Natal dan Tahun Baru
LIVE STREAMING Misa Malam Natal di Gereja Katedral Samarinda Pukul 17.30 Wita & 20.30 Wita
Live Streaming Misa Malam Natal di Gereja Katedral Samarinda pukul 17.30 Wita dan 20.30 Wita 24 Desember 2021, tayang di YouTube
Tema Natal Tahun 2021 kali ini dikutip dari ayat Alkitab 1 Petrus 1: 22.
“Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.”
Berikut ini Pesan Natal Bersama 2021 PGI dan KWI yang dikutip dari laman resmi PGI.
Saudari-saudara terkasih,
Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia dan Konferensi Waligereja Indonesia menyampaikan salam Natal bagi kita semua.
Untuk kedua kalinya kita merayakan Natal di tengah pandemi Covid-19.
Kita bersyukur, berkat kerja keras pemerintah, keterlibatan berbagai lembaga swasta dan semangat persaudaraan yang merupakan sifat hidup bangsa kita, sekarang ini kita sudah berada dalam keadaan jauh lebih baik dibandingkan beberapa waktu yang lalu.
Tetapi memulihkan keadaan, mengatasi akibat-akibat dahsyat pandemi Covid-19, yang menyangkut berbadai segi dan wilayah kehidupan masih membutuhkan waktu dan usaha keras seluruh warga bangsa -pemerintah, lembaga-lembaga bisnis dan warga masyarakat.
Untuk itu perlu semangat persaudaraan dalam arti yang seluas-luasnya.
Baca juga: Ucapan Selamat Natal Lengkap Bahasa Inggris dan Indonesia, Cocok untuk Dibagikan pada 25 Desember
Saudari-saudara yang terkasih,
Perayaan Natal tahun kedua pandemi ini mengajak kita untuk melihat kembali saudari-saudara yang ada di sekeliling kita.
Surat 1 Petrus yang menjadi inspirasi Pesan Natal ini, ditulis untuk jemaat Kristiani di Asia Kecil yang sedang menghadapi penderitaan karena penganiayaan.
Surat ini berisi nasihat tentang hidup praktis yang sesuai dengan iman Kristiani dan cara jemaat menghadapi cobaan dan penderitaan.
Jemaat yang menerima surat ini dinasehati untuk memiliki rasa persaudaraan yang tulus ikhlas di dalam Kristus.
Mereka adalah sesama “pendatang dan perantau” di dunia ini (2:11).
Karena perasaan senasib dan sepenanggungan, mereka hidup seperti bersaudara kandung.