Berita Tarakan Terkini

Krisis Air Bersih di Tarakan, Fatkurrahman Warga Gunung Lingkas Jual Air Rp 10 Ribu per Tandon

Kemarau di Tarakan, penjual air bersih meraup keuntungan dengan menjual air, seperti yang dilakukan Fatkurrahman, warga RT 4 Kelurahan Gunung Lingkas.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Fatkurrahman, pemilik sumur bor di RT 4 Kelurahan Gunung Lingkas saat melayani pembelian air dari supir pikap. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Selain penjual air tangki atau tandon, berkah di musim kemarau sepekan terakhir dirasakan Fatkurrahman, warga RT 4 Kelurahan Gunung Lingkas Kota Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara).

Fatkurrahman selama ini dikenal warga Tarakan Timur khususnya area Gunung Lingkas sebagai penyedia air bersih dari sumber mata air yang ada di wilayah tersebut dan diperoleh dengan cara dibor di dari sumur sumber mata air lalu ditampung dalam penampungan.

Kepada awak media, Fatkurrahman mengungkapkan, rerata pelanggannya tidak hanya datang dari wilayah Timur tetapi juga dari arah Tengah dan Barat.

Baca juga: Krisis Air Bersih Kerap Berulang, DPRD Panggil PDAM Malinau Bahas Alternatif Sumber Air Baku Baru

Selama sepekan terakhir diakuinya memang para penjual air tandon atau tangka yang ditampung di pikap meninngkat drastis permintaannya.

Adapun selama ini ia tidak memberlakukan pembatasan penjualan selagi air terisi penuh dalam bak penampungan maka bisa diambil oleh pelanggannya.

“Seandai kata PDAM tidak mati pun, kalau kemarau kan tetap jalan. Tapi misalnya kalau airnya yang keluar hanya untuk 40 tangki, ya cuma segitu yang bisa dijual. Karena dari debitnya di sini ada kapasitasnya, ini kan air sumur,” aku Fatkurrahman kepada awak media.

Baca juga: Dirut PDAM Danum Benuanta Bulungan Sebut 5 Kecamatan Dapat Air Bersih, Sisanya Belum, Ini Alasannya

Ia mengakui, dalam sepekan ini terjadi antrean panjang untuk pelanggannya yang rerata penjual air tangka di pikap. Air belum terisi penuh, sudah banyak yang mengantre.

“Tidak sempat distok. Baru penuh, ada sudah datang satu tangka atau satu profil. Kemudian dinaikkan lagi. Begitu terus,” akunya.

Jika normal kapasitas yang dikeluarkan bisa sampai 60 tangki profil sehari. Namun karena kondisi kering dan bukan musim penghujan berpengaruh terhadap produksi air sumur.

“Tapi permintaan malah naik. Yang jelas lebih banyak yang datang beli karena yang tidak biasa beli jadi beli juga,” akunya.

Penjual air bersih saat mendistribusikan air ke rumah warga di Jalan Tanah Abang, Desa Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung.
Penjual air bersih saat mendistribusikan air ke rumah warga di Jalan Tanah Abang, Desa Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung. (TRIBUNKALTARA.COM/ HO-Yance)

Untuk satu tangka atau tandon atau satu profil sendiri dihargai Rp 10 ribuan kepada pelanggan penjual air tangka di pikap keliling.

Kemudian mereka (para penjual air tangki pikap keliling) yang menetapkan harga selanjutnya sampai Rp 60 ribuan ke pelanggan bergantung jarak ke lokasi pengantaran.

“Jadi Kalau sudah sampai pelanggan tergantung negonya yang bawa mobil atau armada saja. Kalau mau sekian diisikan. Apalagi kalau orang yang pelanggan PDAM, pasti ada tawar-menawar karena tidak pernah ngisi,” akunya.

Lebih lanjut dikatakan Fatkhur, harga mobil profil beda, tergantung jauh dekatnya. Semakin jauh selang yang ditarik ke rumah pelanggan, semakin mahal tarifnya. Karena memperhitungkan biaya dan operasional bensin pikap.

Baca juga: Penjual Air Bersih Untung Ratusan Ribu Rupiah, Saat Pendistribusian Air PDAM Tana Tidung Dihentikan

Namun untuk dirinya, ia hanya terbatas menjualkan air bersih dari lokasi sumur dan tidak punya kemampuan menjangkau pelanggan per rumah-rumah warga.
“Kecuali ada yang datang ambil bisa pakai selang yang ada, saya siapkan,” ujarnya.

Adapun untuk prosesnya, tidak langsung masuk ke dalam tangka mobil pikap. Masih ada proses pengolahan terlebih dahulu. Air dari sumur bor ditampung dalam bak penampungan. Selanjutnya dialirkan lagi ke penampungan lain yang lebih besar.

Kemudian setelahnya, dialirkan ke lokasi penyaringan atau filter kemudian barulah dialirkan ke mobil pikap.

“Kalau di sini diolah lagi itu. Kalau dari sumur, warnanya kalah dari air sungai. Begitu keluar sih jernih. Besoknya berubah jadi kuning keruh dan berbau. Makanya kenapa harus melalui filter atau disaring sampai bersih cukup satu kali baru bisa digunakan. Proses filter kami tidak ada pakai kaporit karena pasti bau,” jelasnya.

Ia melanjutkan, bisnis jual air bersih ini sudah dimulai sejak 2010 lalu. Saat itu juga kebutuhan air bersih cukup tinggi.
Selain pelanggan dari penjual air tangka pikap keliling, juga langganan setianya berasal dari penjual air gallon di depo pengisian.

“Mereka di sana juga ada proses filter lagi sampai bisa layak diminum,” ujarnya.

Untuk pelanggan dari depo ari gallon, sehari rata-rata hampir ada permintaan dari 10 depo. “Jadi gantian hari ini ngisi besok depo lainnya. Kalau kemarau, keluar semua mereka bersamaan. Kalau hujan, ya paling banyak dari depo gallon saja,” urainya.

Saat ini sudah ada empat bak penampungan dioperasikan. Dan satu dalam proses.

Maksimal sebenarnya yang bisa diproduksi sehari di kisaran 50 tangki sampai 60 tangki.

Baca juga: Kualitas Air Sungai Sesayap Membaik, Produksi Air Bersih PDAM Tana Tidung Dapat Beroperasi

Harganya sendiri di kondisi saat ini tetap sama dan tidak ada kenaikan tarif dipatok pihaknya.

“Saya jual ini sistemnya tolong-menolong ibarat ga ada kerja jadi ada kerja. Kasian kalau dinaik-naikkan. Kelihatannya kalau di untung tidak banyak juga mereka. Kita sama-sama kerja sama,” ujarnya.

Ia bahkan dikira warga sebagai pemilik armada sehingga banyak yang meminta dirinya segera melakukan pengantaran.

“Armada bukan milik saya. kalau armada saya punya smua bisa. Ini kan masing-masing daerah Sebengkok, Gunung Lingkas, Markoni ambil di sini. Saya tidak bisa kendalikan supirnya mau dibawa ke mana dulu. Karena armada beda, yang drop air beda,” pungkasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved