UMKM Kaltara
Kisah Katarina, Pelaku UMKM di Nunukan yang Mahir Tenun Sarung dan Selendang Khas NTT
Warga Nunukan ini mahir menenun sarung dan selendang khas Nusa Tenggara Timur. Dialah Katarina, pelaku UMUM yang bakat menenunnya turunan dari ibunya.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
"Selendang dengan lebar 30 cm dan panjang 1,5 cm (satu meter lima puluh centimeter) harganya Rp 500.000.
Kalau lebar hanya belasan kisaran Rp 200.000. Untuk sarung ada harga Rp 700.000-Rp 1,2 Juta. Tergantung motif," ungkapnya.
Untuk bisa jadi sarung, Katarina butuhkan 2-3 bulan proses menenun. Berbeda dengan selendang, ia hanya butuhkan waktu paling cepat 1 minggu.
"Sarung bisa lama karena dibuat dua kali prosesnya. Selendang kalau ada permintaan buat tulisan bisa 1 bulan baru selesai," imbuhnya.
Konsumen Masih Warga Lokal NTT
Ketua kelompok tenun Floresta di Nunukan, Lorensius Pati menyebut pelanggan sarung dan selendang di tempat mereka masih sebatas warga lokal Nunukan dari etnis NTT.
Promosi hasil tenunan yang mereka lakukan selama ini melalui sosial media dan kanal berita online.
"Untuk pesanan baik sarung maupun selendang masih warta NTT lokal Nunukan. Rata-rata mereka pesan selendang," pungkas Lorensius Pati.
Saat ini ada 3 kelompok tenun Floresta. Tiap kelompok beranggotakan 5 orang.
Alat tenun yang digunakan berjumlah 5 unit. Tiga unit hasil urungan kelompok, dan dua unit lagi sumbangan dari Disperindagkop Kaltara.
Baca juga: Pesta Rakyat Simpedes BRI Kantor Cabang Nunukan, Unit Sei Nyamuk Peroleh Hadiah Grand Prize Mobil
"Sempat satu kali diikutkan dalam kegiatan pameran dalam rangka pekan daerah di Tanjung Selor. Untuk jadwal tenun di cafe tiap hari Selasa dan Jumat. Selebihnya di rumah. Hasil tenunnya disimpan di outlet cafe," terang Lorensius.
Sebagian besar ibu-ibu yang ikut dalam kelompok menenun juga membantu suami sebagai tukang kebun.
Penulis: Febrianus Felis