Berita Tana Tidung Terkini

Populasi Rumah Walet di Tana Tidung Capai 1.490 Unit, Kadis Pertanian Rudi: Terbesar di Kaltara

Berdasarkan data Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Tana Tidung, populasi rumah burung walet di Kabupaten Tana Tidung semakin meningkat.

Penulis: Rismayanti | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/RISNAWATI
Salah satu rumah burung walet yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Desa Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung. 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Berdasarkan data Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Tana Tidung, populasi rumah burung walet di Kabupaten Tana Tidung semakin meningkat.

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Tana Tidung, Rudi menyebutkan, sampai saat ini populasu rumah walet di Tana Tidung capai 1490 unit.

Tentunya, usaha sarang walet di Bumi Upun Taka ini juga memiliki potensi yang luar biasa.

Baca juga: Jalan-Jalan ke Desa Muara Siran Kukar, Minim Infrastruktur, Warganya Makmur dari Sarang Walet

"Dari kementerian juga sudah melihat potensi waletnya luar biasa. Termasuk perkembangan rumah burungnya juga cukup banyak," ujarnya kepada TribunKaltara.com belum lama ini.

Terkait pendapatan pertahun dari usaha sarang walet di Tana Tidung dia belum bisa memastikan angka pastinya.

Baca juga: Punya Nilai Ekonomis Tinggi, Kementan Beri Bantuan Pencucian Sarang Walet ke Pemkab Tana Tidung

"Data fix pendapatan pertahunnya belum ditahu pasti, masih kita hitung. Yang jelas kalau lewat karantina Tarakan itu sekira 24 ton pertahun, yang dilepas dari Kaltara untuk dieksplor," katanya.

Lebih lanjut dia sampaikan, potensi usaha sarang walet di Tana Tidung ini, juga merupakan yang terbesar di Kalimantan Utara.

Bupati Tana Tidung, Ibrahim Ali saat foto bersama seusai membuka Pelatihan Budidaya Burung Walet di Pendopo Djaparudin, Senin (8/11/2021) (HO/Kominfo KTT)
Bupati Tana Tidung, Ibrahim Ali saat foto bersama seusai membuka Pelatihan Budidaya Burung Walet di Pendopo Djaparudin, Senin (8/11/2021) (HO/Kominfo KTT) (HO/Kominfo KTT)

Hal itu, didukung dari geografis Tana Tidung yang berada di pesisir. Selain geografis, juga didukung oleh ekologinya, yakni hutan tanaman industri dan perkebunan sawit.

"Kedua ekosistem ini kan mensupport produksi serangga. Jadi walet ini berbanding lurus dengan produksi serangganya," terangnya.

Baca juga: Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali Sebut Usaha Rumah Burung Walet di KTT Tinggi, Total RBW 1.395 Unit

"Semakin bagus serangganya, semakin bagus lingkungannya. Maka semakin banyak hasilnya," lanjutnya.

Selain itu, dia menyampaikan alasan banyak daerah yang kehilangan populasi burung waletnya.

"Banyak daerah lain yang populasi waletnya seolah-olah hilang atau migrasi. Itu karena ekosistemnya diganggu," jelasnya.

Untuk mengatasi hal itu terjadi di Tana Tidung, pihaknya pun mengajukan rancangan peraturan daerah terkait tata kelola usaha perkebunan.

Baca juga: Bupati KTT Ibrahim Ali Buka Pelatihan Budidaya Burung Walet: Pelestarian Miliki Peluang Menjanjikan

"Perda ini akan menjawab bagaimana kelanjutan usaha ini. Satu sisi ekonomi jalan, sisi lain ekologinya harus dijaga," tuturnya.

(*)

Penulis: Risnawati

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved