Berita Kaltara Terkini
Optimistis Bisa Rp 3 Triliun, Asumsi Nominal APBD-P Naik Rp 375 Miliar, Penjelasan BKAD Kaltara
Optimistis bisa Rp 3 triliun, asumsi nominal APBD Perubahan naik Rp 375 miliar, ini penjelasan Kepala BKAD Kaltara Denny Harianto.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Gubernur Kaltara telah menyerahkan nota pengantar Rancangan Perda (Raperda) APBD Perubahan 2022 ke DPRD Kaltara.
Dalam nota pengantar Raperda itu, APBD Perubahan diasumsikan akan naik sebesar Rp 375 miliar, dari Rp 2,4 triliun menjadi Rp 2,7 triliun.
Menurut Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kaltara, Denny Harianto, dari asumsi kenaikan itu, porsi kenaikan tersebar di sejumlah anggaran belanja.
Ia menjelaskan kenaikan angka nominal APBD Perubahan juga disokong oleh dana transfer dari pemerintah pusat.
Baca juga: UMKM Kaltara, Ide Usaha Masa Pandemi, Manisnya Peluang Bisnis Madu Kelulut, Balik Modalnya Cepat
"Kenaikan itu bervariasi ada belanja operasi, belanja modal, belanja barang jasa," kata Denny Harianto.
"Pendapatan juga naik, tapi sebagian besar dari dana transfer," ungkapnya.
Selain itu, ia mengungkapkan akan ada kenaikan tunjangan untuk guru honorer lewat skema bantuan keuangan (Bankeu) Provinsi ke kabupaten kota.
"Untuk Bankeu ada kenaikan Rp 17 miliar untuk guru-guru, jadi ditambah hingga akhir tahun," katanya.
Terkait pembahasan APBD 2023, Denny mengatakan, Pemprov Kaltara telah mengajukan Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) kepada DPRD Kaltara.
Berkaca pada kenaikan asumsi APBD Perubahan tahun 2022, ia optimis nominal APBD di tahun mendatang juga akan naik.
Baca juga: Semalam Ringkus Tiga Pelaku Judi di Bulungan, Polda Kaltara Amankan Uang Ratusan Ribu dan Alat Judi
"Kita sudah sampaikan KUA-PPAS, asumsi pendapatan masih seperti tahun lalu, tapi kita masih menunggu DIPA untuk TKDD dari pusat, kalau pendapatan bertambah otomatis belanjanya juga bertambah," katanya.
"Kami optimis naik, kalau perubahannya saja bisa Rp 2,7 triliun, kita optimistis bisa Rp 3 triliun," tuturnya.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi