Berita Tana Tidung Terkini

Swasembada Beras Butuh Waktu, Distan KTT Beber Dua Permasalahan Sektor Pertanian di Tana Tidung

Swasembada beras butuh waktu, Kadis Pertanian Tana Tidung beber dua permasalahan sektor pertanian di Tana Tidung.

Penulis: Risnawati | Editor: M Purnomo Susanto
(HO/Humas KTT)
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung panen beras lokal di Tideng Pale Seberang, beberapa waktu lalu. 

TRINBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Swasembada beras butuh waktu, Kadis Pertanian Tana Tidung beber dua permasalahan sektor pertanian di Tana Tidung.

Butuh cukup waktu untuk Kabupaten Tana Tidung menuju swasembada beras.

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Tana Tidung, Rudi menyampaikan, dari jumlah penduduk yang ada, Tana Tidung butuh memproduksi sekira 2600 ton beras setiap tahunnya.

Baca juga: Kabupaten Tana Tidung Akan Pasarkan Beras Lokal, Distan KTT Sebut 3 OPD jadi Sasaran Tahap Pertama

Pemerintah Kabupaten Tana Tidung, saat melaksanakan panen padi di Tidung Pala Sebrang, beberapa waktu lalu. (HO/HUMAS KTT)
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung, saat melaksanakan panen padi di Tidung Pala Sebrang, beberapa waktu lalu. (HO/HUMAS KTT) (HO/HUMAS KTT)

Sedangkan, produksi beras lokal di Tana Tidung hanya 30 persen. Sementara, 70 persen kebutuhan beras di Tana Tidung didatangkan dari luar daerah.

"Jadi gini, kebutuban beras di KTT kita asumsikan, kalau misalkan jumlah penduduknya 25 ribu.

Kebutuhan beras ini kan dalam setahun kurang lebih 120 kg per jiwa. Jadi kita butuh produksi beras kurang lebih 2600 ton per tahun," ujarnya kepada TribunKaltara.com, Senin (7/3/2022)

Sementara itu, dia menyebutkan dua permasalahan di sektor pertanian Tana Tidung.

Dia mengatakan, permasalahan pertama mengenai sumber daya manusia. Yang mana banyak kelompok tani yang memasuki usia tua. Sehingga butuh peremajaan kelompok tani.

"Butuh adanya buruh tani. Sehingga bisa meningkatkan produksi beras itu sendiri," jelasnya.

Kemudian, permasalahan kedua yakni produksi beras lokal, yang mana siklus panen di Tana Tidung rata-rata hanya satu kali.

Sementara, siklus panen padi mestinya tiga kali dalam satu tahun.

Baca juga: Tinjau Pembangunan Kilang Elenji di Tana Lia, Bupati Ibrahim Ali Sebut,Program Unggulan KTT

Selain itu dia katakan, sebagian besar prodiksi padi sawah dan ladang di Tana Tidung masih menggunakan teknologi tradisional.

Sehingga kedepan, pihaknya akan mengembangkan pertanian modern di Kabupaten Tana Tidung.

"Kemudian peremajaan kelompok-kelompok tani. Sehingga kita bisa mengaktifkan petani-petani milenial yang mengikuti dinamika zaman," katanya

Penulis: Risna

Sumber: Tribun Kaltara
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved