Pelajar WNI dari Malaysia Masuk Nunukan
Hanya 148 Pelajar Indonesia dari Malaysia yang Tiba di Nunukan, Ini Penjelasan Guru Pendamping
Hanya 148 pelajar Indonesia dari Malaysia yang tiba di Nunukan, ini penjelasan guru pendamping.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Hanya 148 pelajar Indonesia dari Malaysia yang tiba di Nunukan, ini penjelasan guru pendamping.
Dari 161 pelajar Indonesia yang sebelumnya dikabarkan akan direpatriasi dari Malaysia, hanya 148 yang tiba di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, Rabu (09/02/2022), sore.
Ratusan pelajar itu datang bersama tiga orang guru pendampingnya. Anak pahlawan devisa negara itu mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan SMA di tiga provinsi yakni Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
Baca juga: Atasi Dampak Covid-19 & Tumbuhkan Minat Pelaku UMKM di Nunukan, Komisi VI DPR RI Datangkan Dua BUMN
Guru pendamping pelajar Community Learning Center (CLC) Kota Kinabalu, Syamsul Adil mengatakan dari 161 pelajar yang dikabarkan sebelumnya, hanya 148 yang memenuhi syarat repatriasi ke Indonesia.
Sementara 13 pelajar lainnya harus bertahan sementara di Tawau, sampai berkas sebagai syarat repatriasi mereka dinyatakan lengkap.
"Perjalanan antar negara ada banyak dokumen yang harus dilengkapi. Nah, 13 anak itu masih ada berkas yang belum dilengkapi makanya kemarin kita sampaikan pada mereka jangan berkecil hati," kata Syamsul Adil kepada TribunKaltara.com, malam.
Lanjut Syamsul,"13 pelajar itu akan diberangkatkan, tim kami sebagian masih mengurus kelengkapan berkas mereka di Tawau. Mereka nginap di Sekretariat kami di Tawau," tambahnya.
Menurutnya, tak hanya 13 pelajar itu yang terkendala dokumen perjalanan, 22 pelajar yang harusnya berangkat mengikuti gelombang kedua pada Januari 2022, juga tertahan di Kota Kinabalu.
"22 pelajar itu terkendala dokumen di Kota Kinabalu. Tapi besok sudah bisa terbang ke Jawa, karena penempatan sekolah mereka di Jakarta," ucapnya.
Alumni CLC Sabah, Malaysia itu menjelaskan untuk mendapatkan beasiswa itu melalui proses seleksi tertulis dan wawancara.
Baca juga: Berikut Jadwal 8 Speedboat Reguler Berangkat dari Nunukan ke Tarakan, Rabu 9 Februari 2022
Ada dua jenis beasiswa yang diperoleh ratusan pelajar itu yakni beasiswa yayasan dan afirmasi pendidikan menengah (ADEM).
"Sekolah kita yang ada di Malaysia kerjasama dengan sekolah khusus penerimaan beasiswa yayasan di Indonesia. Ada juga beasiswa ADEM yang sudah ditentukan oleh Kemendikbud," ujar Syamsul.
Syamsul mengaku ia bersama dua guru pendamping lainnya akan tersebar di tiga provinsi sesuai tujuan penempatan pelajar tersebut.
"Begitu sudah serah terima dengan sekolah tujuan kami kembali ke Sabah. Karena tugas utama kami mengajar di sana," tuturnya.
Pelajar penerima beasiswa baik yayasan maupun ADEM akan tinggal di asrama milik sekolah masing-masing.