Berita Bulungan Terkini
Bayi Bulungan Meninggal di Makassar karena Gagal Ginjal Akut, Orangtua Utang buat Pulangkan Jenazah
Bayi berusia 4 tahun asal Bulungan, Kalimantan Utara meninggal dunia di salah satu rumah sakit di Makassar karena gagal ginjal akut.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Sumarsono
TRIBUN KALTARA.COM – Bayi berusia 4 tahun asal Bulungan, Kalimantan Utara meninggal dunia di salah satu rumah sakit di Makassar karena gagal ginjal akut.
Kesedihan yang dialami orangtua bayi tidak hanya harus kehilangan sang buah hati, namun juga harus menanggung utang untuk biaya memulangkan janazah menggunakan pesawat.
Bak jatuh tertimpa tangga demikian perasaan yang dihadapi oleh orangtua bayi GA, yakni Daning Angga.
Usai menghadapi kenyataan pahit mengetahui anak ketiganya meninggal dunia akibat gagal ginjal akut, Daning Angga harus menghadapi masalah baru.
Dia mengaku kaget bukan kepalang tatkala diharuskan membayar biaya kargo untuk pengiriman jenazah anaknya dari Makassar menuju Kalimantan Utara.
Biaya yang harus ditebus tak sedikit, nominalnya mencapai Rp 23 juta.
Baca juga: Sempat Dirawat di Makassar, Balita Alami Gagal Ginjal Akut Meninggal, Dimakamkan di Bulungan
"Setelah meninggal pihak rumah sakit langsung serahkan ke ambulans kargo tanpa ada penjelasan.
Tidak diinfokan terlebih dahulu biayanya sekian-sekian. Saya kaget sekali tahu Rp 23 juta, dan ini saya ada dokumennya," kata Daning Angga melalui sambungan telepon, Jumat (11/11/2022).
Dengan biaya sebesar itu, Daning terpaksa harus utang ke sana kemari demi membayar biaya kargo untuk pemulangan jenazah anaknya.
Meskipun keluarganya turut membantu memberikan pinjaman agar biaya kargo dapat ditebus. "Stress saya, saya cari pinjaman ke adik-adik saya, dan adik saya juga cari ke teman-temannya, akhirnya bisa pulang itu," ucapnya.
Kini Daning Angga berharap, pemerintah daerah dapat memberikan bantuan, sehingga beban yang dipikulnya dapat diringankan.

"Untuk pemulangan ini belum, saya minta dibantu, tidak apa-apa tidak semua, yang penting bisa meringankan beban saya ini karena saya orang susah," harapnya.
Sebelumnya diberitakan, Dinas Kesehatan atau Dinkes Bulungan mengonfirmasi bayi berusia 4 bulan atas nama GA meninggal dunia pada Senin (7/11) lalu di RSUD Wahidin Sudirohusodo, Makassar.
GA dirawat sejak 26 Oktober lalu akibat penyakit gagal ginjal akut dengan gejala demam dan urin yang berkurang.
Kondisi Menurun
Lebih lanjut, Daning mengungkapkan kisahnya saat mendampingi anaknya yang terbaring sakit.
Sebelum dinyatakan mengidap gagal ginjal akut, bayi usia 4 bulan itu sebelumnya sempat mengalami demam, dehidrasi hingga BAB yang cair.
Ia menyampaikan, GA sempat mengonsumsi obat sirup cair agar demam turun, dia mengakui GA hanya sekali mengonsumsi obat sirup, tetapi kondisi anaknya semakin menurun.
Karena itu Daning melarikan GA ke RSUD Soemarno Sosroatmodjo, Tanjung Selor.
Namun karena kondisinya semakin menurun akhirnya GA dirujuk ke RSUP Wahidin Sudirohusodo, Makassar.
Menurut Daning, sejak dirawat di Makassar kondisi buah hatinya tak kunjung membaik.
Baca juga: Biaya Kargo Rp 23 Juta, Orangtua Balita yang Meninggal Gagal Ginjal Akut Bingung, Utang Sana-sini
"Dari awal berangkat kondisinya semakin menurun tidak membaik. Semakin lama semakin menurun, perawatannya diinfus-infus begitu injeksi," kata Daning Angga.
Setelah 12 hari dirawat di Makassar, Daning Angga harus menghadapi kenyataan pahit, sang anak dinyatakan meninggal dunia.
Saat hendak berangkat ke Makassar, Daning mengatakan tak ada pihak Dinkes Bulungan yang menghubungi dirinya untuk membantu.
Ia mengatakan bantuan saat berangkat ke Makassar diberikan oleh pihak Bagian Kesra Pemkab Bulungan dan juga dari Baznas.
"Dinkes Bulungan itu dari awal anak saya sakit belum ada hubungi saya sama sekali. Waktu itu saya ke Baznas untuk minta bantuan saat berangkat," ujarnya.
Daning berharap pemerintah dapat membantunya, sebab biaya pengiriman jenazah buah hatinya membutuhkan dana yang tak sedikit.
Total uang sebesar Rp 23 juta harus ia keluarkan agar pengiriman jenazah sang anak dari Makassar ke Kaltara lancar.
"Saya minta diringankan berapapun yang dikasih saya terima, biar saya bisa ringan," harapnya.
Menurut Daning, dirinya sudah menghubungi pihak Dinkes Bulungan agar dapat dibantu terkait biaya pengiriman jenazah. Bantuan itu pun ia harap dapat segera ia terima.
"Kalau dari Pak Jokowi kan infonya penyakit ini digratiskan memang BPJS itu digratiskan, tapi pengiriman jenazah itu saya yang bingung.
Baca juga: Update Balita di Tarakan Meninggal Diduga Gagal Ginjal Akut, Obat Sirup yang Diminum Dikirim ke Lab
Saya sudah hubungi dr Velix (Kabid P2P Dinkes Bulungan) lalu dia bilang akan dibicarakan, katanya proses tapi belum tahu kapan," kata dia.
Dibantu Lewat Bagian Kesra
Sementara itu, dikonfirmasi Dinkes Bulungan menyampaikan bantuan terhadap keluarga GA diberikan oleh Bagian Kesra Pemkab Bulungan.
"Sebenarnya sudah dibantu Kesra untuk saat pemberangkatan kemarin dan pemulangan jenazah," kata Sekretaris Dinkes Bulungan, Ida Bagus Sidha Raharja, Jumat (11/11).
"Mungkin prosesnya saja, kalau belum cair belum dibayarkan saya tidak tahu, tapi Bagian Kesra sudah komitmen," ungkapnya.
Menurutnya, Dinkes Bulungan sudah mengupayakan penanganan GA dari sisi kesehatan, seperti melakukan rujukan ke rumah sakit di Makassar.
"Untuk dari kesehatan kan sudah kita upayakan, artinya bukan kewenangan kami untuk mengurus biaya itu," kata dia.
Senada, Kabid P2P Dinkes Bulungan Velix T Sima mengatakan instansinya melakukan upaya cepat agar GA segera tertangani.
Sebelum dirujuk ke Makassar, ia mengatakan sempat mengupayakan agar GA dirujuk ke sejumlah rumah sakit yang ada di Kaltim.
"Kami sudah upayakan, karena ke Tarakan tidak sanggup, maka ke Samarinda dan Balikpapan, tapi penuh, jadi dilarikan ke Makassar jadi memang sudah kita upayakan," ujar Velix T Sima.
Menurut Velix, dengan dirujuk ke RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar, seharusnya GA mendapatkan perawatan maksimal.
Ia menyampaikan penanganan di RSUP seharusnya dapat lebih maksimal karena fasilitas yang tersedia yang lebih memadai.
"Karena itu RS Pusat seharusnya sudah diberikan obat itu, tetapi kami juga belum dapat resume perawatannya itu. Tapi dengan gejala itu, infonya sudah masuk stadium 3," kata dia. (Maulana Ilhami Fawdi)
Berita menarik Tribun Kaltara lainnya baca di Google News atau Google Berita