Berita RSUKT
Berkunjung ke RSUKT, Dewas BPJS Kesehatan Apresiasi Sistem Online Permudah Pelayanan Masyarakat
Rombongan Dewan Pengawas (Dewas) BPJS Kesehatan melakukan kunjungan lapangan ke Rumah Sakit Umum Kota Tarakan (RSUKT), Rabu (16/3/2022).
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Sumarsono
“Ini sangat luar bisa, berpegaruh terhadap peningkatan kapabilitas rumah sakit. Ternyata, di daerah itu bisa diterapkan dan sudah berjalan. Kami lihat luar biasa pencapaian RSUKT dalam tiga tahu beroperasinya mereka. Bahwa sistem pelayanan kepada masyarakat Kota Tarakan sudah melalui sistim online,” beber Indra Yana kepada TribunKaltara.com.
Ia melanjutkan, memang sistem ini dibutuhkan dan diterapkan BPJS Kesehatan melayani jaminan kesehatan untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Khususnya di RSUKT, ia menilai ada gebrakan luar biasa yang sudah dilakukan manajemen. Salah satunya yakni pendaftaran online.
“Dengan sistem online, orang datang sudah tahu nomor urutnya berapa dan ada rekam medik mereka juga secara online,” bebernya.
Dengan sistem online itu, maka BPJS Kesehatan di masing-masing kantor cabang bisa melakukan pemantauan. Tujuannya dengan pantauan itu, bisa memudahkan pembayaran klaim.
“Ketika masyarakat berobat menggunakan kartu BPJS. Maka seketika dalam satu waktu lima hari klaim dari RSUKT misalnya, kami di BPJS Kesehatan selaku penjamin di Tarakan langsung bisa membayarkan klaim yang diajukan RSUKT,” ujarnya.
Baca juga: Sosok Kai Syahrial, Pria Asal Tarakan yang Wakafkan Tanahnya Gratis untuk Pembangunan RSUKT
Ini menimbulkan kesinambungan jaminan pelayanan terhadap masyarakat di Kota Tarakan.
Ia menilai lanjutnya, di Kaltara sendiri adalah pertama kali dilaksanakan dengan sistem terintegrasi dengan aplikasi online mobile JKN.
Meski lanjutnya, secara nasional sendiri, sistem online sudah menjadi program BPJS Kesehatan terlebih saat ini di kondisi pandemi.
“Jadi sejak 2020 sampai 2021, BPJS Kesehatan sudah antisipasi, kita ciptakan tanpa offline atau datang. Cukup masuk aplikasi kami di mobile JKN dia bisa lihat rumah sakit bekerja sama dengan BPJS mana kamarnya yang kosong di perawatan,” ujarnya.
Di daerah yang sudah berjalan lanjutnya seperti di Pulau Jawa, mereka bisa melihat yang ingin berobat di Jakarta, nomor antre misalnya jam berapa dijadwalkan.
“Ternyata di Tarakan Kaltara, mereka sudah bisa menerapkan sistem itu. Jadi surprise bagi kami bahwa Tarakan tidak kalah tertinggal dengan teman-teman di rumah sakit di Jawa itu,” bebernya.
Ia melanjutkan, mobile JKN memiliki banyak layanan dari pendaftaran dan keluhan. Termasuk rekam medik hanya pasien dan BPJS serta faskes yang bisa mengakses.
“Tidak bisa dibaca orang lain. Tujuannya agar sistem klaimnya tadi jelas,” urainya.
Ia melanjutkan, sejumlah layanan tadi juga sudah dikunjungi pihaknya. Ia menilai kembali kepada manajemen rumah sakit yang siap mengembangkan.
Adapun untuk kebutuhan tenaga yang disiapkan di masing-masing ruangan pelayanan dari BPJS sudah menghitung rasio kecukupan yang ada baik kebutuhan masyarakat dan faskes yang dilayani.
“Sudah sesuai, sudah dipikirkan sistematisnya. Dan memang di RSUKT sudah cukup berjalan baik. Masukannya, rumah sakit ini perlu tambahan fasilitas yang juga perlu tambahan dukungan baik dari pemerintah daerah dan Kementerian Kesehatan,” pungkasnya. (*)