Berita Nunukan Terkini

Jelang Lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah, Pedagang Bumbu Instan di Pasar Inhutani Nunukan Bermunculan

Jelang lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah, pedagang bumbu instan di Pasar Inhutani Nunukan bermunculan.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
Wagina melayani Ketua DPRD Nunukan, Rahma Leppa yang singgah membeli bumbu instannya, Sabtu (30/04/2022), siang. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Jelang lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah, pedagang bumbu instan di Pasar Inhutani Nunukan bermunculan.

Jelang lebaran, kepopuleran bumbu instan jadi meningkat, karena diburu para ibu rumah tangga.

Hal itu membuat Pasar Inhutani di Nunukan yang sebelumnya jarang ada pedagang bumbu instan, kini bermunculan di pasar.

Baca juga: Jadwal Azan Magrib di Nunukan Sabtu 30 April 2022 atau 28 Ramadan 1443 H, Lengkap Doa Buka Puasa

Wagina (50), warga Jalan Fatahillah, Nunukan Tengah mengaku jualan bumbu instan di Pasar Inhutani saat jelang lebaran.

Tiap tahun, harga jual bumbu instan milik Wagina tetap Rp10.000 per bungkus.

"Bumbu masak ini satu bungkus Rp10.000. Harganya tidak berubah dari tahun kemarin," kata Wagina kepada TribunKaltara.com, Sabtu (30/04/2022), pukul 14.00 Wita.

Adapun jenis bumbu yang dijual Wagina seperti bumbu rendang, kari, bali, soto, rica-rica, dan sop tulang.

"Paling banyak dibeli bumbu rendang, kari, dan bumbu bali," ucapnya.

Wagina menuturkan, lebaran tahun ini dirinya tak banyak membuat bumbu instan. Lantaran harga minyak goreng, utamanya produksi Malaysia terbilang mahal.

Sementara itu, kata dia minyak goreng Indonesia masih terbatas di pasaran.

Baca juga: Harga Daging Sapi di Pasar Pagi Nunukan Naik Jadi Rp 150 Ribu Perkilogram, Pembeli Tetap Ramai

"Minyak goreng mahal jadi saya buat sedikit saja. Saya pakai minyak goreng Malaysia, karena nggak dapat minyak goreng Indonesia. Harganya Rp405.000 per kotak, ukuran 1 liter. Isinya 17 bungkus," ujarnya.

Meski minyak goreng mahal, harga bumbu instan Wagina di Pasar Inhutani tidak berubah.

"Karena minyak goreng mahal, isinya saja saya kurangi. Pandai-pandai lah kita berdagang," tuturnya.

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved