Hari Paskah
Jelang Hari Raya Paskah 2022, Umat Katolik Jalani Ibadah Minggu Palma, Ini Pesan Uskup Tanjung Selor
Rangkaian peribadatan jelang Hari Raya Paskah telah dimulai. Pada hari Minggu ini, umat Katolik melaksanakan ibadah Minggu Palma.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Amiruddin
Umat Katolik akan memasuki pekan suci, yang ditandai dengan Minggu Palma sebagai kenangan peristiwa Yesus Kristus memasuki kota Yerusalem.
Adapun pekan suci dalam Katolik diawali dengan Minggu Palma, kemudian berlanjut ke Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci, dan Paskah atau Minggu Paskah.
Berawal dari masuknya Yesus ke Yerusalem inilah menjadi permulaan rentetan kisah sengsara hingga wafatnya Juruselamat di kayu salib, hingga bangkit kembali.
Dinamakan Minggu Palma karena ketika Yesus masuk kota Yerusalem menunggangi keledai, masyarakat menyambut-Nya dengan melambaikan daun palem atau palma sembari melantunkan kidung pujian.
Daun palem memiliki warna hijau, warna dari tumbuh-tumbuhan dan musim semi.
Oleh karena itu ini menjadi simbol kemenangan dari musim semi atas musim salju atau kehidupan atas kematian.
Pada dasarnya, Minggu Palma adalah kebiasaan yang diwariskan sejak abad ke-4 Masehi setiap menjelang Hari Raya Paskah.
Banyak peziarah datang ke Kota Yerusalem dan melalukan prosesi ke situs-situs bersejarah yang berhubungan dengan sengsara, kematian dan kebangkitan Yesus.
Sama seperti prosesi ziarah yang dibutuhkan untuk mengenang kelahiran Kristus, prosesi Paskah bisa memakan waktu seminggu.
Biasanya prosesi dimulai sejak Hari Minggu sebelum Hari Raya Paskah atau yang kini disebut Minggu Palem, lalu berpuncak pada Minggu Paskah.
Secara simbolis, Perayaan Minggu Palma dirayakan oleh umat Katolik dalam prosesi bersama dengan daun palma di tangan.
Biasanya umat dan pastor berarak dari suatu tempat di luar gereja menuju gereja dengan nyanyian dan doa.
Sebelumnya daun palma yang dikumpulkan pada satu tempat, diberkati oleh pastor lalu dibagikan kepada setiap umat Katolik.
Baca juga: Minggu Palma, Makna Ranting Palem dan Selubung Merah Bagi Umat Katolik, Ini Kata Uskup Tanjung Selor
Namun, karena keterbatasan daun palma, kadang-kadang umat disuruh membawa daun sendiri dari rumah dan diberkati oleh pastor.
Di beberapa gereja, jemaat membentuk daun palem menjadi bentuk salib. Daun yang digunakan pun, tidak hanya palem.