Berita Nasional Terkini

Jelang Ramadan 2022, Kementerian Agama Terbitkan Aturan Baru Penggunaan Pengeras Suara di Masjid

Jelang Ramadan 2022, Kementerian Agama terbitkan aturan baru penggunaan pengeras suara di masjid.

Editor: Amiruddin
TribunKaltara.com
Masjid Agung Bulungan. Jelang Ramadan 2022, Kementerian Agama terbitkan aturan baru penggunaan pengeras suara di masjid. (TribunKaltara.com) 

TRIBUNKALTARA.COM - Jelang Ramadan 2022, Kementerian Agama terbitkan aturan baru penggunaan pengeras suara di Masjid.

Umat muslim tak lama lagi akan memasuki Ramadan 1443 Hijriah atau 2022 Masehi.

Menjelang bulan suci Ramadan, Kementerian Agama menerbitkan Surat Edaran Menteri Agama Nomor SE 05 tahun 2022.

Surat Edaran tersebut mengatur penggunaan pengeras suara di Masjid dan musala.

Seperti diketahui, Masjid jadi pusat pelaksanaan ibadah bagi umat muslim di bulan Ramadan.

Selain melaksanakan salat lima waktu, Masjid juga jadi tempat pelaksanaan ibadah sunnah seperti Tarawih dan lainnya.

Baca juga: Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan 1443 H, PDM Tana Tidung Belum Terima SK Penetapan

“Pedoman diterbitkan sebagai upaya meningkatkan ketenteraman, ketertiban, dan keharmonisan antarwarga masyarakat," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas melalui keterangan tertulis, Senin (21/2/2022).

Berikut ini ketentuan dalam Surat Edaran Menteri Agama tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala:

1. Umum

a. Pengeras suara terdiri atas pengeras suara dalam dan luar.

Pengeras suara dalam merupakan perangkat pengeras suara yang difungsikan/diarahkan ke dalam ruangan masjid/musala.

Sedangkan pengeras suara luar difungsikan/diarahkan ke luar ruangan masjid/musala.

b. Penggunaan pengeras suara pada masjid/musala mempunyai tujuan:

1) mengingatkan kepada masyarakat melalui pengajian AlQur’an, selawat atas Nabi, dan suara azan sebagai tanda masuknya waktu salat fardu;

2) menyampaikan suara muazin kepada jemaah ketika azan, suara imam kepada makmum ketika salat berjemaah, atau suara khatib dan penceramah kepada jemaah; dan

3) menyampaikan dakwah kepada masyarakat secara luas baik di dalam maupun di luar Masjid/musala.

Baca juga: Perbaikan Lampu PJU Ditargetkan Selesai setelah Ramadan, DPR-KP Bulungan Siapkan Anggaran Rp 1,6M

2. Pemasangan dan Penggunaan Pengeras Suara

a. pemasangan pengeras suara dipisahkan antara pengeras suara yang difungsikan ke luar dengan pengeras suara yang difungsikan ke dalam Masjid /musala;

b. untuk mendapatkan hasil suara yang optimal, hendaknya dilakukan pengaturan akustik yang baik;

c. volume pengeras suara diatur sesuai dengan kebutuhan, dan paling besar 100 dB (seratus desibel); dan

d. dalam hal penggunaan pengeras suara dengan pemutaran rekaman, hendaknya memperhatikan kualitas rekaman, waktu, dan bacaan akhir ayat, selawat/tarhim.

3. Tata Cara Penggunaan Pengeras Suara

a. Waktu Salat:

1) Subuh:

a) sebelum azan pada waktunya, pembacaan Alquran atau selawat/tarhim dapat menggunakan Pengeras Suara Luar dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) menit; dan

b) pelaksanaan salat Subuh, zikir, doa, dan kuliah Subuh menggunakan Pengeras Suara Dalam.

2) Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya:

a) sebelum azan pada waktunya, pembacaan Alquran atau selawat/tarhim dapat menggunakan Pengeras Suara Luar dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) menit; dan

b) sesudah azan dikumandangkan, yang digunakan Pengeras Suara Dalam.

3) Jum'at:

a) sebelum azan pada waktunya, pembacaan Al-Qur'an atau selawat/tarhim dapat menggunakan Pengeras Suara Luar dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) menit; dan

b) penyampaian pengumuman mengenai petugas Jum’at, hasil infak sedekah, pelaksanaan Khutbah Jum’at, Salat, zikir, dan doa, menggunakan Pengeras Suara Dalam.

b. Pengumandangan azan menggunakan Pengeras Suara Luar.

c. Kegiatan Syiar Ramadan, gema takbir Idul Fitri, Idul Adha, dan Upacara Hari Besar Islam:

1) penggunaan pengeras suara di bulan Ramadan baik dalam pelaksanaan Salat Tarawih, ceramah/kajian Ramadan, dan tadarrus Al-Qur’an menggunakan Pengeras Suara Dalam;

2) takbir pada tanggal 1 Syawal/10 Zulhijjah di masjid/musala dapat dilakukan dengan menggunakan Pengeras Suara Luar sampai dengan pukul 22.00 waktu setempat dan dapat dilanjutkan dengan Pengeras Suara Dalam.

3) pelaksanaan Salat Idul Fitri dan Idul Adha dapat dilakukan dengan menggunakan Pengeras Suara Luar;

4) takbir Idul Adha di hari Tasyrik pada tanggal 11 sampai dengan 13 Zulhijjah dapat dikumandangkan setelah pelaksanaan Salat Rawatib secara berturut-turut dengan menggunakan Pengeras Suara Dalam; dan

5) Upacara Peringatan Hari Besar Islam atau pengajian menggunakan Pengeras Suara Dalam, kecuali apabila pengunjung tablig melimpah ke luar arena masjid/musala dapat menggunakan Pengeras Suara Luar.

Baca juga: 35 Pantun Puasa Ramadan 2022, Lengkap dengan Pantun Berbuka Puasa, Ucapkan ke Orang Terdekat

4. Suara yang dipancarkan melalui Pengeras Suara perlu diperhatikan kualitas dan kelayakannya

Suara yang disiarkan memenuhi persyaratan:

a. bagus atau tidak sumbang; dan

b. pelafazan secara baik dan benar.

5. Pembinaan dan Pengawasan

a. pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Surat Edaran ini menjadi tanggung jawab Kementerian Agama secara berjenjang.

b. Kementerian Agama dapat bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan Organisasi Kemasyarakatan Islam dalam pembinaan dan pengawasan.

Baca juga: Selama Ramadan 1442 Hijriah, Disnaker Tarakan Tangani 3 Laporan THR Buruh, Berikut Aduan Kasusnya

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ketentuan Penggunaan Pengeras Suara di Masjid Berdasarkan Surat Edaran Menag Nomor SE 05 Tahun 2022, https://www.tribunnews.com/nasional/2022/02/21/ketentuan-penggunaan-pengeras-suara-di-masjid-berdasarkan-surat-edaran-menag-nomor-se-05-tahun-2022?page=all
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved