Kumpulan Pantun

20 Pantun Buddha atau Pantun Dhamma, Bisa Dibagikan saat Perayaan Waisak 2022

Pantun Buddha tak lepas dari nilai rohani sebagai renungan setiap umat agar tetap mengimani keyakinannya.

Penulis: - | Editor: Amiruddin
Freepik
Ilustrasi ajaran Buddha. 

Kumpulan pantun Buddha

Beli kedondong beli pepaya
Untuk di rujak malam nanti
Kata Dalai Lama jangan asal beragama
Pilih sesuai tuntunan hati

Buah duku rasanya manis,
Buah nanas rasanya kecut,
Jadi orang sukanya sinis,
maka hidupnya akan menjadi pengekecut

Tanah Melayu anak jambi pandai berkidung,
Malang sejuk berawan cerah,
Ada pantun dari hati seseorang yang terbendung,
Mari baca, maka kita akan riang dan ceriah

Ayu tidak bisa memasak
Dia mahirnya memancing ikan
Selamat hari raya Waisak
Ingat trisuci saat terang bulan

Kumpulan pantun Buddha

Tanah warga seenaknya digusur
Oligarki menang karena menyuap
Rayakan puncak Waisak di Borobudur
Terbangkan lentera ke langit gelap

Baca juga: Kumpulan Pantun Imlek Minta Angpao, Pantun Lucu untuk Ucapkan Imlek 2022 agar Dapat Angpao

Hidup Adalah Dukkha,
bagi mereka yang menggemari dunia fana,
Nibbana adalah buah setelah melenyapkan dukkha,
bagi mereka menjalani hidup sebagai petapa

Jangan begadang setiap hari
Tidak baik untuk kesehatan
Jangan berfoya-foya, pun menyiksa diri
Temukan damai dalam kesederhanaan

Indahnya Gunung, di balik awan cerah,
duduk merenung akan tampak ceriah,
karena kau telah tau impian apa yang menggugah,
pada hati anda yang gundah

Jalan-jalan ke India,
mampir ketempat suci peninggalan sang Buddha,
itu adalah praktik umat Buddha dalam melakukan dhammayatra,
sesuai apa yang Buddha jelaskan di dalam Mahaparinibbana Sutta

Baca juga: 11 Pantun Februari, Sambut dengan Semangat Bulan Februari 2022 yang Tinggal Menghitung Hari

Kumpulan pantun Buddha

Tipitaka adalah Kitab suci Buddha-dhamma,
bagi mereka mengetahui adalah Pariyati dhamma,
bagi mereka mempraktikkan adalah pati-patti dhamma,
mereka akan sukses dan berhasil itulah pativeda dhamma

Jalan-jalan ke Kota Jambi,
jangan lupa mampir ke Candi Muaro Jambi,
Hidup senang adalah orang berpengendali diri,
Hidup tidak waspada bagi mereka seolah yang telah mati

Cangkir kosong tanda tak berair,
berpengetahuan luas dan berketrampilan adalah mereka yang mahir,
malas bekerja pada siang dan malam adalah mereka yang tersingkir,
maka gunakan hidupmu untuk menjadi yang muktahir

(*)

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved