Pilpres 2024

Koalisi Bersatu ala Golkar, PAN, dan PPP Terbentuk, Ridwan Kamil Bahas Pilpres dengan Airlangga?

Ridwan Kamil mengungkapkan, publik merespons positif pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu yang digagas oleh Partai Golkar, PAN, dan PPP.

Editor: Amiruddin
Tribunnews/Chaerul Umam
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bertemu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Minggu (15/5/2022) sore, di Rumah Dinas Widya Chandra, Jakarta Selatan. 

TRIBUNKALTARA.COM - Usai koalisi Bersatu ala Golkar, PAN, dan PPP terbentuk, Ridwan Kamil bahas Pilpres 2024 dengan Airlangga Hartarto ?

Pembentukan koalisi Bersatu ala Golkar, PAN, dan PPP belum lama ini menarik perhatian.

Tak terkecuali oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

Nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga kerap masuk dalam jajaran figur yang dianggap potensial bertarung di Pilpres 2024 berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga.

Teranyar, pertemuan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto jadi perhatian.

Pasalnya pertemuan itu terjadi tak lama usai koalisi Bersatu ala Golkar, PAN, dan PPP terbentuk.

Lantas apa yang dibahas antara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto?

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut pertemuannya dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto merupakan bagian silaturahmi seusai lebaran Idul Fitri.

Meski begitu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil turut mengomentari terbentuknya koalisi Bersatu ala Golkar, PAN, dan PPP.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan, publik merespons positif pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu yang digagas oleh Partai Golkar, PAN, dan PPP.

Hal itu disampaikan Kang Emil, sapaan akrabnya, usai bersilaturahmi dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, di Rumah Dinas Widya Chandra, Minggu (15/5/2022) petang.

"Kan ada berita koalisi nih, ini di bawah bagus responsnya, saya laporkan ke Pak Airlangga, koalisi ini responsnya sangat positif," ungkap Kang Emil.

Baca juga: Manuver Ketua Umum Golkar, PAN, dan PPP, Bentuk Koalisi Bersatu Jelang Pilpres 2024, Ulasan Pengamat

Kang Emil berharap, koalisi ini turut mendukung kepemimpinannya di sisa masa jabatan sebagai Gubernur Jawa Barat

"Tentunya dengan begitu mudah-mudahan ini juga mendukung sisa masa jabatan saya."

"Tadi Pak Airlangga sudah menyatakan Partai Golkar, ini penting supaya di sisa masa waktu saya ini Jabar-nya mantap dan lain sebagainya," tutur Kang Emil.

Kang Emil juga sempat bertemu Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) di Rumah Dinas Widya Chandra, Jakarta Selatan, sebelum bertemu Airlangga Hartarto.

Pertemuan antara Ridwan Kamil dengan Zulhas diketahui berlangsung sekira pukul 15.00 WIB.

Saat ditemui usai bersilaturahmi di rumah dinas Airlangga, Ridwan Kamil mengatakan safari yang dilakukannya dalam rangka Lebaran 2022.

"Silaturahmi itu mulia, panjang rezeki, ngurangin stres, menguatkan daya ingat, menambah imunitas, berpahala, di suasana Lebaran," bebernya.

Selain bertemu Zulhas dan Airlangga, Kang Emil juga melakukan sowan atau silaturahmi ke sejumlah pemimpin parpol dan pejabat.

"Jadi saya ke Pak siswono sudah, ke tokoh-tokoh lain sudah, lagi dicicil, tapi kan waktunya menyesuaikan lah ya. Paling punya waktu kan weekend gitu ya," terangnya.

Baca juga: Survei Charta Politika: PDI Perjuangan Menangi Pemilu 2024 di Kaltim, Ungguli Golkar dan Gerindra

Manuver Ketua Umum Golkar, PAN, dan PPP, Bentuk Koalisi Bersatu Jelang Pilpres 2024, Ulasan Pengamat

Meski Pilpres 2024 baru akan dihelat pada 14 Februari 2024 mendatang, sejumlah elite partai politik mulai melakukan kerja-kerja politik.

Sejumlah nama pun mencuat dalam survei elektabilitas dan popularitas yang dilakukan sejumlah lembaga survei.

Teranyar manuver yang dilakukan Ketua Umum Golkar, PAN, dan PPP yang melakukan pertemuan.

Ternyata pertemuan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum  PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum  PPP Suharso Monoarfa bukan silaturahmi dan halal bihalal biasa

Ketua Umum Golkar, PAN, dan PPP sepakat membentuk koalisi Bersatu jelang Pilpres 2024

Koalisi Bersatu ala Ketua Umum Golkar, PAN, dan PPP pun menarik perhatian.

Apalagi jika Koalisi Bersatu ala Ketua Umum Golkar, PAN, dan PPP itu menetapkan capres dan cawapres jelang Pilpres 2024 mendatang.

Koalisi Bersatu ala Ketua Umum Golkar, PAN, dan PPP memnatik ulasan dari pengamat politik Universitas Nasional (Unas) Robi Nurhadi.

Termasuk Pengamat politik sekaligus pendiri lembaga survei Indo Barometer, Muhammad Qodari yang ikut menanggapi Koalisi Bersatu ala Ketua Umum Golkar, PAN, dan PPP tersebut.

Ketua Umum (Ketum) Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto bertemu dengan Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dan Ketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa.

Dalam kesempatan itu, sambil berpegangan tangan ketiganya pamer slogan 'Bersatu'.

"Kita ini bertiga dan 'Bersatu', koalisi mempererat persatuan untuk melanjutkan pembangunan, nah 'Bersatu' adalah beringin, surya alam, dan baitullah," kata Airlangga kepada wartawan, Kamis (12/5/2022) lalu.

Bertemunya ketiga pimpinan parpol ini mendapat catatan khusus dari pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) Robi Nurhadi.

"Koalisi Bersatu Harapan Indonesia saat ini. Bersatunya Golkar dengan PAN dan PPP memberi harapan baru bagi terwujudnya Indonesia yang maju dan stabil," ujarnya, seperti dikutip, Sabtu (14/5/2022).

"Koalisi Bersatu bisa menjadi pilihan tepat untuk menyatukan pemilih yang pada pilpres (pemilihan presiden) 2019 terpolarisasi secara tajam," tambahnya.

Dilihat dari jumlah presentase suara, kata Robi, Koalisi Bersatu ini sudah memenuhi syarat untuk memiliki tiket pengajuan calon presiden dan calon wakil presiden pada 2024.

“Ini tentu langkah strategis yang cerdas. Golkar bersama PAN dan PPP bisa menjadi pemimpin koalisi untuk mengakomodir parpol dan kekuatan lainnya," kata Robi yang juga Kepala Pusat Penelitian Sekolah Pasca Sarjana Unas ini.

Menurutnya, dimulainya koalisi yang lebih awal ini juga memperlihatkan kepedulian Airlangga, Zulhas dan Suharso terhadap kestabilan politik.

"Langkah mereka patut diapresiasi karena memulai langkah untuk mencegah polarisasi tajam kalau pasangan Pilpres nanti hanya dua kandidat," ucap Robi.

Di tengah situasi ekonomi, politik dan keamanan global yang tidak stabil, lanjut dia, menguatkan kebutuhan akan pemimpin yang bisa menjadi stabilisator, yang mampu diterima berbagai pihak.

"Koalisi Bersatu bisa menjadi stabilisator," imbuhnya.

“Terkait yang akan diusungnya, koalisi ini diharapkan mengajukan "Capres Tengah" yang bisa menjadi stabilisator. Dunia sedang memerlukan pemimpin yang mengerti situasi keamanan dan ekonomi secara bersamaan untuk memastikan negaranya mampu bertahan melewati turbulensi global saat ini. Karena itu, kita perlu menghindari keadaan politik seperti yang terjadi di Malaysia, Myanmar dan beberapa negara di Timur Tengah sekarang," pungkas Robi yang juga Dosen Magister Politik Unas ini.

Baca juga: Siapa Azis Samual? Politisi Golkar yang Terseret dalam Kasus Penganiayaan Ketua KNPI Haris Pertama

Sekjen PAN: Tak Ada Inisiator Tunggal

Sekretaris Jenderal PAN Eddy Suparno menegaskan tak ada inisiator awal dalam pertemuan antara Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketum PPP Suharso Monoarfa, yang kemudian menyepakati koalisi untuk Pemilu 2024.

"Karena di antara para ketum ini sudah menjalin komunikasi secara reguler. Memang dalam beberapa kesempatan ini agak lebih intens dan dalam beberapa kesempatan terakhir sudah ada pembahasan yang lebih mengerucut lagi," kata Eddy dalam dialog di Polemik MNC Trijaya secara virtual, Sabtu (14/5/2022).

Pertemuan tersebut, dikatakan Eddy, awalnya hanya melaksanakan halalbihalal dalam momen idulfitri.

"Tetapi kalau dilihat dari aspek pertemuan itu tidak ada inisiatornya secara tunggal. Jadi ini semua merupakan kesepakatan ketiga ketum tersebut," ujarnya.

Meskipun tak ada kesepakatan tertulis, Eddy yakin kesepakatan verbal dari ketiga ketum tersebut daya ikatnya sangat kuat.

Lebih lanjut, legislator Komisi VIII DPR RI itu mengatakan bahwa koalisi ketiga partai tersebut ingin membangun budaya baru untuk memasuki Pemilu 2024, yakni sebuah pertarungan gagasan, ide, dan konsep.

"Bahwa sebuah kerja sama di antara parpol dibangun jauh hari sebelum ada perhelatan besar yang akan kita hadapi tahun 2024, termasuk juga di dalamnya membangun sebuah gagasan konsep yang mana konsep itu akan sudah diaplikasikan untuk mengawal pemerintahan saat ini yang akan berakhir pada 2024," ujar dia.

"Misalnya sekarang kita sudah bicara permasalahan ekonomi bagaimana menanggulangi harga BBM harga minyak goreng permasalahan yang menyangkut impor termasuk juga soal kesehatan," tambahnya.

Pihaknya tidak ingin politik identitas terjadi lagi pada 2024, karena dampaknya ke polarisasi yang semakin dalam.

"Kita semua tahu bahwa politik identitas hanya melahirkan polarisasi dan pembelahan masyarakat lebih dalam lagi, nah ini kita ingin membangun budaya baru dengan menghadirkan sebuah pertarungan gagasan ide dan konsep, jadi kurang lebih itu," tandasnya.

Baca juga: Nurul Arifin Waketum Partai Golkar Berduka, Maura Magnalia Ditemukan Tak Bernyawa di Meja Makan

Tinggal Tentukan Capres dan Cawapres

Pengamat politik sekaligus pendiri lembaga survei Indo Barometer, Muhammad Qodari, menilai koalisi Tiga Bersatu adalah bentuk koalisi yang paling konkret dan nyata. Koalisi yang diumumkan pada Kamis (12/5/2022) di Jakarta oleh Partai Golkar, PAN dan PPP dianggap sebagai komposisi yang sempurna.

“Dalam koalisi ini ada partai nasionalis, yakni Golkar, lalu partai berbasis Islam tradisional yakni PPP dan Islam modernis yakni PAN,” kata Qodari kepada media.

Qodari melihat ini adalah koalisi yang paling nyata hingga hari ini menuju 2024, karena gabungan ketiga partai itu sudah memenuhi syarat minimal pencalonan Pilpres 2024 mendatang.

Di mana bergabungnya ketiga partai tersebut memiliki kekuatan 148 kursi di DPR RI, jauh melebihi ambang batas Presidential Threshold yang hanya 115 kursi saja.

“Ini saya kira sudah sangat sempurna. Pekerjaan rumah koalisi Tiga Bersatu ini tinggal mencari figur calon presiden dan calon wakil presiden saja,” ucap Qodari.

Ia juga melihat koalisi ini sebagai inisiatif yang sangat tepat. Apalagi jika berbicara dalam hal koalisi menuju Pilpres 2024.

“Jika melihat Pilpres 2024, kita tidak lagi bicara soal popularitas individu tetapi yang lebih penting adalah syarat pengajuan dari partai politik,” ungkap Qodari.

Ia menyebut seorang tokoh atau figur yang memiliki popularitasnya setinggi apa pun tapi kalau tidak punya dukungan politik maka akan percuma saja. “Jadi ini sudah sempurna koalisi yang mereka bentuk,” tambah Qodari.

Berbicara tentang koalisi Tiga Bersatu yang akan fokus mendukung kerja Presiden Joko Widodo, bagi Qodari juga tepat dan tidak menjadi masalah.

“Dari tiga ketum partai tersebut dua diantaranya adalah menteri. Mereka menjalankan ini dalam konteks kepartaian. Ini tidak menjadi kendala, bahkan sebetulnya malah bisa membantu untuk lebih berkonsentrasi, karena PR besar koalisi itu sudah diselesaikan dari sekarang,” tutur Qodari.

Menurut Qodari yang paling rumit justru bagaimana menyusun kerja sama partainya. “Kalau sudah keluar seperti ini (koalisi) maka PR besarnya, seperti kerja sama partai, juga sudah harus selesai pula dibicarakan,” ungkap Qodari.

Baca juga: Mendadak PDIP Pasang Badan, Hasto Pagari Ganjar dari Godaan Golkar Menuju Pilpres 2024

(*)

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Ridwan Kamil: Saya Laporkan ke Pak Airlangga, Koalisi Indonesia Bersatu Responsnya Sangat Positif, https://wartakota.tribunnews.com/2022/05/16/ridwan-kamil-saya-laporkan-ke-pak-airlangga-koalisi-indonesia-bersatu-responsnya-sangat-positif
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved