Hari Paskah
Makna Puasa dan Pantang Umat Katolik saat Jumat Agung, Bukan Berarti Tidak Makan dan Minum
Hari ini umat Kristiani merayakan Jumat Agung, sebagai rangkaian dari Tri Hari Suci menuju Paskah, umat Katolik dianjurkan puasa dan pantang.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Cornel Dimas Satrio
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Hari ini umat Kristiani di seluruh dunia merayakan Jumat Agung, sebagai rangkaian dari Tri Hari Suci menuju Paskah.
Peringatan Wafat Isa Almasih atau Jumat Agung, umat Kristiani mengenang kisah sengsara Yesus hingga wafat di Kayu Salib.
Saat itu, Yesus memikul salibnya ke Bukit Golgota, pasca dijatuhi hukuman mati oleh Pontius Pilatus.
Dikutip dari laman resmi Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia (Komkat KWI), Sekretaris Komkat KWI Romo Fransiskus Emanuel da Santo, menuliskan bahwa pada zaman Romawi salib adalah hukuman yang sangat berat.
Hanya mereka yang dinilai melakukan kejahatan berat yang akan disalib.
Akan tetapi bagi Yesus, Salib justru menjadi wujud tanggungjawab akan perutusan Allah. Dengan penyaliban, Yesus Kristus menunjukkan kasihnya kepada umat manusia.

Baca juga: Lengkap, Jadwal Misa Jumat Agung Jelang Paskah 2022 15 April 2022 di Tanjung Selor Kaltara
Tidak Boleh Makan Daging
Menurut Pastor Pembantu di Gereja Katolik St Gabriel Nunukan, Pastor Antonius Barus OFMConv, memasuki perayaan Jumat Agung, umat Katolik dianjurkan untuk berpuasa dan berpantang total.
Namun pantang dan puasa dalam hal ini bukan berarti tidak makan dan minum.
"Tapi bukan berarti tidak makan dan minum. Yang dilarang keras itu makan daging atau yang berdarah," kata Pastor Antonius Barus OFMConv kepada TribunKaltara.com, Jumat (15/04/2022), pukul 09.30 Wita.
"Pada Jumat Agung kita diminta memusatkan perhatian kita pada kisah sengsara Yesus hingga wafat di Kayu Salib. Jadi harusnya hari ini kita hanya doa dan devosi," ucapnya menambahkan.
Baca juga: Wafat Isa Almasih Bukan Hari Raya Paskah, Umat Kristiani Rayakan Jumat Agung, Simak Perbedaanya
Dalam Gereja Katolik, puasa dan pantang tidak hanya pada soal makan dan minum, melainkan lebih kepada persembahan hati dengan mengorbankan kesenangan duniawi.
"Yesus Kristus rela wafat di Kayu Salib demi menebus dosa manusia. Nah, pesan bagi kita yang sekarang apakah berani mempersembahkan diri dengan mengorbankan kesenangan duniawi.
Jadi kalau selama masa Prapaskah kita niatkan tidak merokok ya harus lakukan. Kalau niatkan makan satu kali sehari boleh, tapi ditepati.
Jelasnya hati kita selalu diarahkan pada kebaikan," ungkapnya.