Berita Daerah Terkini

Ditjen Perkebunan Minta Penerima Beasiswa BPDPKS Kembali ke Daerahnya

Program pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang didanai BPDPKS, yakni beasiswa program D1, D3, D4 berdampak baik pada pembangunan sawit.

Penulis: - | Editor: Sumarsono
HO
Webinar “Dampak Positif Program PSR, Sarpras dan Pengembangan SDM Bagi Petani Sawit “ Seri 3 dengan topik “ Pendanaan BPDPKS untuk Pengembangan SDM Sawit” yang diselenggarakan Media Perkebunan dan BPDPKS, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNKALARA.COM, JAKARTA - Program pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang didanai BPDPKS, yakni beasiswa program D1, D3, D4 pasti berdampak baik pada pembangunan kelapa sawit nasional.

Sedangkan bagi pekebun dan keluarganya, program beasiswa ini pasti ada memberikan dampak langsung.

Direktur Perlindungan Perkebunan Baginda Siagian menyatakan hal ini dalam Webinar “Dampak Positif Program PSR, Sarpras dan Pengembangan SDM Bagi Petani Sawit “ Seri 3 dengan topik “ Pendanaan BPDPKS untuk Pengembangan SDM Sawit” yang diselenggarakan Media Perkebunan dan BPDPKS, beberapa waktu lalu.

“Harapan kita lulusan progam beasiswa ini kembali ke wilayahnya, untuk membangun kampungnya, melakukan diseminasi apa yang sudah diperoleh selama kuliah kepada masyarakat di sekitar,” kata Baginda.

Harapan Ditjen Perkebunan ini tidak menutup kemungkinan mereka  bekerja  perusahaan. Di Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) ternyata saat ini 80 persen dari mahasiswa progaram D1 sudah di-booking oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Baca juga: Dana Hibah PSR Rp 30 Juta per Hektare Bisa Membantu Meringankan Beban Petani Sawit

 “Pada program D3 dan D4 saya belum tahu, nanti akan dilakukan monitoring dan evaluasi kepada masing-masing lembaga pendidikan. Jangan-jangan setahun sebelum lulus sudah banyak yang booking juga,” kata Baginda lagi.

“Tetapi harapan kami sebagai penanggung jawab bidang ini kembali dulu ke wilayah masing-masing selama 2 tahun mengabdikan diri, membangun perkebunan kelapa sawit rakyat di daerahnya. 

Bagikan pengetahuan dan teknologi yang sudah didapat kepada masyarakat sekitar. Setelah itu kalau mau bekerja di perusahaan silakan saja, apalagi kalau ada tawaran yang lebih bagus,” papar Baginda.

Alternatif lainnya adalah melanjutkan pendidikan, alumni D1 kuliah lagi di D3 atau D4, sedang D3 kuliah lagi di S1.

Bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit merupakan daya tarik utama mahasiswa penerima beasiswa.  Soal gajinya Baginda yakin pasti di atas UMR.

Sejak 2017 sampai Februari 2022 total mahasiwa penerima beasiswa 3.625 orang sedang total lulusan penerima beasiswa 1.750 orang.

Sebarannya di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP) yang sekarang menjadi Institut Teknologi Sawit Indonesia Medan 180 mahasiswa, Politeknik Kampar Riau 245 mahasiswa, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Bekasi 780 mahasiswa, Institut Teknologi Sains Bandung Bekasi 50 mahasiswa, AKPY 1.400 mahasiswa, dan Politeknik Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta 610 mahasiswa.

Tahun 2021 rekomtek yang dikeluarkan Ditjenbun untuk beasiswa ini 660 orang yaitu program D1, D3, D4 di 6 perguruan tinggi.

Sedang 2022 ditargetkan mencapai 1.000 orang. Programnya juga ditambah yaitu D2 dan S1.

Alur pendaftaran untuk program diploma sama dengan tahun lalu untuk S1 mungkin agak berbeda karena ini jalur akademis. Harus dilihat bagaimana prosesnya, siapa saja yang bisa ikut dalam program.

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved