Berita Nunukan Terkini
Fenomena Badut Jalanan Bermunculan di Nunukan, Sebagian Anak Usia SD Akui Demi Biaya Sekolah
Sampai ada yang memilih untuk tidak sekolah, fenomena badut jalanan bermunculan di Nunukan, sebagian anak usia SD akui demi biaya sekolah.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
"Paling sedikit saya dapat Rp70 ribu tiap hari. Jadi saya bagi dua dengan bos. Saya dapat Rp35 ribu dan bos dapat segitu juga. Paling banyak Rp100 ribu dan bagi dua dengan bos. Kalau pulang rumah saya berikan kepada mama saya. Nanti pergi sekolah baru mama berikan jajan Rp5 ribu," ujar Aslan.
Nabung Untuk Beli Handphone
Selain untuk biaya sekolah, Aslan menuturkan dirinya juga menabung lewat mamanya agar bisa membeli handphone.
"Saya tidak tahu jumlah tabungan sudah berapa. Semua sama mama. Saya mau tabung beli handphone juga," tuturnya.
Selama bekerja, Aslan menyampaikan dirinya sulit membagi waktu untuk belajar baik di rumah maupun di sekolah.
"Pulang malam ngantuk tidak sempat belajar. Di sekolah juga sering ngantuk. Guru tau kalau saya kerja tapi pesannya kepada saya asal tetap sekolah," ungkapnya.
Baca juga: Berangkat dari Pelabuhan Liem Hie Djung, Berikut 7 Jadwal Speedboat Kaltara Rute Nunukan-Tarakan
Putus Sekolah
Menurut Aslan ia tak sendiri menjadi badut jalanan, melainkan bersama 5 anak seusianya.
Diantaranya ada seorang anak perempuan kelas IV SD.
"Ada satu teman saya perempuan kelas IV SD yang juga jadi badut. Bahkan teman sekolah saya kelas VI sampai berhenti sekolah. Dia bilang mau kerja jadi badut saja," imbuhnya.
Penulis: Febrianus Felis