Piala Presiden
PSM Makassar Gagal ke Semifinal Piala Presiden 2022, Crossing hingga Emosi Pemain Juku Eja Disorot
Seusai skuat PSM Makassar gagal ke semifinal Piala Presiden 2022, bola crossing hingga emosi pemain Juku Eja disorot.
Kedua, sebut Syamsuddin Umar, ketika kehilangan bola dan mendapatkan serangan, lini pertahanan masih kocar-kacir.
"Kadang kala pertahanan di tengah lari ke pinggir untuk menutup, kadang dari pinggir lari ke dalam menutup".
"Dalam memainkan bola, ketika menang bola, kita juga harus mengatur ritme ketika kehilangan bola," sebut pelatih yang bawa PSM juara Liga Indonesia 1999-2000.
Ketiga, kata dia, konsentrasi, fokus dan timing. Ini yang kadang hilang ketika bermain.
"Di menit awal tidak ada konsentrasi untuk mengendalikan permainan, itu yang terjadi sehingga bisa kebobolan," ucap Syamsuddin Umar.
Keempat, crossing pemain PSM juga masih harus dibenahi.

Eks asisten Pelatih Timnas Indonesia ini menjelaskan, crossing itu bagaimana bola bisa sampai ke rekan setim, timingnya dalam mencari daerah tepat.
Sejauh ini, ia lihat, pemain PSM sekadar angkat bola, lalu berebut atau berduel.
Jika menang duel dan dapat sudah dikatakan bagus.
Padahal, bola crossing itu harus didesain betul-betul.
Bagaimana pemain berlari lalu mendapatkan bola.
Baca juga: Bagaimana Nasib Stadion Gelora BJ Habibie? Verifikator LIB akan Datangi Calon Kandang PSM Makassar
"Bola crossing itu jangan kita terlebih dahulu sampai di daerah, baru bola datang, itu pasti offside. Harus ada timing ketemu bola.
Ini harus dilatih terus. Itu dijadikan pekerjaan untuk membenahi," jelas Syamsuddin Umar.
Kelima, terkait emosional pemain. Terkadang para pemain PSM tak bisa mengontrol emosi ketika keputusan wasit banyak merugikan PSM.
Menurut Syamsuddin Umar, pemain harus tetap berpikir jernih.