai masker dengan benar dan mohon patuhi kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
"Kami juga berharap masyarakat semakin bijak dalam memilah dan memilih informasi serta berpartisipasi aktif dalam menghentikan persebaran berita bohong terkait Covid-19," katanya.
(*)