Berita Tarakan Terkini
Cerita M Yainuri, Pelaku UMKM Sukses Sulap Lapak Sayur jadi Minimarket lewat Program KUR BRI
Cerita Yainuri pernah digusur Satpol PP Tarakan, sekarang sukses kolaborasi minimarket & lapak sayur.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
“Jadi bahan olok-olokan. Karena gak ada yang jualannya seperti saya waktu itu. Tapi namanya biasalah satu profesi saya anggap itu sudah biasa,” ujarnya.
Baca juga: Dulu Jual Ikan di Pasar Tawau, Kini Rustan Jadi Eksportir & Miliki Lahan Sawit Ratusan Hektare
Teknik menarik pelanggan, tidak semua barang yang dibelinya dari pemasok atau dari pasar dan dijual dengan harga lebih tinggi. Istilahnya itu hanya pemancing untuk menarik banyak pelanggan mau berbelanja.
“Kami beli tahu dan tempe Rp 3.000 di pasar, saya jual Rp 3.000 juga ke pelanggan saya saat keliling. Ayam juga begitu Rp 30 ribu dijual di pasar, saya jual sama pelanggan sama nilainya,” sebut Yainuri .
Alasannya sendiri karena itu tadi hanya untuk memancing pelanggan. Karena semisal pelanggannya ingin membeli ayam, pasti membutuhkan juga bumbu dapur, daun sop, dan aneka bumbu pelengkap lainnya.
“ Nah kalau di barang lainnya baru saya naikkan harga. Jadi keuntungannya ada di situ. Teknik pemasaran ini juga saya terapkan di minimarket awal-awal dibuat. Jadi tidak semua item harus kita ambil untungnya,” beber Yainuri .
Jika ditanyakan rugi, menurutnya tidak. Karena kata Yainuri , misalnya ia membawa jualan 100 item, 5 item harganya tidak dinaikkan dan disamakan dengan harga pasaran, masih ada 95 item jualan lainnya yang bisa memperoleh keuntungan.
Seperti itu teknik marketing yang selalu ia terapkan selama 11 tahun merintis usahanya. Belum memasuki waktu subuh, ia sudah ke pasar memborong bahan baku untuk dijualkan kembali. Pagi pukul 06.00 WITA, ia mulai berkeliling.
Rutenya dulu di awal-awal setelah dari Pasar Gusher, ia berkeliling sampai masuk ke belakang Kantor POS di Jalan Jenderal Sudirman.
Yaunari juga sempat nyasar dan tersesat saat awal-awal jualan. Berjalannya waktu, ia tak menampik selalu ada muncul gesekan. Bahkan ia dianggap merebut pelanggan sesame penjual sayur.
“Tapi biar saja. Yang penting saya tidak merasa merebut. Kan posisinya saya mangkal di tempat sehari-hari saya. Orang-orang yang memilih datang ke tempat saya saat itu.
Lari ke lapak saya karena saya punya jualan lengkap sama sembako, bumbu dapurnya. Tapi itu biasa dalam dunia bisnis. Bahkan setelah lihat saya sampai bisa bangun lapak, sempat dibilang saya main dukun,” ungkapnya terkekeh lagi.
Selain dianggap pernah memakai dukun, juga pernah mengalami kecelakaan saat membawa motor jualan sayurnya. Posisinya saat itu Mulawarman sedang banjir.
“Jadi semua orang pada pakai satu jalur. Ada yang lawan arah karena jalur satunya banjir. Saya ditabrak orang, tangan saya sampai dioperasi. Yaa tur damai saja kemarin karena sama-sama salah,” bebernya.
Hingga akhirnya memasuki 2020, ia pun memulai membangun minimarket. Membangun minimarket tentulah membutuhkan modal sangat besar saat itu.
Yaunari terpikir kembali untuk meminjam modal ke BRI Cabang Tarakan. Ini bukan kali pertama sebenarnya ia berani melakukan pinjaman untuk modal usaha.