Berita Nunukan Terkini

Nunukan Satu-satunya Pemilik Mesin Pengola Sampah Plastik di Kaltara, Ini Kata Pertamina Tarakan

Nunukan satu-satunya pemilik mesin pengola sampah plastik di Kaltara, ini kata Pertamina Tarakan.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
Ketua DPRD Nunukan mencoba mengoperasikan alat pengolah sampah plastik di dalam Gudang Bank Sampah Karya Bersama Mamolo, Kelurahan Tanjung Harapan, Selasa (07/06/2022), sore. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Nunukan satu-satunya pemilik mesin pengola sampah plastik di Kaltara, ini kata Pertamina Tarakan.

Kabupaten Nunukan jadi satu-satunya wilayah yang memiliki mesin pengolah sampah plastik di Kalimantan Utara (Kaltara).

Diketahui, alat pengolah sampah plastik tersebut telah diserahkan oleh pihak Pertamina Tarakan kepada mitra binannya di Kelurahan Tanjung Harapan, Kecamatan Nunukan Selatan pada 2021.

Baca juga: Belasan Kendaraan Operasional Sampah Rusak, Bupati Nunukan Asmin Laura Minta Atensi BPPW Kaltara

Bupati Nunukan Asmin Laura menunjuk ke arah alat pengolah sampah plastik di dalam Gudang Bank Sampah Karya Bersama Mamolo, Kelurahan Tanjung Harapan, Selasa (07/06/2022), siang.
Bupati Nunukan Asmin Laura menunjuk ke arah alat pengolah sampah plastik di dalam Gudang Bank Sampah Karya Bersama Mamolo, Kelurahan Tanjung Harapan, Selasa (07/06/2022), siang. (TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS)

Manager Pertamina Tarakan Field, Isrianto Kurniawan mengatakan Nunukan menjadi satu diantara 4 kabupaten/ kota di Kaltara yang menghasilkan sampah terbanyak.

Informasi yang dihimpun dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Nunukan, volume sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) per hari mencapai 15 ton. Sampah di TPA masih didominasi sampah plastik.

"Kami berikan mesin pengolah plastik ke Nunukan karena banyak sampah plastiknya. Apalagi Pulau Nunukan komoditi terbesarnya adalah rumput laut. Untuk budidaya rumput laut, petaninya menggunakan botol plastik sebagai pelampung," kata Isrianto Kurniawan kepada TribunKaltara.com, Selasa (07/06/2022), malam.

Isrianto menuturkan, mesin pengolah sampah plastik yang mereka berikan, dapat mendaur ulang sampah plastik menjadi bola pelampung ramah lingkungan yang dapat digunakan oleh petani rumput laut.

Ia berharap dengan adanya mesin pengolah sampah plastik di Nunukan dapat meminimalisir volume sampah yang masuk di TPA.

"Kalau gunakan botol plastik untuk budidaya rumput laut, kualitasnya tidak bagus. Misalnya rumput lautnya jadi kerdil. Kami tak hanya berikan seperangkat mesin, tapi juga memberikan pelatihan kepada mitra binaan kami. Alhamdulillah hasil dijadikan bola pelampung untuk dijual kepada masyarakat petani," ucapnya.

Menurutnya, mitra binaan Bank Sampah Karya Bersama di Mamolo dapat menjual hasil daur ulang sampah botol plastik.

Ke depan kata Isrianto, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap produktivitas mesin pengolah sampah plastik di Nunukan.

Baca juga: 7 Speedboat Reguler Nunukan, Hari Ini Dijadwalkan Bertolak ke Tarakan, Simak Jam Keberangkatannya 

"Dengan memasarkan hasil daur ulang mitra binaan kami dapat nilai tambah. Jadi CSR Pertamina konsepnya tidak hanya soal charity (amal) tapi memberikan dampak positif pada masyarakat. Kalau memang diperlukan mesin lagi, kami akan tambah," ujarnya.

Barang Terbuang Jadi Peluang

Terpisah, Ketua Bank Sampah Karya Bersama Mamolo di Nunukan Selatan, Habir menyampaikan, pihaknya menargetkan tiga produk yang akan dihasilkan dari mesin pengolah sampah plastik.

Seperti daur ulang sampah plastik menjadi genteng, paping blok, dan bola pelampung rumput laut.

"Tapi kami sementara ini fokus daur ulang sampah plastik jadi bola pelampung untuk dijual kepada petani rumput laut. Slogan kami, 'barang terbuang jadi peluang'," tutur Habir.

Habir menyebut satu hari mesin tersebut bisa mendaur ulang 5-10 Kg botol plastik menjadi 200 bola pelampung.

"Itupun tergantung cuaca. Dalam satu kilo botol plastik bisa dapat ena bola pelampung. Tapi kalau cuaca lagi hujan paling banyak empat bola pelampung," ungkap Habir.

Harga jual bola pelampung kepada petani rumput laut sebesar Rp13.000 per pelampung.

Selama tiga bulan beroperasi, beber Habir belum ada keluhan dari petani rumput laut mengenai bola pelampung tersebut.

"Selama tiga bulan belum ada laporan petani kalau bola pelampungnya pecah. Kalaupun pecah bawa lagi ke bank sampah, nanti kami tukarkan yang baru. Jadi jangan dibuang gitu saja," imbuhnya.

Baca juga: DLH Nunukan Minta Warga Buang Sampah Sesuai Waktu, dr Meinstar Tololiu tak Mau Selalu Ditegur Bupati

Bahkan saat ini banyak permintaan bola pelampung dari petani rumput laut.

Tak hanya itu, Habir mengungkapkan tak ada limbah yang dihasilkan dari mesin daur ulang sampah plastik tersebut.

"Banyak antrean yang mau beli bola pelampung kami. Bukan hanya di Pulau Nunukan tapi sampai di Sebatik kami sudah layani. Limbah tidak ada. Karena kami gunakan Sabun Sunlight. Sabunnya ramah lingkungan," pungkasnya.

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved